05. I Wish I Wasn't One of Your Exes

105 14 12
                                    


"Aku capek dengan keadaan kayak gini!"

"Aku ngelakuin ini buat kamu, Sarah! Buat ngelindungin kamu!"

"Dari apa?! Hoseok, apalagi yang kamu sembunyikan dari aku?"


Dari dunia. Dari dunia Hoseok adalah jawabannya. 




Sarah menoleh sebentar ke panggung Dua Lipa, tertawa kecil waktu bener-bener liat Rose berdiri di samping Dua Lipa udah kayak lihat keajaiban dunia. Kembali lagi ke minumannya, waktu seorang bartender menuang lagi soda di gelasnya. Sarah cuma senyum dan bilang makasih pelan. 

Nggak lama kemudian Dua Lipa memainkan lagu hitsnya yang terbaru, New Rules dengan arasenmen DJ yang Sarah belum pernah denger sebelumnya. Semua tiba-tiba jadi klub malam yang dihindari Sarah. Lantai dansa menjadi riuh, semua orang turun untuk bergerak di lautan tarian. Sarah bisa melihat beberapa orang yang Sarah kenal berada di antara orang.


Kim Seokjin, dengan suaminya (mungkin, Sarah melewatkan undangannya. Apa dikirim ke rumah?) yang Sarah tahu adalah Direktur Utama perusahaan raksasa di ibukota, Kim Namjoon. Berdansa disana dan Sarah tidak yakin mereka akan tahan berdiri disana tanpa Namjoon berusaha bercinta dengan Seokjin kurang dari lima belas menit. Sedikit ke dekat panggung, Park Jimin terlihat seperti pelacur kecil dengan Kim Taehyung berdansa sensual dan tertawa-tawa. Sarah nggak perlu mencari dimana Jeon Jungkook dan Min Yoongi yang tengah mematai dua binatang kecil mereka.


Sarah tertegun lalu berdegup kencang, mana si birthday boy?


Saat memutar kursinya, Sarah menemukannya. Duduk di sofa dengan wanita di kanan-kiri dan di pangkuannya. Jung Hoseok berada di tempatnya, lelaki sempurna dengan harta tak terkira, bersenang-senang dengan banyak perempuan disekitarnya.



Iya, itu yang sesuai dengan Jung Hoseok.



Tidak sengaja saling menatap mata, mereka berdua terkejut bersamaan. Hoseok kaget, dan begitu juga Sarah. Cuma Sarah berdegup karena cemburu, dan itu salah banget. Dia cepat-cepat menghadap squashnya lagi, ngerutuk sebentar kenapa harus bertemu Hoseok.

Harus ngeliat Hoseok waktu cewek itu lagi memasukkan jemarinya diantara kancing kemeja Hoseok yang terbuka dan jemari Hoseok yang bermain nakal di pundak telanjang wanita di samping kanan kirinya.


Dulu, jemari itu hanya buat Sarah. Hanya buat memanjakan tubuh Sarah. 



Itu bukan miliknya lagi. 



Jangan nangis Sarah, please, jangan nangis




Waktu itu Sarah mengambil cincin di jari telunjuknya, cincin pertunangan mereka. Hoseok sangat terkejut.

"Sarah, jangan,"

"Mungkin gue nggak bisa disamping lo terus, Seok. Mungkin bukan gue orangnya."




Sarah sangat lelah, dengan semua ketegangan dalam hidupnya. Semuanya berubah. Bapak dalam bahaya selalu, adiknya juga. Sarah tentunya. Dan dia nggak bisa lihat Hoseok berlinangan darah di kantornya lagi. Nggak sanggup. Semua karena Sarah. Semua orang mengira bahwa Sarah adalah kelemahan Hoseok dan Sarah harus pergi. Dia nggak bisa ngebuat semua orang disekitarnya dalam bahaya. 


Jadi, Sarah pergi


Sarah nggak bisa, dia harus nangis. Dia harus pergi lagi. Jadi Sarah cepat-cepat turun setelah menyelipkan satu lembar uang dengan nominal paling besar di bawah gelas dan akan menuju pintu keluar sebelum tangan yang ditakutkan Sarah benar-benar menariknya. 


Hoseok menghentikan langkahnya. 


"Sarah." Suaranya tidak berubah, tidak ada yang berubah. Tangannya masih hangat. Sial, itu bekas wanita murahan disana. 



"Senang bisa berkenalan dengan kamu," jeda sebentar, "gadis cantik."



"Gadis cantikku."


ㅇ HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang