*Fokus : Seungmin, Hwall, Nancy, Sanha, Jaemin, Haechan.
23:00 PM
Mereka kini menuju ruangan pemantauan yang berada di belakang sekolah. Dengan dipimpin oleh Hwall, mereka terus berjalan dengan bantuan Cahaya dari bulan, melewati tiap lorong kelas 11 yang begitu panjang sampai mereka mendapatkan gang sempit diantara perbatasan kelas 11 dan Lab kimia.
"Ekhemm.. Gue mau ngomong sesuatu sama kalian." Sahut Sanha setengah teriak dan menghentikan jalannya, diikuti dengan yang lain seraya menoleh pada Sanha.
Mereka terkejut, karena Sanha kali ini memakai bahasa 'Gue-Lo' padahal biasanya Sanha tuh baku banget Bahasanya.
"Lah Itu lo San? beneran Sanha kan? Sanha lo gak Kesambet kan?" ucap Haechan dengan komuk yang kurang nyelo sambil megang kedua pipi tembeb Sanha.
"Tumben San!! Wahh.. Lo beneran kesambet kayaknya deh San." Timpal Jaemin yang gak nyelo soalnya dia nanya sambil megang bahu Sanha terus digoyangin.
"Ichh.. Apaan sih lo berdua. Kagak lah! Gue masih sadar!" Jawab Sanha cepat dan menghindari si duo rusuh.
"Sumpah San! Lo beda banget setelah main Game ini. Suer dah." Ucap Nancy yang juga kaget.
"Gak kok Cy. Gue emang gini kok aslinya. Cuman yah gue gk munculin sifat asli gue ke kalian. Soalnya gue mau Tes kalian semua, apa kalian Bakal bully gue, kalau gue jadi lugu dan polos." Ucap Sanha, "ternyata perkiraan gue salah. Kalian malah terus membantu gue dan baik sama gue. Meski ada kayak gang Camp yang berandalan, tapi mereka tetap baik, solid dan gak egois." lanjut Sanha.
"Jadi itu alasannya lo gak munculin jati diri lo yang sebenarnya San?" Tanya Seungmin.
"Kurang lebih gitu Min." angguk Sanha, "ah! Iya. Hampir lupa." lanjutnya lagi.
"Apaan San?" Tanya Hwall
"Ginii.. Eumm.. Gu-gue s-se-sebenarnya.. Eumm.. Hufttt.. Gu-gue mafia!" ucap Sanha sambil nunduk.
Lagi dan lagi, mereka yang disitu membulatkan matanya tanda tidak percaya kalau seorang Sanha terpilih jadi Mafia.
"Gue yang bunuh Eric, Sorry!" Sanha tambah menundukkan kepalanya.
Haechan yang mendengar itu, mengepalkan tangannya pengen nonjok Sanha. Tapi Seungmin yang berada tepat disamping Haechan melihat itu, kemudian buru-buru menahan Haechan.
"Gue Minta maaf. Gue.. Gue gak ada pilihan lain selain ngebunuh. Gue beneran minta maaf. Gue juga tau gue gak pantes buat dimaafin." Ucap Sanha masih merunduk dan sepertinya dia sudah hampir nangis.
"Gue tau apa yang lo rasain San. Udah San tenangin diri lo, Ini bukan sepenuhnya salah lo kok. Jangan nyalahin diri lo sendiri San." Ucap Hwall menenangkan Sanha.
"Makasih Hwall. Tapi, Gue beneran merasa bersalah." Akhirnya Sanha mengangkat wajahnya dan saat itu juga air matanya jatuh melewati pipinya.
"Udah San. Kita Udah maafin lo kok. Gue udah ikhlasin Eric, gue yakin Eric juga bakal maafin lo." ucap Jaemin sambil merangkul Sanha.
Haechan yang udah mulai reda emosinya, kini perlahan berjalan ke sisi kiri Sanha, dan kemudian merangkul Sanha sambil berucap.
"Iya Aan. Sebenarnya gue pengen banget nonjok lo, tapi gue sadar kalau lo gak sepenuhnya salah disini." ucap Haecahn sambil tersenyum.
"Makasih udah mau maafin Gue. Gue benar-benar bersyukur dan beruntung di pertemukan sama kalian." Ucap Sanha sambil tersenyum haru.
Nancy yang melihat itu menitihkan air matanya dan mengingat Eunbin yang udah gak ada di sekitarnya, "Lo yang tenang disana yah Bin." batinnya menatap langit.
"Oii.. Tegang banget dah! Ngopi yok ngopi." Pecah Haechan yang direspon tawa dengan yang lainnya, "Nahh.. Gitu dong lo pada. Dari tadi tegang amat. Kayak 'anu'nya Jaemin aja lo pada." Lanjut Haechan yang di balas geplakan oleh Jaemin.
"Yeuuyy.. Sembarangan lu Sat. Elo noh. 'anu' lo malah lemes banget." Balas Jaemin.
"Bangsat lo Min. Sini lo sat." Haechan kini mengejar Jaemin yang lari keliling di sekitaran temannya dan hasilnya di dapat dan Leher jaemin jadi sasaran Haechan buat di kunci ala-ala smakdown.
"Hhhh.. Udah wehh. Perut gue sakit ketawa liat kelakuan lo berdua. Mending lanjut yok. Udah deket noh ruangannya." Ucap Hwall akhirnya dan diikuti yang lainnya.
TBC
Double up?
KAMU SEDANG MEMBACA
Game's - 00L ✔️
Mistério / Suspense[Mistery] [END] Cerita tentang murid XI-4 yang di teror melalui Game Mafia yang mengancam nyawa mereka dan berlanjut pada kemunculan Psychopath. Akankah mereka selamat dari Game ini dan juga bisakah mereka lolos dari Psychopath? Mari ikuti jejaknya...