Pagi ini seperti biasa loui berangkat lebih awal ke sekolah dengan berjalan kaki. Ia datang lebih awal karena ia harus pergi ke perpustakaan untuk mencari materi yang tidak ada dibuku catatannya. Sebenarnya loui ingin sekali mempunyai buku yang meningkatkan kualitas belajarnya itu, tapi ia tak punya cukup biaya tuk membelinya. Namun dia selalu mencoba tuk tetap fokus pada pelajaran agar tidak tertinggal pelajaran satupun.
Hufh..masih sepi
Hela loui dalam hati saat sampai disekolahan. Bagaimana tidak sepi sekarang saja masih jam 06.15 WIB. Hanya anak teladan saja yang mungkin datang pada jam itu atau mungkin tidak ada satupun. Sekolah ini adalah sekolah kalangan anak orang kaya. Ia masuk disinipun berkat beasiswanya, ia sangat bersyukur akan hal itu.Loui langsung berjalan menuju perpustakaan. Suasana hening langsung ia rasakan saat memasuki perpustakaan. Sama sekali tidak ada tanda keberadaan orang disini. Mungkin kebanyakan siswa disini jarang menggunakan perpustakaan dan lebih memilih belajar melalui handphone karena lebih efisien ketimbang membaca dari buku yang merupakan hal sangat membosankan bagi mereka dan membuang waktu.
Yaaah disinilah dia, ia datang kemari untuk mengerjakan tugas sekolah teman-temannya. Memang terdengar menyebalkan tapi hal itu sudah biasa ia lakukan. Mau bagaimana lagi, ia selalu saja diancam oleh temannya, itupun jika mereka menganggap loui teman. Jika tidak, dia pasti akan dianiaya. Sejak semalam ia harus rela tidur larut malam untuk mengerjakan semua tugas tadi. Cukup melelahkan bagi dirinya, apalagi ia sampai tertidur dimeja belajarnya dan itu membuat sekujur tubuhnya pegal saat bangun tidur.
Setelah mengambil buku yang diperlukan, loui memilih tempat duduk yang berada di pojok. Entahlah, dia lebih suka tidak diperhatikan oleh banyak orang.
-----------------------------------------------------
Setelah beberapa menit, akhirnya loui selesai mengerjakan semuanya . Ada perasaan lega dalam hatinya karena nanti temannya pasti tidak akan memarahinya. Loui bodoh sekali. Mau saja diperintah oleh temannya itu, tapi ini semua agar beasiswanya tidak dicabut. Orang tua mereka kebanyakan adalah orang yang berkuasa, jadi jika anak mereka menginginkan sesuatu, maka dengan senang hati mereka akan mengabulkannya.
Ketika melihat jam dinding loui tersentak kaget. Ternyata jam pelajaran telah dimulai 20 menit yang lalu. Mungkin bel dalam perpustakaan terjadi masalah, dan perpustakaan merupakan ruang kedap suara . Jadi bel dari luarpun tidak terdengar sama sekali. Saking fokusnya dengan apa yang sedang dikerjakannya, loui tak memperhatikan jam sama sekali.
"Aduh bagaimana ini? Kenapa aku sangat ceroboh sekali".
Loui segera mengemasi barangnya dengan terburu-buru. Loui mencoba berlari kecil sambil membawa buku tugas-tugas tadi. Ia harus lebih cepat karena kelasnya berada dilantai dua sementara perpustakaan ada dilantai tiga. Bayangkan saja seberapa luas ruangan setiap lantainya. Harus bersabar untuk sampai tujuan.
Saat melewati persimpangan, loui akan mengambil jalan lurus untuk menuju kelasnya. Loui tidak memperhatikan sekitar karena terburu-buru hingga tak menyadari seseorang yang akan lewat dari arah kanannya. Mereka pun bertabrakan, loui jatuh kelantai sedangkan orang itu tidak. Mungkin karena dia laki-laki dan berpawakan lebih besar darinya jadi loui. Bukunya berserakan dilantai. Loui melihat laki-laki dihadapannya dari bawah keatas dan saat tepat melihat mata tajamnya loui langsung menundukkan kepalanya.
"Lo bisa liat gak sih?! Kalau jalan tuh pake mata!! Dasar cewek aneh".
"Maaf kak.."
Baru saja mengucapkannya ia langsung melenggang dari tempat itu tanpa ingin mendengar ucapan loui. Bahkan mungkin laki-laki itu melihat wajah Loui. Lagipula untuk apa?
Loui tidak berpikir panjang soal kejadian tadi. Menyadari bahwa dia tadi terburu-buru karena suatu hal, ia segera mengambil buku yang berserakan dilantai dan bergegas menuju kelas.
