MAYA
Maya mengeratkan tali sepatunya, dia mengatur smartwatchnya untuk mengukur kalori dan jarak tempuh lari. Headset yang dia pasang di telinga menguarkan lagu Bulletproof masa awal debut. Musik dengan ritme beat up yang biasa menemani jogging paginya.
Sabtu pagi itu dia mengenakan jumper dan training pink, udara masih dingin dan menunjukkan jam 6.00. Dia melakukan stretching untuk mengusir hawa dingin dan mulai berlari, tujuannya adalah taman kota yang terletak 4 blok dari apartemennya. Maya mengatur ritme larinya, dia sengaja mengambil jalan memutar untukmemperlebar jarak tempuh. Setelah berlari lebih dari 3 km tanpa berhenti, Maya merasakan keringatnya bercucuran. Dia memotong jalur pendek, menyusuri dua gedung apartemen menuju taman dan mampir ke mini market di depannya. Setelah mengambil 1 botol air mineral dia menuju kasir dan merogoh kantong celananya. Maya baru teringat dia lupa membawa kartunya.
"Mianhe, sepertinya saya lupa membawa kartu" Maya menatap kasir salah tingkah.
Pria paruh baya di kasir hanya menatapnya acuh.
"Saya yang akan membayarnya Ahjussi" tiba-tiba sosok tinggi mengenakan jaket bertudung ada disebelah Maya dan berniat membayarkan air mineralnya.
"Eh" Maya kaget "Tidak usah, benar benar tidak perlu" Maya buru-buru keluar dari minimarket dan meninggalkan begitu saja . Maya tidak mau berhutang budi, apalagi dia tidak mengenal sosok bertudung tadi. Kalau dia jahat bagaimana? Hiiyyy....! Maya bergidik. Sepertinya dia harus berlari 2 km lagi untuk kembali ke apartemennya dengan menahan haus. Untung cuaca sedang dingin, kalau ini terjadi saat summer bisa-bisa dia pingsan di jalan karena dehidrasi. Bodoh banget sih! Maya mengetok kepalanya.
"Maya-ssi"
Maya menengok kaget, pria tinggi bertudung jaket tadi ternyata mengenalnya. Dia memakai masker, badannya tinggi menjulang. Maya berdiri mematung mengingat-ingat apakah dia mengenalnya, kepalanya meneleng, hal yang biasa dia lakukan dengan spontan saat berpikir atau mengingat-ingat.
Pria itu membuka maskernya ketika sudah berjarak 1 meter dari Maya. "Ah, Kim Nam Joon-ssi" Maya mendesah lega.
Namjoon tersenyum memperlihatkan wajah tanpa make up stage yang malah mempertegas matanya yang segaris dan rahang tajam yang diperlembut lesung pipi. Benar-benar kontradiktif. Namjoon memasang kembali maskernya, agar tidak dikenali.
"Air?"Namjoon mengulurkan botol air mineral
"Gomawoyo" Maya menerima dan langsung membuka tutup botol. Dia menenggak hampir separuh botol, ah peduli setan didepan saya idol yang paling di cari di dunia. Haus euy. "Saya lupa membawa dompet saya, saya akan menggantinya lain kali"
"Tak perlu, anda tinggal di sekitar sini?"
"Tidak saya akan membayarnya, dan tidak... saya tidak tinggal disekitar sini. Tapi biasa jogging menuju taman itu. Anda sendiri?"
"Apartemen saya digedung itu. Dorm sepi, semua sedang liburan" Namjoon menunjuk ke gedung apartemen bercat putih yang menjulang di seberang taman. Mereka berjalan beriringan menuju taman.
"Darimana anda tahu nama saya?" Maya bertanya penasaran
"Maknae line"
"Ah, Taehyung, Jimin atau Jungkook?"
"Ketiganya" Namjoon terkekeh
Maya tersenyum, hmm ketawa leader Bulletproof ini menular juga walau mukanya tertutup masker hitam khas idol.
"Mereka bertiga selalu merengek untuk ikut ke DreamBig Indonesia. Noona-ya bawa aku ke kantor sana kalau Noona pulang ke Indonesia" Maya memutar bola matanya. Namjoon tertawa.
"Iya, sekarang mereka sedang liburan ke Bali"
"Namjoon-ssi tidak liburan?" Maya bertanya
"Tidak, keluarga saya sedang ditempat nenek saya. Jadi tidak ada gunanya pulang. Saya juga tidak bisa ikut karena ada beberapa pekerjaan"
"Ah, I see"
"Maya-ssi..."
"Berhentilah berbicara formal dengan saya, saya lebih muda 1 tahun dari anda"
"Ahhh darimana anda... eh kamu tahu?" Namjoon cepat-cepat meralat.
"Ada masa Namjoon-ssi adalah bias saya" Maya tersipu
"Really?" Mata Namjoon membelalak tak percaya, hanya itu yang bisa dilihat Maya dari total keseluruhan profil leader Bulletproof itu yang saat ini seperti tenggelam dalam buntalan long coat dan masker.
"Sure, when Bulletproof debuted. You guys are the reasons why I joined DreamBig"
"Kami sangat tersanjung" Namjoon membungkuk dengan gaya kocak. Maya tersenyum.
"Tapi sekarang melihat kelakuan kalian, biasa aja tuh" Maya mengerlingkan mata
Namjoon tergelak "Kita lihat, apakah aku akan kembali menjadi biasmu"
"Hwaiting Kim Nam Joon-ssi, Me see you!"
Tanpa terasa mereka sampai di depan gedung apartemen Nam Joon.
"Saya pamit pulang dulu" Maya hendak pergi
"Boleh saya temani?"
Ditemani idol? Aset DreamBig. Waduh bisa-bisa ketemu sesaeng dijalan malah repot.
"Tidak usah, hanya 15 menit jalan kaki dari sini. Saya pulang sendiri" Maya menolak
"Baiklah, hati-hati dijalan" Namjoon berjalan ke pintu gedung dan berbalik "Ah kamu tidak pakai jaket tebal, cepatlah lari dan masuk apartemen. Jangan sampai hipotermia"
Maya mengangguk, melambaikan tangan berbalik dan berlari pulang.
YOU ARE READING
2!3! It's OK
RandomBekerja di perusahaan impian dan bermasa depan cerah, Maya siap untuk kembali ke tanah air. Interaksi intensnya dengan Leader Bulletproof, Kim Namjoon, telah membuat masa depan Maya berubah drastis. Sayangnya subject pelaku tidak menyadari bahwa apa...