Happy Reading.
*
Tubuh Aliya melengkung kuat saat Jimin semakin menggila dengan sentuhanya. Aliya dibuat kehilangan akal karena tangan Jimin. Kondisinya yang hanya menggunakan bra dan CD saat ini sudah cukup menjelaskan semuanya. Aliya bahkan hanya bisa menutup rapat mulutnya agar tidak ada yang mendengar desahannya. Mereka bukan berada dihotel yang mewah, hanya sebuah motel kecil dengan kondisi yang dibilang sederhana. Kasur lantai dengan satu bantal dan selimut yang sudah terlempar dari tadi oleh Jimin.
Mereka terlalu gila hingga berani melakukanya ditempat sederhana seperti ini. Aliya bahkan tidak tau sampai kapan ia bisa menutup mulutnya. Sementara Jimin masih sibuk dengan kenikmatan yang tengah ia rasakan. Bibir dan tanganya masih bergerak agresif ditubuh sintal istrinya. Jimin sudah cukup menahan diri dan Jimin tidak akan menahannya lagi.
"Janghn Disituhbh jhimn" Aliya berusaha menginstruksi Jimin yang akan bermain dengan telinganya. Aliya tidak akan sanggup menahan jeritannya jika Jimin benar-benar menyentuh telinganya.
"Wae?" Tanya Jimin menatap Aliya.
"Jangan telinga. Aku takut aku akan berteriak" Jimin justru menyeringai dan menyerang telinga Aliya dan benar saja saat bibir Jimin sampai didaun telinganya, Aliya sontak berteriak.
"Jhim~~~" Aliya membekap kuat mulutnya saat Jimin benar-benar menjilati telinganya.
"Hem" lidah Jimin bahkan dengan berani menelusup kedalam telinga Aliya.
"Geumanhaeehh" Aliya benar-benar tidak tahan dengan siksaan Jimin.
"Jangan menahanya Nyonya Muda atau aku akan semakin ganas dan tidak akan melepaskanmu" Jimin menyingkirkan tangan Aliya dan meraub bibir Aliya dalam ciuman panas. Memaksa lidahnya melesat masuk dan menarik lidah Aliya agar masuk dalam mulutnya.
"Ehphh~~~" tangan Aliya mengalung dileher Jimin dan membuat ciuman mereka semakin dalam. Sementara tangan Jimin mulai bermain dengan dada Aliya yang masih terbungkus dengan bra warna coklat.
Meremasnya dengan gemas dan membuat Aliya memekik dalam ciuman mereka. Jemari Jimin bergerak kebelakang untuk mencari pengaitnya, setelah menemukan yang dicarinya Jimin langsung membuang bra Aliya kesembarangan arah. Jimin melepaskan pagutanya dan menatap berapi kearah Aliya yang sudah sangat lemas.
"Susui aku" Aliya menggeleng pelan tapi Jimin justru memasukan Nipple-nya kedalam mulut panas Jimin.
"Jhimm~~~" menghisapnya seperti bayi yang sedang kelaparan dan menggigitnya dengan gemas.
"Ah! Jhimn" Aliya mendesis kuat saat lidah Jimin semakin menjadi dengan Nipple-nya apalagi tangan Jimin juga sudah sampai di daerah selangkangannya.
"Kau membuatku gila sayang" Jimin bangkit dari posisinya dan melepaskan pakaiannya dengan cepat. Kembali menunduk dan memanggut bibir Aliya dengan ganas.
"Uhm~~" ciuman Jimin turun keleher dan kembali membuat tanda dileher Aliya. Meringsut kebawah dan mengecup dada Aliya. Menghisap kuat daerah atas dada Aliya dan turun kebawah, mengecupi perut Aliya dengan rakus lalu turun pada daerah inti Aliya yang masih terbungkus kain segitiga yang berwarna coklat pudar tersebut.
"Aku sudah sangat tidak tahan sayang" Jimin melepaskan celana dalam Aliya dan menciumi rakus daerah inti Aliya.
"Ah! Jim" Aliya meremas kuat rambut Jimin. Sampai kapan Jimin akan menyiksanya? Ia sudah sangat tidak tahan.
"Ahhh!" Tubuh Aliya lemas setelah mendapatkan pelepasannya yang pertama. Sementara Jimin membersihkan cairan Aliya dengan rakus dan menelan semua. Bangkit dari posisinya dan menyentuh Junior-nya yang sangat tegang. Memijatnya pelan dan mengarahkanya kedalam tubuh Aliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fans!! 18+ ✔️
Fiksi PenggemarBayangan masa lalu dan harus dihapus, karena kau hidup bukan untuk masa lalu. Jimin