Jam pertama adalah matematika, otomatis guru yang mengajar kali ini adalah guru killer disekolah ini.
Jantungnya berdetak membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Loui memutar knop pintu dengan ragu dan membukanya secara perlahan.
Seluruh perhatian tertuju pada kedatangan Loui, yang ia lihat hanya tatapan biasa dari mereka. Seolah tidak peduli akan nasibnya sementara di depan kelas sudah ada gurunya yang menatap Loui dengan aura yang menakutkan seakan ingin memakan Loui hidup-hidup. Loui tidak berani menatapnya sehingga menundukkan kepalanya.
"Maaf saya terlambat, pak" ucap loui dengan perasaan takut.
"Darimana saja kamu hah?! Sudah jam berapa ini? Dan kamu baru masuk?!"
"Tadi.."
"Saya tidak mau mendengar penjelasan kamu. Sekarang pergi kelapangan, bersihkan sampah yang ada disekitarnya! Sekarang!!" Sergah pak guru.
Sebelum melaksanakannya dia menaruh tasnya lebih dulu. Teman-temannya melihat loui dengan tatapan mengejek.
"Heh tugas gue mana?" Tanya cindy.
Loui menyerahkan semua tugas yang tadi ia kerjakan kepada temannya.
"Ya sudah, sekarang lo pergi kelapangan sana! Disuruh pak guru kan?" Dia dan teman yang lain tertawa setelah mengucapkan hal itu.
Tanpa rasa terimakasih atas apa yang sudah dilakukan oleh loui, dia memperlakukan loui sedemikian rupa. Loui sudah biasa mendapat perlakuan yang menyakiti hatinya itu, tapi dia juga berusaha untuk tidak menanggapi semua karena mungkin dia akan mendapat masalah jika melawan mereka sehingga membuat beasiswanya terancam dicabut.
Loui keluar kelas, menuju lapangan untuk menjalani hukuman dari gurunya. Sebenarnya, loui itu adalah anak baik namun, ada saja hal yang membuat dia buruk dimata orang lain. Temannya-pun juga selalu mencoba untuk menjelek-menjelekkan dirinya dihadapan semua orang sehingga tidak ada satupun orang yang ingin berteman dengannya kecuali guru-guru yang baik hati saja yang ingin berdekatan dengannya hanya untuk sekedar menasehatinya secara baik-baik.
Loui sudah memegang kantong plastik dan siap menjalani hukuman. Loui melihat kearah lapangan. Ternyata disana ada beberapa kakak kelas yang sedang bermain basket. Mungkin mereka adalah anak yang ditunjuk untuk bertanding basket dengan sekolah lain minggu depan.
Orang yang menabraknya tadi pagi juga ada disana, Alex namanya. Dia adalah salah satu cowok most wanted disekolah yang punya sifat badboy dan juga suka mempermainkan hati wanita. Perlu diingat bahwa Alex adalah anak dari pemilik sekolah tempat ia menimba ilmu. Jadi siapapun yang berurusan dengannya, siap-siap mendapatkan hukuman langsung darinya. Walau dia terkenal badboy tapi dia juga cukup pandai dalam pembelajaran dikelas.
Loui langsung mengalihkan pandangannya. Ia tak mau berlarut dengan kejadian tadi dimana alex dengan teganya memarahi loui tanpa mau menolongnya.
Saat itu Alex dkk beristirahat sebentar di tempat yang biasa digunakan penonton. Teman alex tiba-tiba memberikan suatu tantangan kepada alex.
"Lo liat cewek yang disana kan?" Tanya Dion.
"Hmm, emang kenapa?"ucap alex tanpa minat sambil menenggak minumannya.
"Dia itu cewek yang dapat beasiswa disekolah ini, dan otomatis dia tuh cewek miskin. Gue gak suka sama tuh cewek atau mungkin semua orang disekolah gak suka sama dia".
"Terus?" Alex menaikkan alis sebelahnya.
"Gini, gue punya tantangan buat lo".
"Tantangan apa?"
"Lo harus bisa jadiin dia pacar lo!"
# "-"#
Hi...
Ini cerita keduaku, yang pertama belum aku selesaiin. Sebenarnya udah dari dulu pengen buat cerita teenfinction tapi bingung buat nyari idenya gimana. Semoga suka.Jangan lupa tinggalkan komen dan klik bintang dikiri bawah pojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECTUS (On Going)
Teen FictionSering dibully dan direndahkan adalah hal yang wajar Loui terima. Namun, suatu ketika ia harus bertemu dengan seorang playboy disekolahannya dan dengan seenaknya ia mempermainkan hatinya. Itu adalah hal yang pertama kali ia rasakan karena selama i...