MAYA
Maya merapatkan jaket, dia berlari setengah merunduk. Angin bulan November mulai membawa hawa dingin Desember. Udara membeku, temperature menurun drastis. Tak heran jika salju bisa tiba-tiba turun. Maya menengok jam tangannya, jam 11.45, dan tiba-tiba menggigil ketika angin meniup tengkuknya yang terekspos karena hoodie jaketnya terbuka. Dia mengurai ekor kudanya dan menggunakan rambut untuk menutupi tengkuknya. Tali hoodie dia kencangkan dan setengah berlari dia cepat-cepat masuk ke lobby apartemennya.
Penjaga malam tua yang terkantuk-kantuk nampak kaget saat Maya masuk lobby gedung dia menundukkan kepala kearah Maya. Maya memencet tombol lift lantai kamarnya dan membungkukkan badan membalas. Kamar Maya terletak di lantai 6, cukup tinggi dengan jendela balkon menghadap ke lapangan bola sekolah menengah di sebelahnya. Menguntungkan karena pemandangan yang luas sekaligus menyebalkan ketika musim pertandingan sepakbola karena suara gemuruh suporternya yang mengganggu.
Tingg!
Pintu lift terbuka dan dia menyusuri koridor yang dingin. Lampu diujung berkelip-kelip, dia segera memasukkan kode kunci pintu dan masuk kamarnya. Apartemennya terasa dingin, dia mengatur suhu pemanas dan menanggalkan jaketnya. Menunggu kamar menghangat, Maya mencuci muka dan menggosok gigi. Maya menggosok gigi dan menatap bayangannya dicermin wastafel. Mata bulat dengan bulu mata dan alis tebal menatapnya kembali. Hidung Maya membulat kecil, hidung yang membuat Maya minder karena semua anggota keluarganya berlereng hidung tinggi, muka tirus dengan tulang pipi tinggi yang akan langsung terlihat cekung ketika dia kehilangan berat badan beberapa kilo. Maya buru-buru berkumur dan membasuh muka, rambut coklat sebahunya diikat menjadi satu dipucuk kepala. Kamar sudah menghangat ketika Maya keluar dari kamar mandi. Dia menanggalkan pakaian kotor dan memasukkannya ke mesin cuci. Hanya memakai pakaian dalam dia membuka lemari mencari sweater dan celana olah raga untuk tidur. Tubuh Maya ramping, tidak kurus, hasil rutin jogging ditopang dengan tinggi 165cm. Maya meloloskan sweater biru langit yang lembut melalui kepalanya dan memakai celana olahraga warna senada. Dia menyalakan laptop dan log in email, ada beberapa email baru salah satunya dari rumah. Dikirim 30 menit lalu, berarti saat dia dijalan.
From : Mistercrab@yomail.com
Subject : Annyeong Koreyah
Mbak wooooii,
Jadinya kapan pulang ke Indo? Dijemput di Jakarta apa langsung ke Jogja? Jangan lupa reply kapan mau videocall Bapak sama Ibuk. Dah nanyain terus sampai bosen le njawab. Hahaha
Minggu depan aku ekspedisi masuk hutan, 10 hari doang. No signal ya Sis. Gausa kangen gausa nyariin. Bales pesan Bapak Ibuk ke WA Bapak kapan hari dan jam vidcallnya. Bapak udah uring-uringan takut anak gadisnya ga pulang-pulang. Hahahha
See ya Mbak, jangan lupa pesenanku. Bawain Krystal f(x)
Cipoxs,
Ben
Maya tersenyum, membaca email dari Ben, adiknya. Bahasa email Ben seperti ketika dia berbicara. Lugas, suka-suka dan semau dia. Maya mengarahkan kursornya ke tombol reply
From : mayala@mail.com
Re: Annyeong KoreyahKepiting!
Masuk ke hutan mana besok ekspedisinya? Hati-hati. Kabari begitu udah dapat signal. Jadwal vidcall udaah aku WA ke Bapak ya.
Mbak sudah issued tiket tanggal 3 Januari. Pesawatnya langsung nyambung ke Jogja. Nanti mbak kabari jam berapa sampai sana. Jangan kemana-mana, awas aja kalau mendadak ada ekspedisi. Miss you tauk!
About titipan, males ah bawain Krystal, takut kesaing. Hhahaha. Aku bawain Oppa aja ya? Kakak ipar buat lo, katanya Bapak pengen mantu?
Cipoxs genti,
Miss Girly
Sent!
Maya menghela napas, tidak terasa ini sudah bulan-bulan terakhir dia tinggal di Korea. Sudah 2 tahun sejak dia meninggalkan Indonesia karena dikirim untuk pelatihan di DreamBig Entertainment, Head office dari DreamBig Indonesia. Gelombang hallyu semakin kencang sejak tahun 2010, banyak agency Korea yang mulai melirik Indonesia untuk pasar dan mencari bibit baru. Bisnis awalnya hanya distribusi CD, merchandise, mengelola fandom dan mengurusi konser semua artis DreamBig saat konser di Indonesia. Karena muncul gerakan nasionalisasi, DreamBig Indonesia mulai merekrut trainee Indonesia untuk dilatih menjadi idol, actor, dancer, mc dan lainnya. Ditahun ketiga Maya bergabung dengan DreamBig Indonesia, dia terpilih untuk dikirim ke head office. Trainee Business Development yang dilatih untuk menjadi Rookie di agency, begitu julukannya. Kalau trainee direkrut untuk menjadi idol, dia malah harus belajar semua system bisnis HO untuk nanti bisa diaplikasikan di Indonesia. Maya tersenyum kecut mengingat beratnya saat awal dia pindah ke Korea. Dia bersyukur masa 2 tahunnya akan segera selesai dan dia bisa kembali ke Indonesia segera.
Maya mematikan laptopnya dan bersiap tidur. Dia menyusupkan badan ke dalam selimut dan mematikan lampu. Hp di nakas sebelah tempat tidur menyala tanda ada pesan masuk. Maya sudah separuh ke perjalanan mimpi. HP itu kembali padam.
================================
Hollaaa
Baru ini coba bener-bener bikin fanfiction yang dari awal sudah disusun konfliknya dengan ending yang sudah dipikirkan juga.
Awalnya mau diposting di awal tahun biar jadi project tahun depan aja. Tapi entah kenapa pikiran tentang uri leader ini di tahun-tahun mendatang malah terus memanggil-manggil. Akhirnya gemas sendiri dan jadilah...
Belum kepikir endingnya akan happy end atau sad end (ada ide?)
Semoga entar ga baper2 sendiri mengingat kalo ngetik gemas banget rasanya 😁
YOU ARE READING
2!3! It's OK
RandomBekerja di perusahaan impian dan bermasa depan cerah, Maya siap untuk kembali ke tanah air. Interaksi intensnya dengan Leader Bulletproof, Kim Namjoon, telah membuat masa depan Maya berubah drastis. Sayangnya subject pelaku tidak menyadari bahwa apa...