1

27 2 1
                                    

Vomment juseyo●︿●



~




















Anna dan teman-temannya sedang mengantri untuk memilih ketua OSIS yang baru. Baru saja Anna akan melangkah, tiba-tiba ada yang mendahuluinya. Otomatis Anna tidak jadi melangkah. Ia hanya bisa menyumpah serapahi orang yang berada di depannya sekarang. Dengan keberaniannya yang hanya secuil, ia menepuk pundak lelaki yang ada di depannya.

"Kak maaf tapi sekarang giliran aku." ucap Anna pelan.

Laki-laki itu berbalik dan menatap Anna tajam. Anna yang ditatap seperti itu langsung menciut, tak berani menatapnya lagi.

'Ebuset serem bener mukanya'

"Eh sorry ya, saya buru-buru soalnya. Gak papa kan?"

Anna terkejut bukan main. Ternyata wajah dan sikapnya sangat bertolak belakang. Sikapnya sangat sopan. Tapi tetap saja wajahnya menyeramkan.

"I-iya kak gak papa." ucap Anna masih sambil menundukkan kepalanya.

"SELANJUTNYA!"

"Terimakasih. Nama saya Hwall."

Kemudian Hwall pergi setelah berterimakasih dan menyebutkan namanya. Anna jadi deg-degan sendiri. Apakah?

"Na, lo tadi ngomong sama siapa?" tanya Felix.

"Sama Kak Hwall."

"Kak Hwall?" tanya Felix balik. Laki-laki itu merasa familiar dengan nama tersebut.

"Iya, kenapa emang lix?" ucap Anna sambil membawa kertas yang akan ia coblos.

"Perasaan kakak kelas kita gak ada yang namanya Hwall deh." ucap Felix.

"Ah lo nya aja kali yang emang gak tau. Atau emang dia orangnya tertutup makanya lo gak tau."

"Coba orangnya yang mana?"

Anna celingukan mencari Hwall. Tetapi ia tidak menemukannya. Mungkin sudah pergi.

"Kayaknya udah pergi deh lix soalnya dia tadi buru-buru gitu makanya nyelip di depan gue."

"SELANJUTNYA!"

Felix mendorong Anna yang masih saja celingukan, "giliran lo tuh."

Anna segera maju ke depan. Ia bingung harus memilih yang mana. Setelah mengucapkan bismillah, Anna memantapkan hatinya untuk menyoblos salah satunya.

'semoga orang yang aku pilih, menjadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab. Aamiin.'

Anna mengusapkan kedua tangannya ke wajah lalu berjalan ke tempat dimana kertas itu dimasukkan yang nantinya akan dihitung sebagai suara. Sebelum benar-benar keluar dari tempat tersebut, Anna disuruh untuk mencelupkan salah satu jarinya di tinta ungu. Sudah seperti mencoblos presiden saja.

Anna memutuskan untuk pergi ke kelas sendirian tanpa berniat untuk menunggu Felix terlebih dahulu. Ia tahu jika Felix sudah bersatu dengan teman sepergenkannya, ia akan lupa pada Anna. Makanya ia langdung pergi ke kelas.

Ia berpas-pasan dengan Jeno, masa lalunya. Iya mantan. Manusia hutan.g

"ANNA!" yang memanggil bukan Jeno melainkan seorang lelaki jangkung yamg sedang berlari ke arahnya sambil membawa sebuah minuman. Anna tebak pasti flor*dina.

Ketika laki-laki itu sudah berada di depannya, ia melihat botol yang sedang di genggam laki-laki itu. Dan tebakannya tidak pernah meleset.

"Hai Alin!"

"Gue cariin juga, taunya lagi berduaan sama mantan."

Anna menatap Guanlin tajam. Tapi yang ditatap malah cuek bebek gitu. Malah memperhatikan sekitaran dan mencoba tebar pesona ke setiap perempuan yang lewat.

Merasa tidak dianggap keberadaannya, Jeno melangkahkan kakinya dan menjauh dari kedua orang itu. Anna menghela nafasnya lega. Sungguh berada di dekat orang itu, ia sekarang merasa tidak nyaman dan canggung.

"Ih Alin, tobat kek godain cewek mulu. Kena azab tau rasa." Anna greget sendiri melihat Guanlin. Padahal itu cara gombal yang kuno banget tapi tetep aja perempuan yang digoda sama Guanlin pasti senyam-senyum.

"Allah mana tega ngasih azab ke orang ganteng cem gue ini."

"Ngawur ah, kelas kuy ngadem."

"Kelas lo?"

"Iyalah. Mana ada kelas lo punya AC."

"Menghina lo ya. Gitu-gitu juga kelas unggulan."

"Terserah lo deh. Mentang-mentang isinya orang pinter semua."

Anna berjalan mendahului Guanlin. Kalo nunggu dia lama. Sama lamanya kayak nunggu Felix. Bedanya kalo Guanlin tuh lama gara-gara ngegodain cewek mulu. Gak habis pikir emang, dulu bundanya ngidam apa ya. Apa jangan-jangan ngidam matematika, kebanyakan modus.

"ASTAGHFIRULLAH, LAI GUANLEEEEN!"

🍚🍭

Gue memutuskan buat ngubah genrenya dari tf jadi ff setelah sekian lama bersemedi.g

Eh sumpah ya nama Hwall kebayang mulu (╥﹏╥)

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang