Part 4

4 1 0
                                    

Akhirnya Imperfectus update!!
jangan lupa votement
.
.
.
.

Mereka telah sampai dikontrakan tempat loui tinggal. Tempat ini merupakan daerah yang kumuh dan jalannya sempit, sehingga mobil alex tak bisa masuk dan terpaksa kesuni berjalan kaki bersama loui. Ia terkejut loui tinggal ditempat ini namun ia berusaha menutupinya agar tidak ketahuan.

Loui berjalan kearah pintu lalu berbalik badan. "makasih ya udah nganterin" loui menampilkan senumnya kepada alex. Sebenarnya loui juga agak bingung kenapa ia berani menatap alex dengan mata binarnya.

"hem.." hanya deheman dan wajah datar yang didapatkannya.

ternyata diam-diam ibunya mengintip melalui jendela yang bila dilihat dari depan kacanya hanya terlihat warna hitam saja Dina seperti mendengar suara anaknya pulang, ia ingin menyambutnya sebelum matanya menangkap wajah anak laki-laki yang tampan diteras sedang bersama loui.

"bagaimana jika kamu masuk kerumahku untuk sekedar minum teh?" ajak loui.

Alex melirik jam tangannya "gak perlu. Gue harus cepet-cepet pulang" matanya memperhatikan kembali kondisi rumah kontrakan loui dan mata loui menangkap hal itu "mungkin lain kali".

Alex hanya membalas dengan datar dan berlalu dari sana menuju mobil sportnya yang terparkir dipinggir jalan raya.

Loui menghela nafasnya, tiba-tiba

"Itu tadi siapa?" Loui langsung terperanjat kaget karena ibunya sudah berada tepat dihadapannya ketika ia membalikkan badan.

"Ibu ngagetin loui aja deh.." rajuk loui sambil mengelus dadanya.

Dinda hanya meringis dan meminta maaf pada loui.

"Loui mau mandi dulu ya bu, nanti aja loui kasih tau" Dinda menganggukkan kepalanya. Pasti anaknya butuh menyegarkan tubuh sehabis pulang sekolah jalan kaki.

¤¤¤


Selesai mambersihkan diri, loui menghampiri ibunya di meja makan yang terletak didekat ruang tamu.

Kontrakan ini begitu kecil sehingga ruang tamu dan meja makan ditempatkan di satu ruangan yang sama sedangkan dapurnya berada tepat dibelakang ruang makan, hanya saja terbatas oleh dinding.

Loui menggeser kursinya dan segera duduk berhadapan dengan ibunya. Dina mengambilkan nasi beserta lauknya untuk loui.

"Baiklah sebelum makan, kita berdo'a dulu bu. Kali ini biar loui yang memulainya karena ibu selalu saja tiba-tiba sudah berdoa sendiri  dan memulai makannya tanpa mengajak loui. Itukan namanya curang, masa ibu lebih cepet makannya ketimbang loui yang suka makan ?" loui memasang wajah cemberutnya.

Dina terkekeh melihat tingkah lucu anaknya "loh justru kalau loui yang suka makan seharusnya loui duluan dong yang lebih cepet ngehabisin makanannya ketimbang ibu" Dina mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi loui yang menggemaskan itu.

"Makanya ibu tuh harus sering ngajak-ngajak loui buat do'a sebelum makan. Loui kan jadi gak mood karena hal itu. Loui ingin sehari-hari melalui kehidupan dengan melakukan sesuatu hal secara bersama-sama biar hubungan kita selalu baik" Dina mengulas senyum.

"Baiklah. Kalau begitu mulai sekarang loui yang akan mimpin do'a sebelum makan. Biar makan anak ibu yang cantik ini jadi lahap" ucap Dina sambil mengapit kedua pipi loui sehingga membuat bibirnya sedikit maju seperti boneka beruang.

"Yeay!!" loui berteriak senang. Setelah itu mereka mulai berdo'a dalam hati lalu segera makan. Loui tampak lahap, matanya menatap Dina sambil menunjukkan jari jempolnya. Mengatakan bahwa makanannya lezat. Dina terkekeh disela memakan makanannya. Hanya karena hal sepele, loui bisa tersenyum bahagia.

IMPERFECTUS (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang