1. Awal

75 13 8
                                    

"jangan lupa janji kamu El"

"siap bos" jawab Elysia sambil melanjutkan sarapannya.

"El berangkat"

****

"kantin yok El"

"bentar nanggung nih, tinggal dikit"jawab Elysia sambil melanjutkan menulis.

"iya, gue tungguin" jawab Rena, teman sebangku Elysia.

"ayok, selesai nih. Gue traktir deh kali ini, karna lo udah nungguin gue nyalin jawaban lo" Elysia tersenyum kemudian merangkul Rena dan berjalan menuju kantin.

"nggak usah El, mending uangnya lo tabung aja" jawab Rena kalem

"halah gakpapa kok, cuma air putih doang lagian hiahahaha"Elysia tertawa sambil menepuk-nepuk pundak Rena. Rena yang belum lama ini kenal Elysia hanya tersenyum. Rena pikir Elysia tipe murid yang suka ngebully dan tipe-tipe badgirl. Tapi Rena salah, bahkan Elysia mau berteman dengannya yang sering dipandang rendah oleh orang lain.
Saat dalam perjalanan menuju kantin, terlihat ada kerumunan dan juga sorak-sorakan yang terdengar samar.

"ada apaan tuh ren" tanya Elysia penasaran

"gak tau" jawab Rena sambil memandang ke depan, tempat dimana ada kerumunan siswa dan siswi.

"kesana yuk"ajak Elysia, awalnya Rena menolak tapi karna Elysia yang memaksa dan juga menariknya menuju kerumunan itu.

"kayaknya ada yang di bully tuh". kata Elysia
Setelah sampai di tempat kejadian, Elysia melihat seorang siswi yang sedang berhadapan dengan tiga siswi lainnya. Suasananya sangat ramai penuh sorak sorakan. Tak ada yang menolong atau berniat untuk memisahkan.

"sadar diri lah, lo itu gak pantes buat Dava. Baru kelas 11 aja udah jadi pho, gedenya jadi apaan lo hah!" bentaknya, wajahnya cantik dandanannya nggak kayak tante-tante yang sering diceritakan dinovel-novel.

"salah kalo saya suka sama kak Dava? Salah? Dan setau saya kak Dava gak punya pacar, kenapa kakak yang ribet sih?" jawab siswi yang tengah menjadi pusat perhatian itu.

"wah, berani lo ya. Berani! " Teriak siswi dengan pita biru itu.

"itu siapa sih ren?"tanya Elysia

"itu, yang yang pake pita biru namanya Kak Sintia, dia kelas 12, suka ngebully. Jangan berurusan sama dia pokoknya. Terus yang samping kirinya kak Bella, samping kanannya kak Meli. Yang dibully itu kayaknya seangkatan sama kita, dia berani juga sih jawab omongannya kak Sintia". Jelas Rena

"kenapa? Kenapa gak berani? Kakak itu pengecut beraninya keroyokan".

Sintia terlihat marah mendengar ucapan itu, wajahnya memerah tangannya mengepal dan-

PLAK

Siswi itu tersungkur. Tak ada yang menolongnya, sebenarnya Elysia ingin menolongnya tapi dia tak ingin menjadi pusat perhatian. Tiba-tiba Sintia menjambak rambut siswi itu.

"gede juga ya nyali lo" tanya Sintia sambil terus menjambaknya. Sedangkan siswi itu hanya meringis kesakitan.

"lo salah cari masalah sama gue"

"apa? Saya gak takut sa- akhh" Sintia melepaskan jambakannya dan kembali menamparnya. Lagi, tak ada yang menolongnya semuanya sibuk bersorak-sorak. Kemudian entah sengaja atau tidak, Sintia mendorong siswi itu, hingga kepalanya membentur tembok, terlihat ada darah yang mengalir dari kepalanya. Elysia yang melihat itu semua merasakan pusing pada kepalanya, tak hanya itu tubuhnya bergetar, dan juga berkeringat. Rena yang sadar akan perubahan Elysia pun bertanya pada Elysia namun tak ada jawaban, Rena panik karna Elysia terlihat kesakitan, Rena terus memanggilnya dan menepuk nepuk bahu Elysia, masih tak ada respon. Akhirnya Rena memukul lengan Elysia dengan keras. Elysia menatap Rena dengan napas yang tak teratur dan wajah penuh keringat.

"El lo gak papa kan? Lo sakit? Kita ke Uks aja yuk" ajak Rena sambil menggandeng lengan Elysia. Elysia melangkah kedepan, tempat dimana kejadian itu.

"Stop"

Teriakan itu menghentikan semuanya, hening tak ada yang bersuara. Elysia mungkin sudah gila, hidupnya tak kan tenang lagi mulai sekarang.

"aish gimana nih? atau gue nyanyi aja biar dikira lagi ngeprank, halah terlanjur basah juga, nyebur sekalian. Bodo amat"ucap Elysia dalam hati.

"siapa lo? Mau jadi pahlawan hah?" ucap Sintia

"masih zaman ya sekarang bully orang"

"iya, kenapa. Lo berani sama gue, gue senior disini." Rena yang ada dibelakang Elysia menarik-narik lengan Elysia, menyuruhnya agar tidak terlibat dalam masalah.

"buat apa sih kak ngebully orang kayak gini unfaedah banget. Atau kakak gak punya mainan di rumah? Mau gue beliin?" ucap Elysia sambil tersenyum. Sintia yang merasa direndahkan pun tidak terima, dia berjalan perlahan mendekati Elysia dengan gaya soknya.
"kalo mau caper nggak gini juga kali caranya" ucap Elysia yang semakin menyulut emosi Sintia.

"bangsat ya lo"

"bangsat kok ngomong bangsat" Elysia mengangkat bibir sebelahnya.

Sintia yang tak terima dengan ucapan Elysia pun berniat untuk menamparnya. Namun Elysia memundurkan kepalanya hingga Sintia hanya menyentuh udara. Sintia semakin geram dengan Elysia, wajahnya memerah. Dan dia berniat untuk memukul Elysia dengan tinjunya. Namun, Elysia berhasil menggenggam tangan Sintia. Teriakan tertahan pun terdengar di kerumunan ini. Karna selama ini tak ada yang berani dengan Sintia dan genk nya. Elysia menatap lurus ke mata Sintia, tak ada senyum yang menghiasi wajahnya yang ada hanyalah tatapan mengintimidasi. Sedangkan Sintia juga tak ingin mengalah begitu saja. Dia mencoba untuk melepaskan tangannya dari genggaman Elysia tapi tak bisa. Sintia tidak bisa melepaskannya.

"apa-apaan ini El!"

"mati gue"

****

Haloo, gimana suka nggak? Ini cerita pertama saya. Jadi, ya ekhem kalian tau lah ya 😄😄
Jangan lupa bintangnya 😚.

71218

ElysiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang