Jam 4 sore.
Seperti biasa, ini sudah waktunya jam pulang. Kakak ku yang sangat ku andalkan sebagai jemputan, malah tidak bisa menjemput. Alhasil, aku pun memesan gojek.
Tring.
"Your driver has been arrived"
Ah, rupanya driverku sudah datang.
"Bye yuki, driver ku udah dateng nih." Pamitku pada yuki, temanku.
"Oh oke, ati ati ya."
Kulihat lagi hp ku untuk memastikan no plat motor si driver.
"Pak atas nama Mishall ya?"
"Oh iya neng, ini helm nya."
"Ke jalan matahari ya neng?""Iya pak"
Akhirnya pak gojek itu meluncur.
Suasana lagi mendung sambil dengerin lagu lagu nya iKON lewat earphone, pas sekali, pikirku. Maklum sih aku kpopers garis keras. hehehe.
Tumben jalanan macet. Padahal tiap hari sepi sepi aja tuh. Entahlah.
Tiba tiba ku melihat sosok dia dari arah berlawanan. Kutajamkan lagi penglihatanku. Apa aku terlalu memikirkannya, sampai di jalan pun aku melihat sosoknya. Ternyata itu benar dia. Iya! Itu si Sabian.
Oh yaudah, pura pura gak liat aja, pikirku.
Sial. Kenapa mataku terus melirik ke dia sih. Kenapa juga jalanan ini tambah macet, malah gak bisa gerak lagi.
Aneh. Tiba tiba dia tersenyum lebar ketika menyadari keberadaanku.
"Apa?" Tanyaku dalam gerakan bibir.
Dia malah menjawab dengan tersenyum tambah lebar lagi.
Ku hanya bisa mendelik terhadapnya. Dia malah membalas dengan juluran lidah padaku.
Deg deg deg.
Kok aku jadi salting gini sih.
"Maaf ya neng, macet gini jadi telat pulangnya." Tiba tiba pak gojek ngajak bicara padaku.
"Iya pak, santai aja kali."
"Neng, kayaknya orang itu liatin neng ya?" Tanya pak gojek, sambil menunjuk Sabian dengan dagunya.
"Enggak tuh pak, liatin orang belakang saya kali."
"Iya kali neng, hehehe"
Setelah kejadian itu, akhirnya aku sampai juga di rumah.
"Lo dek, udah pulang?" Kata mamaku.
"Iya ma"
"Kok pipinya merah banget tuh?"
"Apaan sih mah? Panas tadi diluar"
"Panas apanya, mendung gitu"
"Loh dek, mama masih ngomong kok ditinggal masuk kamar sih?"Dih kok aku jadi deg deg deg an gini sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam.
Teen FictionSenja iri karena siang dan malam selalu melengkapi. Senja iri karena hanya bisa berdampingan tanpa bisa bersatu dengan malam. Tapi bolehkan senja berharap pada malam ? - 12 November 2018