"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Tanya si sabian.
"Ha? Apa? Pacar?" Kataku dengan wajah bodoh
"Iya, pacar. Budeg ya kamu?"
Anjirr. Adik kelas loh ini yang ngatain aku budeg.
"Ogah ah, kamu aneh."
"Udah ya, terima aja akunya. Oke?"
"Kan udah dibilangin gak mau. Susah bener sih diomongin."
"Oke, aku anggap jawaban kamu iya"
"Ya allah, bikin pusing aja. Terserah kamu aja lah" jawabku final sambil meninggalkannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kringgg kringgggg kringggg
Sial, suara alarm itu pun membangunkanku.
Ah, senangnyaa, batinku sambil tersenyum sendiri mengingat mimpiku.
Tunggu tunggu. Biar otakku loading dulu. Oke sudah selesai loading.
Hah? Senang? Ngapain sambil tersenyum sih? Itu kan cuman mimpi. Kata diriku yang sudah sadar. Untung cuman mimpi
Daripada memikirkan hal itu mending aku bersiap siap pergi ke sekolahku. Mandi, ganti baju memakai seragam putih abu abu, lalu sarapan. Setelah sarapan, aku pun berpamitan untuk berangkat. Mau tidak mau aku pun berjalan kaki ke sekolah karena kakak ku sudah berangkat kerja. Untung ini masih pagi, gak takut telat deh.
Tunggu tunggu, mengapa sepanjang perjalanan, aku melihat teman teman ku yang lewat memakai baju bebas ya?
Apa di sekolah ku ada acara ya? Apa sekolahku ulang tahun? Apa....
Ah benar sekolahku hari ini ulang tahun!Bodoh Mishall! BODOH BODOH BODOH!
Dengan sekuat tenaga aku pun lari balik ke rumah untuk sekedar ganti baju.
Tin tin tin!
Siapa juga sih ini, berisik banget. Akhirnya aku pun menoleh ke arah suara itu.
"APA?!" jawabku dengan marah
"Santai aja dong, kamu lupa ya arah sekolah kita, kok putar balik?
Iya itu si sabian, SABIAN RASHAAD. Ah, sial sekali hari ini. Mungkin mimpi tadi pagi yang membuatku sial sekali hari ini.
"Kamu gak liat aku pakai seragam apa? Salah seragam ini, udah ah jangan ngomong lagi, aku mau balik dulu." Jawabku sambil lari meninggalkanya.
Tin tin tin
Dia pikir jalanan miliknya apa, dari tadi terus mengklakson aku. Batinku sambil tetap berlari.
Tin tin tin tin tin tin
Memang anak itu berniat menguji kesabaranku. Oke, akan aku ladeni.
"APA LAGI SIH?!"
"Ini" jawabnya sambil melempar helmnya padaku.
"Hah? Apaan sih?" kataku sambil cengo.
"Buruan naik,aku antar ke rumahmu."
"Ogah!"
"Kamu mau telat?"
"Enggak"
"Ya udah buruan naik!"
"Iya deh, ingat ya ini karena aku telat, bukan karena mau ya, tapi kamu paksa. Oke?"
"Hmm."
"Buruann!"
"Iya,iya. Rumahmu jalan mana?"
"Jalan matahari. Eh tunggu, kok kamu nya gak panggil 'kak' sih? Aku kan kakak kelas." Jawabku ketika baru menyadari hal itu.
"Ya udah sih, kan kamunya aslinya seangkatan sama aku, akunya juga lebih tua dari kamu kan."
"Iya sih, terserah kamu aja"
5 menit kemudian
"Udah sampe, buruan ganti, biar gak telat."
"Iya, iya"
Setelah selesai ganti, akhirnya aku keluar rumah lagi.
"Loh masih nungguin toh" kataku ketika ngeliat dia masih nungguin aku.
"Udah selesai? Buruan naik udah mepet ini!"
"Iya iya, marah marah aja."
"Lah gak sadar, dari tadi kan situ yang marah marah terus"
"Hehehe, iya" jawabku sambil cengar cengir.
Sesampainya di parkiran.
"Loh kok parkir sini? Gak parkir sekolah aja?"
"Kamu gak inget ya? Parkir sekolah jam segini udah ditutup kali."
"Hehehe iya ya. Kan aku gak pernah parkir sini."
Akhirnya dia parkir di pujasera yang agak jauh dari sekolah.
"Lambat ah." Katanya sambil menarik dan memegangi tanganku saat menyebrang menuju sekolah karena aku asik bermain hp.
"Eh, eh" kataku yang kaget karena tanganku di tariknya.
Sesampainya di sekolah, untung gak telat cuman mepet aja.
"Udah ya, bisa ke kelas sendiri kan?" tanyanya.
"Bisa lah, kan punya kaki. Bye, makasih btw."
"Hemm, hati hati"
Author's note : gak tau aja si mishall, dari tadi si sabian senyum senyum sendiri, xixixi. Sumpah ini hampir 600 kata, panjang banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Malam.
Genç KurguSenja iri karena siang dan malam selalu melengkapi. Senja iri karena hanya bisa berdampingan tanpa bisa bersatu dengan malam. Tapi bolehkan senja berharap pada malam ? - 12 November 2018