Euphorafa: 3

532 105 32
                                    


Sejak resmi damai, sepertinya status kembaran Rafa pindah ke Madun, aduh maaf! Sinta maksudnya.

Dan keduanya menikmati status baru mereka yang naik dari sekedar teman jadi teman akrab nyaris sahabat.

Bahkan mereka sekarang sudah jadi teman sebangku! Rafa menariknya pindah ke belakang, dan karena Sinta bukan cewek centil yang kalau deket - deket sama Rafa itu karena ada anunya, jadilah dia aman di belakang bersama kerumunan penyamun, Aldo dan Farel, juga Angga. Lagian Rafa dan yang lain pasti jaga Sinta kok kalau Si Didot (si mesum) di kelas mulai rese gangguinnya.

"Woiii bengong aja lo!" Rafa menghampiri Sinta yang baru selesai latihan lari.

Sekarang mah gitu, kalau Sinta senggang kadang dia nonton Rafa latihan band sama Wedang Jahe, kalau Rafa senggang dia nungguin Sinta latihan sambil ngobrol sama anak atletik.

"Fa, kita kaya gini salah nggak sih?" Tanya Sinta tiba - tiba.

"Salah gimana?" Tanya Rafa bingung.

"Gue dilabrak doong sama fans - fans lo!" Jawab Sinta keki. Kalau ingat kejadian kemarin rasanya dia mau mencakar saja wajah junior sok galak yang tiba - tiba menghadangnya waktu balik dari toilet.

"Wah? Sumpah? Serem juga. ."

"RAFAAAA! GUE SERIUUUS!"

"Gue juga!!"

"Terus gimana? Mau seribu kali gue bilang kalau kita temenan doang, gue dituduuuh mulu naksir elo lah, ganjen ke elo lah, kan gue jadinya males! Gue suka temenan sama lo Raf, tapi fans - fans lo bikin gerah!" Akhirnya keluar semua unek - uneknya kan huhu.

"Nih, aus kan lo?" Rafa tersenyum simpul sambil menyerahkan sebotol air mineral dingin yang sengaja dibeli di kantin sebelum datang ke lapangan.

"Makasih," Sinta langsung menegak setengah botol air mineral itu sangking hausnya.

"Terus mau lo gimana Sin? Kita jaga jarak gitu?" Tanya Rafa serius.

"Ya gue bingung juga sih, kita kan temenan ya. . Tapi masa jauh - jauhan? Tapi coba dulu deh, gue pindah lagi ke bangku gue besok." Sinta mengangguk setuju.

Hati Rafa langsung mencelos sejujurnya. Nggak rela dia tuuuh!

"Ini beneran?" Tanya Rafa.

"Iyalah! Gue pindah besok, jadi sebelum kita jaga jarak, mari kita puas - puasin main dulu!" Sinta mengacungkan tinjunya biar di fist bump Rafa.

"Kuy!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Main menurut Sinta benar - benar definisi main yang haxixi. Kalau main menurut kebanyakan cewek nongkrong cantik di kafe terus haha hihi sambil hunting foto yang instagramable, versi Sinta mah cukup duduk di depan TV dengan joystick PS-nya Rafa dan sebungkus citato besar sama coca - cola untuk menemani.

"Eh ada Sinta," Sapa Mamah si kembar itu ketika mendapati sulungnya sedang adu argumen panas perkara ada yang curang diantara mereka di ruang tengah.

"Mah," Sinta buru - buru berdiri dan menyalami Mama Rafa.

"Ayo kalian berdua ribut apalagi?"

Ya level pertemanan mereka sudah sampai kenal orang tua masing - masing. Yang kalau Sinta, Rafa sudah kenal kakek - neneknya, bahkan Rafa suka main badminton sama kakeknya Sinta kalau mengantar Sinta pulang sore.

Rafa rasa, bakat atletik Sinta turun dari kakeknya.

"Tau si Rafa curang!" Dengus Sinta.

[✔️] EUPHORIA [BANGTAN LOCAL FIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang