Februari, 2014
Seperti hari-hari biasanya aktifitasku adalah pergi ke sekolah. Aku bersekolah di salah satu SMA Negeri di kota Pacitan, sekolah yang sama dengan tempat mas Bumi merampungkan pendidikan SMA nya.
Namun, hari ini ada yang sedikit berbeda. Tahun ini adalah tahun terakhir ku berstatus sebagai siswa SMA dan ini juga semester terakhirku di kelas XII. Akhirnya informasi mengenai pendaftaran perkuliahan mulai disampaikan oleh wali kelas ku. Beliau menjelaskan secara rinci mengenai cara-cara dan juga persyaratannya.
Aku sempat bingung saat mendengarnya, dan ada perasaan yang belum siap untuk memikirkan tentang perkuliahan. Aku merasa terlalu cepat waktu berlalu, hingga kini tiba saatnya harus mulai berpikir akan jadi apa aku nantinya.
Jujur, aku adalah tipe anak yang tidak terlalu berbakat atau menonjol di bidang tertentu. Tapi aku cukup pintar di kelasku. Selama ini aku hanya mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya. Mengerjakan tugas, mengumpulkan PR, melakukan presentasi dan sesekali berpura-pura sakit untuk dapat tidur sebentar di ruang UKS.
Saat itu seisi kelas mulai terasa ramai, dengan obrolon yang berpusat pada satu tema yaitu, "Kuliah". Perbincangan di mulai dengan pertanyaan-pertanyaan "Aku kuliah dimana ya?", "Aku ambil kuliah jurusan apa ya?", dan bla bla bla lainya.
Meski aku tidak ikut berbicara, tapi ketahuilah bahwa di dalam otak ku sedang terjadi proses berpikir yang sama dengan apa yang teman-teman ku bicarakan.
Satu hal yang pasti adalah aku harus berdiskusi dengan ayah dan ibuku bahkan mungkin juga mas Bumi. Karena aku tahu, ini akan menentukan masa depanku. Walaupun pada kenyataannya tidak semua yang bergelar itu akan sukses hidupnya.
Pukul 19.00 WIB adalah waktunya aku dan keluarga ku untuk makan malam. Seperti biasa di ruang makan hanya ada aku, ayah dan ibu. Mas Bumi tidak tinggal lagi bersama kami sejak tahun 2010. Dia sudah tinggal di Semarang semenjak di terima bekerja di salah satu Perusahan Listrik Negara di kota tersebut. Yaa, mas Bumi adalah lulusan Teknik Elektro tahun 2008 di salah satu universitas di Semarang.
Setelah makan malam aku berniat untuk mulai bercerita pada ayah dan ibu perihal pendaftaran kuliahku. Sebelumnya aku tidak pernah membahas tentang kuliah jurusan apa yang kelak aku inginkan. Sejak kecil aku hanya sering bilang pada ayah dan ibu bahwa aku ingin menjadi seorang dokter.
"Yah, buk, tadi di sekolah udah mulai ada sosialisai tentang pendaftaran kuliah. Menurut ayah ibuk aku bagusnya kuliah apa? tanyaku memulai pembicaraan.
"Ya kamu pengennya kuliah apa? tanya ayahku.
"Guru ajalah nduk, banyak universitas pilihannya, peluang di terimanya besar, biaya semesternya terjangkau, besoknya juga gampang cari kerjaan. " usul ibuku yang memang seorang guru di salah satu SMP Negeri di Pacitan.
"Masa iya guru sih buk? Aku tuh gak ada bakat jadi guru loh. Kepikiran buat jadi guru aja enggak ada."
"Ya terus apa coba? kalo bicara bakat memang kamu dari dulu gak punya sesuatu hal yang menonjol. Dari kecil cuma bilang pengen jadi dokter, tapi kalo ibuknya sakit aja gak perhatian, liat orang kecelakaan takut, gitu kok pengen jadi dokter?" Ceramah ibuku.
"Haha iya juga ya buk. Tapi aku tetep pengen jadi dokter. Kan keren buk, gajinya juga banyak nanti."
"Gajinya banyak, tapi biaya kuliahnya itu lo juga gak sedikit. Ayah sama ibukmu ini gak sanggup kalo harus biayai kuliah kedokteran." Ibuku langsung tidak setuju sebab biaya kuliahnya yang memang mahal.
"Coba di pikirin dulu lah, kuliah apa? Kedepannya bisa jadi apa? Kamu sanggup gak jalaninnya? Dan pikirin juga ekonomi keluarga kita cukup apa gak kalo kamu kuliah itu?." Saran ayahku.
Setelah diskusi singkat dengan ayah ibu, dikamar aku mulai berpikir tentang jurusan kuliah apa yang benar-benar aku inginkan dan memuat seluruh syarat yang sudah ayahku sebutkan tadi.
Aku mulai mencari-cari di internet mengenai universitas-universitas dan jurusannya. Setelah lama berselancar ria aku tak kunjung mendapatkan petunjuk. Petunjuk untuk kuliah apa dan dimana. Semakin lama mecari justru membuat aku makin bingung dan pusing.
"Dilema" ya mungkin kata itu yang dapat mewakili perasaanku malam itu. Dilema perihal kampus mana? Jurusan apa? Biayanya berapa? bla bal bla lainnya.
-oOo-
Note:
Nduk : Sebutan untuk anak perempuan dalam bahasa jawa.
YOU ARE READING
O R I O N
Teen Fiction(InsyaAllah akan up setiap hari Senin dan Kamis) Orion gadis belia yang cerdas dan ceria. Orion mulai mengalami kegalauan dan dilemi ketika menghadapi perihal jurusan kuliahnya. Namun, setelah beradaptasi, kuliah justru memberikan banyak pelajaran...