prolog

100 6 0
                                    

"Fiona, liat nih si Juna kesini mau liat lo," kata Ivan sambil tertawa dan menunjuk Juna. Wajah Juna tidak terlalu terlihat, Fiona juga tidak mengenal Juna, hanya pernah mendengar namanya saja.

"Apasih, Van." kata Fiona melihat sekilas ke arah Ivan lalu berjalan menuju kantin bersama sahabat-sahabatnya.

Fiona Asyifa Zahrani, akrabnya disapa Fio atau Pii untuk beberapa orang terdekatnya, ia siswi pindahan dari Jakarta ke Semarang. Fiona tidak introvert tetapi juga tidak extrovert, she's ambivert.

Mungkin bagi yang belum mengenalnya akan mengatakan bahwa ia adalah anak yang pendiam, kalem, cuek dan jutek karena tatapan matanya yang sinis.

Jika ditanya 'kok lo cuek sih Pi?', dia akan menjawab, 'cuek itu bawaan, nyuekin itu disengajakan.' ya begitulah Fiona.

Setelah membeli beberapa makanan di kantin, Fiona beserta ketiga sahabatnya pergi ke kelas untuk makan.

Kebiasaan mereka kalo gak makan di kelas ya ngemper di teras kelasnya.

Baru saja tiba di kelas, Ivan kembali iseng.

"Ciee, Fio disukain Juna," katanya sambil tertawa.

Kali ini Fio dapat melihat wajah Juna dengan jelas. oh dia itu yang namanya Juna, batin Fio.

Seperti biasa, Fio hanya melihat sekilas lalu kembali fokus dengan aktivitas makannya. Layaknya para anak sma, ngerumpi merupakan hal yang wajib. Fio dan ketiga sahabatnya pun mulai ngerumpi gak jelas.

—hellabica, xoxo.

; gantung ; [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang