Mei, 2014
Siang itu aku tengah bermalas-malasan di kamar. Kegiatanku sejak selesai UN memang hanya dirumah saja, dan sesekali membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah atau terkadang ikut ayah pergi ke perkebunan cengkeh milik keluarga kami.
Aku tengah menanti dua pengumuman besar yang akan mengubah hidupku. Yaitu kelulusan sekolahku dan SNMPTN.
***
Minggu terakhir di bulan Mei 2014 adalah satu minggu yang tidak dapat kulupakan. Di mulai dari kelulusan SMA ku dan aku juga mendapatkan nilai tertinggi kedua dalam Ujian Nasional di sekolah. Kemudian satu hal lagi yang paling membuat aku bahagia adalah, aku dinyatakan lulus SNMPTN pada program studi pendidikan biologi di Universitas Negeri Yogyakarta.
Saat membaca pengumuman tersebut aku langsung bereaksi dengan melompat kegirangan sambil memanggil ayah dan ibuku.
"Buk..buk..! Aku masuk UNY. Ayah sini liat!" Teriakku memanggil ayah dan ibu.
"Lulus SNMPTNnya nduk??" Tanya ibuku.
"Iya lulus buk, liat nih!" Dengan mata berbinar-binar aku memberitahu ibuku.
"Alhamdulillah..." Ibuku bersyukur sembari memelukku dan mengusap-usap kepalaku.
"Alhamdulillah lulus, selamat ya nduk." Ayah juga ikut senang dan memberiku ucapan selamat.
"Iyaa selamat ya nduk, aduuh... anak gadis ibuk memang pinter, ibuk seneng banget, ibuk bangga sekali". Masih dalam posisi memeluk ibuku tidak henti-hentinya merasa bangga padaku.
"Akhirnya aku lulus ya buk, Alhamdulillah aku jadi ke Jogja yah". Dengan manahan air mata aku mengungkapkan kebahagian dan rasa syukurku.
Satu hari itu adalah hari dimana aku hampir selalu tersenyum setiap memikirkan hari-hariku saat sudah kuliah di Jogja nanti.
Oh ya, aku akhirnya memilih pendidikan biologi sebagai program studiku. Alasannya simple saja, aku pikir dalam dunia kedokteran itu pasti selalu berhubungan dengan biologi. Jadi, karena aku tidak bisa kuliah kedokteran aku pilih biologinya saja. Simple kan?
***
Agustus, 2014
Hari Sabtu ini aku berniat untuk mulai packing pakaian dan barang-barang yang akan aku bawa ke Jogja. Aku membongkar isi lemariku, sehingga semua yang ada di dalamnya kini berserakan di lantai kamar. Aku memilih dan memilah baju mana saja yang akan ku masukkan ke dalam koper.
Sudah lebih dari 3 jam aku berkutat dengan pakain-pakainku tapi tak kunjung selesai juga proses packing ini. Saat aku tengah sibuk dengan dunia pakaianku ibuku masuk ke dalam kamar dengan membawa sepiring nasi lengkap dengan sayur dan lauk tidak lupa segelas sirup rasa jeruk kesukaanku.
"Belum siap juga dari tadi nduk?" Tanya ibuku sembari meletakkan piring dan gelas di atas meja belajarku.
"Hehe...belum buk. Bingung mana aja yang mau dibawa buk". Jawabku sambil terus mencari-cari pakaian mana yang akan ku pilih.
"Enggak usah banyak-banyak yang dibawa, kan gampang nanti kalau libur semester bisa dibawa yang lain lagi". Ibuku ikut duduk di lantai kamarku yang seperti kapal pecah.
"ibuk ih... belum juga berangkat, ngomonginnya udah libur semester aja. Ibu enggak mau owi pergi ya?" Godaku pada ibu yang memang kelihatan sedikit sedih.
" Ya ibuk sebenarnya pengen kamu kuliah disini saja, supaya deket sama ibu, tapi kamu maunya di Jogja." Dengan nada lirih ibuku mengungkapkan perasaannya yang tidak mau jauh dariku.
"Sekarang ibu kan udah bisa video call, kalo kangen tinggal telpon deh". Aku berusaha menenangkan hati ibuku yang sepertinya berat melepaskan anak gadis satu-satunya.
" Iya sih, Alhamdulilahnya ibuk sudah tau caranya video call. Disana yang hati-hati ya nduk, belajarnya yang tekun, jangan jadi pemalas." Ibuku mulai memberikan wejangan.
" Iya buk. Owi pasti belajarnya tekun, gak bakal kecewain ayah,ibu sama mas Bumi."
" Yasudah, beres-beresnya di lanjutin nanti lagi, sekarang kamu makan dulu." Ibuku mengambil piring di atas meja belajar dan di berikannya padaku.
Ibuku bermaksud meninggalkan kamarku tapi kemudian berbalik karena ada yang ingin disampaikan.
" Masmu besok ikut ngantar kamu di Solo nduk. Dia sedang ada kerjaan di Solo juga." Ibuku kembali duduk namun kali ini di kursi belajarku.
" Kebetulan ya buk, bisa sekalian pamit sama mas Bumi."
" Kata masmu, kenapa gak naik bus saja? Kan dari pacitan bisa langsung turun di Jogja?" Tanya ibu padaku.
"Iya sih buk, lebih cepet juga. Tapi aku pengen nyobain naik kereta api buk, sekalian liat-liat kota Solo kan belum pernah buk". Aku memang sejak dulu tidak pernah keluar dari kota pacitan, aku juga tergolong anak yang introvert. Mungkin karena itu juga ibuku melarang aku kuliah jauh darinya.
"Yasudah terserah kamu saja. Setelah makan nanti cepat diberesi ya bajunya. Ingat enggak usah bawa banyak-banyak nanti kamu repot bawanya." Ibuku berjalan meninggalkan aku yang masih asik makan di kamar.
Hariku bersama dengan ayah dan ibu tinggal malam ini dan besok saja. Minggu depan aku sudah berangkat ke Jogja. Aku hanya beharap ayah dan ibuku selalu sehat, dan akupun bisa hidup nyaman di perantauan nanti.
-oOo-
Akhirnya Orion akan pergi ke Jogja. Mimpinya selama ini berhasil terwujud. Gimana ya kelanjutan kisahnya?Penasaran? Baca terus yuks!
YOU ARE READING
O R I O N
Teen Fiction(InsyaAllah akan up setiap hari Senin dan Kamis) Orion gadis belia yang cerdas dan ceria. Orion mulai mengalami kegalauan dan dilemi ketika menghadapi perihal jurusan kuliahnya. Namun, setelah beradaptasi, kuliah justru memberikan banyak pelajaran...