04:30 PM
Udah setengah jam mereka sembunyi tapi gak ada tanda-tanda pergerakan dari Chani si psikopat.
*Fokus : Seungmin, Hyunjin, Jaemin, Raesung.
"Telfon bantuan dong. Ini udah setemgah lima, mungkin udah bisa." Sahut Jaemin pada seungmin yang megang HP."Ok ok."
Tuuut~
Tuut~"Please... Angkat." cicit Seungmin.
Yang lain hanya berdoa semoga ada yang angkat.
"Haloo? Yah polisi disini. Ada yang bisa dibantu?"
"Akhirnyaa..." sahut mereka berempat dengan girangnya.
"Iya Pak. Saya butuh bantuan Pak. Tolong kami, kami terjebak di sekolah dari tadi malam. Kami tidak bisa pulang dikarenakan ada orang yang mau bunuh kami pak. Tolong pak." jawab Seungmin menjelaskan.
"Iya Pak. Sekalian dong Pak bawa makanan. Laper nih Pak dari kemarin sore di sekolah." sahut Jaemin senaknya dan dihadiahi jitakan dari Hyunjin.
"Baik! adik segera send lokasi sekolah. Kami akan datang kesana satu jam lagi terima kasih. Tetap Berjaga-jaga."
Tut tut tut
"Apa? Satu jam lagi? Keburu mati kita ini." Pekik Jaemin.
"Huss. Congor lo Jaem. Sembarangan aja lo." Sahut Hyunjin dan menjitak Jaemin lagi.
"Gak usah ngejitak juga dong." Sahut Jaemin sambil mengusap jidatnya yang kena jitak.
"Jadi kita nunggu lagi satu jam nih? Sekitaran setengah enam baru dateng dong. Hufft.." Sahut Raseung yang sudah lelah.
"Yah gitu. Mau tidak mau kita Nunggu Lagi. Bentar gue send lokasi dulu." jawab Seungmin dan beralih ke HP kembali.
"Laper nih gue. Bangsul. Kantin yok." Sahut Jaemin lagi.
"Mau ke kantin? Mau Ketemu Chani lo?" Sahut Raesung melihat Jaemin yang hendak membuka pintu.
"Gue laper woy. Lo mau tanggung jawab kalau gue mati gara-gara kelaparan? Kan gak elit banget mati gue. Tapi keknya bagusan mati kelaparan daripada dibunuh deh." Ujar Haechan ngomong sendiri diakhir.
"Bacot anjir." dapatlah tendangan si Jaemin dari Hyunjin.
"Lo kenapa dah Jin. PMS? sakit anjir pantat gue." keluh Jaemin sambil mengusap pantatnya yang kena tendang.
"Yah lo bacot banget." Sahut Hyunjin emosi.
-Game's-
*Fokus : Baejin, Renjun, Jeno.
Diam baelah nih tiga orang. Sampai ketika kayak ada orang jalan di luar ruangan.
"Kalian tetep disitu. Jangan ada yang keluar. Biar gue yang Cek." sahut Jeno dengan suara yang kecil dan merangkak keluar dari persembunyiannya mengintip Ke pintu.
Untungnya mereka tidak lupa memberi penyangga dibelakang pintu jadi Gak ada yang bisa masuk.
Jeno melihat orang itu. Tapi melewati Lab Kimia begitu saja. dia bernafas lega dan kembali bersembunyi.
"Dia ngelawatin ruangan ini." ujar Jeno pada Jinyoung serta Renjun.
"Syukurlah. Tapi kita tetep harus waspada. Mending cari senjata dulu. Disini banyak kayaknya. Mungkin gak apa-apa kalau kita rusakin dulu." Sahut Renjun dan melangkah mencari benda yang dapat dipakai untuk melawan Chani.
"Okelah. Bagus. Kita gak mungkin cuma disini." jeda Jeno dan lanjut, "gue. Kayaknya harus keluar."
Renjun dan Jinyoung yang mendengar itu membulatkan mata dan menatap Jeno gak percaya.
"Lo gila? Lo sama aja bunuh diri." Bisik Jinyoung khawatir, dia gak mau kehilangan temen lagi.
"Gak Je,n lo tetep disini. Kita hadepin bareng." sahut Renjun dingin.
"Gak. Lo berdua tetap disini. Gue pastiin gue bakal selamat." Jeno beranjak dari Sembunyinya dan beranjak menuju pintu.
Renjun dan Jinyoung yang melihat itu gak bisa membantah dan membantu Jeno memindahkan penghalang pintu.
"Balik dengan selamat Jen" Sahut Renjun tiba-tiba, "gue gak mau ada korban lagi. Inget temen lo yang masih hidup. Dia udah terpuruk jangan nambah mereka terpuruk."
"Iya. Gue bakal selamat. Lo disini aja jangan keluar." dibukanya pintu itu perlahan dan Pergi.
'Gue harap lo selamat' - Renjun.
'Please... Lo harus selamat. Gue yakin orang tua dan kakak lo cemas juga' - Jinyoung.
-Game's-
*Fokus : Haechan, Hwall.
"Hwall. Kita disini aja gitu? Gak niat keluar? Eh Btw, Ini pertama kalinya gue nginjakin kaki gue ke perpus. Suer dah."
Hwall yang mendengar Haechan Hanya tertawa.
"Serius lu? Baru kali ini? Hahaha."
"Yeuuyy.. Malah ketawa. Seriusan dah. Gilaaa. Jadi gini rasanya perpus. Adem gitu yah. Betah nih gue disini. Cocok buat tidur."
"Di perpus mana boleh tidur. Yang ada lu di usir sama Bu Krystal."
"Yadeehh... Gak jadi deh. Eh? Kan lupa gue. Kita gak keluar?"
"Gak deh tetep disini aja sampai ada bantuan. Itupun kalau ada. Penjaga kan juga libur kalau Sabtu-Minggu. Kalau gak ada, kita nunggu sampai pagi."
"Jadii, Kita bakal disini sampai pagi? Beneran dah. Bakal mati kelaparan nih gue." ingatlah Jaemin dan Haechan itu kayak udah klop omongan juga Suka sama.
"Yaudah sih, terima nasib aja."
"Bangsat sekali anda."
"Hahaha... Gak. Becanda kali Chan."
Begitulah percakapan Hwall sama Haechan yang sekarang udah gak canggung lagi. Malah kayak dah sahabatan.
-Game's-
*Fokus : Shuhua.
Dia masih saja bersembunyi di dalam lemari. Gak sesak itu? Gak taulah. Hanya Shuhua yang tau.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Game's - 00L ✔️
Mystery / Thriller[Mistery] [END] Cerita tentang murid XI-4 yang di teror melalui Game Mafia yang mengancam nyawa mereka dan berlanjut pada kemunculan Psychopath. Akankah mereka selamat dari Game ini dan juga bisakah mereka lolos dari Psychopath? Mari ikuti jejaknya...