Bab 2

3 1 0
                                    

Kilan berjalan menyusuri trotoar dengan berjalan kaki. Mobilnya sengaja ia tinggalkan di depan Alfamart. Dia berjalan menuju cafe terdekat untuk menikmati susu coklat hangat di malam yang sedikit dingin ini.

Tring

Suara bel yang tergantung di atas pintu cafe dengan nuansa seperti perpustakaan berbunyi ketika Kilan melangkahkan kaki jenjangnya masuk ka dalam cafe.

Book cafe adalah cafe favorit Kilan untuk menghilangkan rasa penat yang dia miliki. Cafe seperti perpustakaan yang memiliki banyak koleksi buku dengan menu makanan dan minuman dengan tema coklat seperti kesukaan Kilan.

Seorang pelayan datang menghampiri pria dengan kacamata itu. "Mau pesan apa mas?"

"Susu coklat hangat satu sama steak pisang saos coklat."

Pelayan pergi dengan membawa catatan yang sudah di pesan oleh Kilan.

Sebuah notifikasi masuk di ponsel Kilan membuat perhatiannya pada buku-buku yang memang sudah ada di meja miliknya itu teralihkan. Pada layar ponselnya sebuah Pop-up tertulis nama si pengirim pesan membuat Kilan mengerutkan keningnya.

Alna 😍 +685290.....
(Lo dimana?)

(Di book cafe)

(Gue otw)

Tak lagi ingin membalas pesan dari Alna Kilan langsung mematikan layar ponselnya lalu sibuk memilih-milih buku yang berjejer rapi di sebuah rak kecil diatas mejanya. Hingga tak lama kemudian pesanannya datang juga.

Kilan terfokus pada cerita yang di sajikan dalam novel yang dia pilih tadi hingga seseorang tiba-tiba duduk di depannya.

Ternyata orang itu adalah gadis bernama Alna yang baru saja mengiriminya pesan akan menyusul.

Tunggu sebentar. Alna menangis? Ada apa? Kenapa gadis itu menangis.?

Kilan menghentikan kegiatan membacanya menatap lurus ke arah Alna.

"Kenapa lo nangis?" Tanya Kilan dengan suara yang lembut. Tangan pria itu mengelus tangan Alna lalu mendekatkan tubuhnya ke arah gadis itu.

Kilan mulai membekap tubuh Alna dan sesekali mengelus lembut kepala gadis yang di cintainya itu.

Jantung Kilan kini jangan ditanya. Berdebar sangat tidak karuan begitu Alna juga membalas pelukannya.

"Morgan selingkuh. Dan gue lihat sendiri dengan mata kepala gue Lan." Jawab gadis itu. Namun kini tangisnya makin pecah. Untung saat ini pengunjung cafe tidak ramai.

Ternyata mereka pacaran. Batin Kilan

"Us us us." Kilan masih mencoba menenangkan Alna. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana. Karena jujur dia sangat senang. "Justru bagus kalau lo tahunya sekarang. Berarti dia bukan laki-laki yang baik."

"Gue sayang sama dia Lan."

Menyayat hati. Dua kata yang dirasakan Kilan saat ini. Gadis yang dia cintai mengatakan menyayangi laki-laki lain didepan kita sendiri.

"Gue ngerti." Kilan bingung harus berkata apa. " udah dong ya. Berenti nangis."

"Gue pengen nangis Lan."

"Ya udah kalo itu bisa ngilangin rasa sesak di dada lo." Jawab Kilan makin memperkuat pelukannya.

Lama mereka terdiam. Tidak benar-benar diam. Tapi ribut dengan pikiran dan isi hati mereka masing-masing.

Hope (seperti lari di tempat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang