Murid murid sudah berjemur di bawah terik matahari. Begitupun Natha, Karen dan Catrine yang sudah mandi keringat.
"Duhhh panas banget sih, tu kepsek gak tau apa ya matahari lagi panas kaya gini, udah ngomong diulang-ulang mulu.ke uks aja yuk?" keluh Karen dengan suara pelan
"Sesat mulu ajaran lu, mending berani. Kalo mau bolos yaudah sono." Catrine membalas agak sewot
Natha hanya menyaksikan saja tanpa berniat membalasnya. Menurutnya sama sekali tidak penting.
"Tha lu bisa gak sih ngomong gitu dikit aja. Suara lu gak bakal abis tha yaelah."
Karen melihat Natha yang hanya diam itu."hmm" jawab Natha seadanya. Sedangkan Karen dan Catrine hanya menepuk jidatnya dan menggeleng. Bel istirahat akhirnya berbunyi dan mereka langsung ke kantin.
"Tha lu mau ikut kita atau mau ke perpus buat ngabisin waktu lu itu buat baca buku?" tanya Karen agak sedikit menyindir Natha.
"perpus"jawab Natha sembari memasang aerphone nya.
"nitip gak? Emang lu ga aus atau laper gitu?" Catrine menyambar.
Natha hanya menggeleng dan langsung pergi ke perpus. Karna Natha sudah membawa minum jadi dia tidak perlu membelinya lagi. Lagipula Natha tidak suka dengan keramaian kantin dan pastinya aroma-aroma tidak sedap menyerbak di hidung. U know lah
Natha berjalan sembari mendengarkan musik. Ya Natha suka memdengarkan musik.
DAVA POV.
"Wey sialan lu balikin sini hape gua, woy Rakha berenti kagak lu, aelah." Dava berbicara sambil berlari mengejar Rakha yang mengambil hapenya tadi. Dava tidak memperhatikan jalan sehingga menabrak seorang cewe.
"akh" rintih cewe itu
"Eh sorry ya sorry gua gak sengaja, lu gapapa kan?"
"hmm" balasnya dan beranjak pergi
"cuek amat sih? Baru kali ini gua dicuekin."
Eh itu Lunatha kan? Yang cewe dingin itu? Ah masa bodo lah ga peduli gua. batin Dava
AUTHOR POV.
Dava pun memutuskan untuk pergi, tetapi Dava merasa menginjak sesuatu dan itu adalah dompet Natha. Dava pun mengambilnya dan berniat untuk mengembalikannya nanti jika istirahat kedua saja. Dan buru buru mengejar Rakha.
Berbeda dengan Natha, entah kenapa dia sedang mood. Perpus memang tempat kesukaan Natha di banding kantin. Setelah agak lama Natha di perpus ia pun beranjak pergi ke kantin untuk membeli roti. Sebenarnya ia lapar tapi ia tidak suka ke kantin saat ramai, maka ia akan ke kantin saat sepi.
Natha pun membeli roti untuk mengganjal perutnya. Setelah memilih milih roti dan mengambilnya satu. Natha berniat untuk membayarnya, dan mengambil dompetnya.
Lah kok gaada sih? Perasaan gua bawa deh. Apa jangan jangan jatoh tadi pas nabrak cowo itu? Ahh sial. Batinnya.
"Hmm bu saya gak jadi deh." jawab Natha sambil mengembalikkan roti tadi.
"loh kenapa neng? Ga ada uang? Atau kenapa?" balas penjual kantin sedikit kepo.
"Dompetnya jatoh, maaf bu" balas Natha sedikit takut akan di marahi.
"Oh yaudah ambil aja neng. Saya gratisin buat eneng ini." balasnya dengan senyuman dan langsung memberikan roti tadi.
"Makasih bu." balas Natha dan bergegas ke kelas karna bel tadi sudah berbunyi. Natha melihat Karen yang sudah berada di depan pintu sambil mencari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In My Life
De TodoRasa ini muncul kembali. Rasa yang aku hindari muncul kembali padaku. Sifatku yang dingin tidak membuatnya jera untuk mendekatiku. "Gua ga boleh cinta sama dia. Gua ga boleh lanjutin ini. Gua harus buat dia benci gua selamanya."