Setelah sholat isya' secara bergantian, kini Denis dan Sheila berjalan - jalan sebentar untuk mencari makanan bersama Aishi yang sedang di gendong Sheila.
"Pilihlah apa yang kau dan Aishi suka. Nanti aku akan membayarnya." ujar Denis.
Sheila membalasnya dengan anggukan.
Sheila mengambil beberapa buah - buahan, roti, snack, dan minuman.
Setelah Denis membayarnya, kemudian mereka kembali ke ruangan ayah Sheila.
Baru saja duduk, tiba - tiba handphone Sheila berbunyi.
"Assalamu'alaikum tante, ada apa ya?."
"......"
"Umi sakit? "
"......"
"Tolong jagain umi ya tante?"
"......"
"Makasih banget ya tante."
"......"
"Assalamu'alaikum"
"....."
Tut tut
"Umi mu sakit?" tanya Denis.
"Iya kak, katanya umi kecapean." jawab Sheila lesu.
Kemudian Sheila kembali melanjutkan makan.
Sebenarnya Sheila sudah tidak bernafsu makan, tapi dia nggak enak karena udah di beliin sama Denis.
Setelah selesai makan, Sheila langsung menidurkan Aishi. Yang memang sekarang udah jam 08.00 pm, itu tandanya sudah waktunya untuk Aishi tidur.
"Kak? Apa Aishi tidak di bawa ke rumah saja? Kasihan dia kalau berlama - lama di rumah sakit." ujar Sheila ragu.
Denis hanya menatap Sheila tajam kemudian mengerutkan keningnya.
"Bb-bukan maksud Sheila mengusir kak Denis. Ta-tapi kas-." belum sempat melanjutkan perkataannya, Denis langsung memotongnya.
"Betul perkataanmu, Sheila tidak nyaman kalau dia tidak tidur di rumah." potong Denis.
Denis kemudian menggendong Aishi dengan perlahan agar tidak terbangun dari tidurnya.
"Kak pelan - pelan." kata Sheila sedikit cemas.
Denis hanya mengangguk tanda 'iya' kepada Sheila.
"Assalamu'alaikum." Denis berpamitan.
"Wa'alaikumsalam, hati - hati di jalan kak. Maaf nggak bisa nganter." balas Sheila.
Sheila menatap Denis yang kini mulai hilang dari balik pintu kamar rawat abinya.
"Astaghfirullahal'adzim, apa yang hamba pikirkan Ya Allah." ucap Sheila disela sela lamunannya.
Denis Pov
Setelah dari rumah sakit, Sheila menyarankanku untuk membawa pulang Aishi.
Memang ada benarnya juga, Aishi sangat tidak betah jika tidak tidur di rumah.
Akhinya aku memutuskan untuk pulang dan meninggalkan Sheila sendiri.
Aku pikir Sheila bisa menjaga dirinya sendiri karena dia sudah besar.
Aku mulai berjalan dari kamar rawat ayah Sheila dan berjalan sambil menggendong Aishi.
Suasana di rumah sakit pad saat itu masih sedikit ramai. Juga masih banyak pengunjung yang datang ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU MANTAN KAKAK IPARKU (DREAME)
Romance*CERITA AKU REVISI KALAU UDAH TAMAT YA* Aku pernah menaruh hati kepada seorang yang ternyata menjadi kakak iparku. Butuh waktu hingga akhirnya rasa itu hilang. Namun, setelah kakakku meninggal, perasaan ini muncul kembali tanpa aku tahu bagaimana ca...