"Kamu tidak pantas berada disini Kiara!!"
"Cukup!!!.Kamu tidak berhak berbicara seperti itu kepada anakku!!"
"Anak ini sudah membuat keluarga kita malu!!,ia sudah banyak menghabiskan waktu dan uang mu!!mengapa kau tak membiarkannya mati disana!!"
"Kau keterlaluan Elshe!"
(Plak)"Ayah jangannn!!!" Ucap Kiara dengan nada yang sedikit keras.
Kiara mendorong ibunya secara perlahan dan ia mendapati tangan ayahnya menerpa pipinya dengan cukup keras.
"Kiara,putrikuu!!"
"Apa yang sudah ku lakukan,maafkan ayah Ara..."
Terciptalah warna pink ke merah-merah an dipipi Kiara dan mungkin akan berbekas untuk waktu yang cukup lama.
"Sudah sepantasnya anak sialan itu mendapat tamparan keras seperti tadi !,agar dia tau ,dia tidak lebih berharga dari apapun didunia ini!!". Ucap Elshe ibu Kiara yang sedari dulu memang tidak pernah menginginkan Kiara.
"Elshe cukup.Jangan pernah kau mengucapkan kata-kata itu lagi dirumah ku!Pergi kau!!pergii!!"
"Ayah..,sudah lah tak apa.Aku sudah biasa menghadapi cibiran dari mama,tak usah risau.Aku kan anakmu yah ,hatiku sekuat baja." Ucap Keira agar kemarahan ayahnya mereda.
"Maafkan ayah anakku ,mari ayah bantu ke kamarmu untuk mengobati luka itu".
"Baik ayah".
Kiara mendapati diri nya didepan kaca besar yang berada dikamarnya.Setelah ayahnya mengobati luka tersebut,ia ingin melihat bagaimana kondisi pipinya itu.
"Huhhhh".
Ia menghela nafas nya dengan panjang.Kiara menundukkan kepalanya dan tanpa disadari tetesan air mata jatuh ke pipinya karna tak sanggup dengan keadaan yang dipikulnya selama ini."Kiara ini ayah bawakan makanan untuk...."
Perkataan Davi pun terhenti saat ia mendapati putri bungsunya itu menangis tersedu-sedu."Sayang ku,jangan menangis sudah-sudah ayah ada disini untuk mu." Gumam ayah Kiara.
"A ayah ,tidak aku tidak menangis."Kiara berusaha untuk menghentikan tangisannya.Tetapi,itu malah semakin menjadi-jadi.
"Sini anakku peluk ayah."
"Ayahhhh...."
"Mengapa Kiara harus menanggung semua ini??Apa Ini salah Kiara karna mempunyai penyakit sialan itu ??Apa benar Kiara ga pantas berada di keluarga ini?? Apa benar kata mama bahwa seharusnya ayah membiarkan Kiara mati dirumah sakit?? Mengapa mama membenci Kiara ayahhh??"
"Kiara Arsyla Khansa Harvey. Tatap mata ayah!"
Kiara pun menatap mata ayahnya dengan mata yang sudah menjadi sedikit bengkak."Semua yang diucap oleh mama mu itu tak benar sayang. Kamu adalah harta paling berharga ayah. Dan ini bukan salah mu karna mempunyai penyakit itu,ini adalah takdir anakku." Lanjut Davi ayah Kiara.
"Sudahi tangisan mu nak atau nanti kecantikan wajah menawan itu akan terbawa oleh air mata mu". Gurau Davi agar membuat Kiara tersenyum.
Kiara pun berusaha menghapus tangisan itu.
"Anakku,apakah kamu tau arti dan makna nama mu itu?" Tanya Davi.
"Tidak ayah, mengapa?" Tanya Kiara.
"Arti namamu itu yaitu seseorang yang mempunyai kehidupan yang istimewa." Ucap Davi.
"Kehidupan yang istimewa? Apa yang istimewa dari hidupku yah? Mengapa ayah memberiku nama ini?" Pertanyaan Kiara menjadi semakin banyak
"Ayah tidak sembarang memberimu nama itu.Aku memberikannya karna kehidupan yang kau jalani sedari kau lahir sangat istimewa nak.Kau adalah anugerah terindah dari Tuhan yang dititipkan kepada ayah.Dan ayah sangat berterima kasih kepada-Nya atas berkah yang ia beri yaitu,kau anakku."
"Ayahhhh.."Kiara memeluk ayahnya dengan sangat erat.
"Kau adalah anak ayah yang paling hebat bukan?.Jadi hapuslah air matamu ini dan pergi tidur,ini sudah larut malam.Besok kau harus pergi sekolah bukan?" Perintah ayah Keira sambil menghapus air mata Kiara.
"Baik ayah". Ucap Kiara.
"Selamat malam putriku." Ucap Davi saat meninggalkan kamar Kiara.
"Ayahhh,terimakasih.Aku sangat menyayangi mu." Ucap Kiara sembari mengejar untuk memeluk ayahnya itu.
"Ayah juga sangat Menyayangimu putri kecil ku." Dan tak disangka Davi pun menetaskan air mata untuk kesedihan putrinya itu.
"Sudah sana tidur.Mimpi indah sayang" Ucap Davi
"Selamat malam ayah." Ucap Kiara dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HeartBeat
Ficção Adolescente"Kamu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini!!" Ini bukan kali pertama ucapan itu keluar dari bibir wanita yang sudah ku anggap sebagai malaikat.Tetapi,rasa sakit itu tetap sama seperti saat ia mengatakannya dikala itu. KIARA ARSYLA KHANSA HA...