chapter 3

21 3 0
                                    

AUTHOR POV**

Sepulang dari sekolah Andini langsung pergi ke kamar,,yang pertama ingin ia lakukan hanyalah  membaringkan tubuhnya yang lelah,,bahkan Andini juga mengabaikan seruan ibunya.

Kemudian ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri ,, setelah 15 menit di kamar mandi ,,Andini keluar kamar untuk makan bersama dengan ibunya.

Andini POV**

Sesuai mandi aku pergi ke meja makan, ku lihat ibu sudah ada di meja makan sedang berpikir serius, entah apa yang dipikirkan nya yang pasti ibu kelihatan sedang khawatir.

"Bu kenapa kok kelihatan khawatir,  ada masalah ya"  tanyaku.

"Ahhk nggak kok,, cuma ibu mau bicara serius sama kamu "jawab ibu.
Akupun mengernyitkan dahi,, apa yang ingin dibicarakan ibu sampai sebegitu serius.

"Emangnya mau bicara apa ibu, sampai bilang serius segala" tanyaku sambil tertawa renyah.

" Dengar Andini, kamu tau kan kalau kebutuhan kita itu sedang sulit, semenjak meninggal ayah kamu ,ibu yang bekerja, ibu rasa kebutuhan kita kurang terpenuhi jika ibu Hannya bekerja sebagai pegawai pabrik, jadi ibu ingin pergi ke Jakarta untuk bekerja di sana, kebetulan teman ibu ada yang menawarkan pekerjaan disana". jawab ibu panjang lebar

Akupun tercengang dengan apa yang ibu katakan, bagaimana bisa ibu meninggal kan aku disini sendiri, tapi benar kata ibu jika semenjak meninggal ayah ibu jadi tulang punggung keluarga, memang Hannya aku satu-satunya anak ibu tapi akupun perlu biaya untuk sekolah.

"Emang kapan rencana ibu pergi ke Jakarta" tanyaku setelah keheningan tadi.

Ibu pun tampak menghela napas "rencananya Minggu depan" jawab ibu.

'secepat itukah' batinku

Aku pun menjawab ibu dengan ber 'oh' ria.

Acara makan pun Hannya ditemani dengan keheningan.

                              ****

Tak terasa Minggu depan yang di bicarakan ibu tiba,,ku lihat ibu sedang mengepak barang-barangnya untuk di masukan kedalam koper yang cukup besar.

Hatiku sedih karena selama ini cuma ibu yang aku punya, tentu saja setelah ayah tiada,,setelah ibu selesai mengemas barang-barang ,ibu menghampiriku.

"Andini kamu jaga diri baik-baik ya, dan nanti ibu intan akan sesekali menjenguk mu, kamu gak apakan sendirian". Tanya ibu penuh khawatir.

Akupun tersenyum,,haru menyerang hatiku, tak bisa ku tahan lagi air mata yang meluncur di pipi, ku lihat ibu pun sama, ini memang akan berat untuk kita berdua, tapi aku yakin dalam setiap langkah, Allah pasti akan menyertai ibu dengan Ridha nya.

Amin....
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Cinta Andini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang