2-BadMOOD

461 63 61
                                    

Vania berjalan menyusuri koridor sendirian. Tidak ada murid sama sekali. Karena sepulang sekolah tadi hanya ada beberapa anak anggota osis yang masih tetap setia di sekolahan. Vania satu-satunya.

Mood-nya hari ini sangat tidak baik, bisa dilihat raut wajahnya yang nampak kusut dan letih. Dia melirik jam tangan yang melingkar dengan manis ditangan kirinya. Jam menunjukan pukul 17.45. Bang Daniel--kakak Vania sudah menghubunginya tadi jika dia tidak bisa menjemput karena ada tugas kampus mendadak.

Alasan receh bukan? Vania tau kalau abangnya kali ini pasti dirumah,hanya saja dia malas untuk keluar rumah karena hari ini suasana sangat mendung dan mungkin akan turun hujan. Memang jahat sebenarnya bang Daniel itu,tapi bagaimana lagi dia adalah teman yang menemaninya dirumah disaat mama dan papa nya harus sibuk dengan urusan pekerjaanya masing-masing.

Dengan terpaksa Vania harus jalan untuk sampai ke rumah. Jika jam segini ada angkot dia akan segera menumpanginya. Tapi kenyataannya tidak ada satupun angkot yang melintas disepanjang jalan menuju rumahnya jika sudah larut.

Setelah beberapa meter Vania berjalan dari wilayah sekolah, dia melihat toko kecil yang menjual banyak sekali minuman dingin berbagai rasa dan beberapa makanan ringan yang digantung didepan pintu.

"Haus banget hmm,,,," Vania hanya bisa menelan ludahnya. Dia sangat haus tapi uangnya sudah habis. Jika saja uangnya masih sudah sedari tadi dia akan memesan ojek-online untuk mengantarnya pulang

Vania melanjutkan jalannya,saat itu dia mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya. Niatnya ingin me-nyepam abangnya dia urungkan niatnya karena baterai ponselnya tinggal 5% itu artinya ponselnya sudah tidak bisa lagi digunakan.

Vania berdecak pinggang, lalu memasukkan ponselnya kembali kedalam saku seragamnya. Vania berjalan lebih cepat karena suara gemuruh dan angin kencang membuatny khawatir jika nanti kehujanan.

Bugg

Vania tersungkur di trotoar dengan keadaan duduk sambil meringis memegangi dengkul kaki nya yang sedikit terluka.

"Aduuhh,," Rintih Vania sambil mencoba berdiri.

"Mimpi apa sih gue semalem kok dikasih cobaan kayak begini." monolognya sambil membersihkan debu yang ada diroknya. Jalannya kali ini terlihat aneh dan pincang.

Setelah hampir 10 menit berjalan akhirnya Vania sampai didepan pintu gang rumahnya. Saat tak sengaja dia menengok ke belakang, dia melihat seorang pengendara motor dengan motor yang dikendarainya. Dilihatanya si pengendara itu lengkap menggunakan seragam dengan badge SMA Sakti,itu artinya dia satu sekolah dengan Vania.

Pengendara motor itu melaju dari arah belakang Vania dengan kecepatan tinggi. Saat melintas di jalan berlubang mungkin secara tak sengaja dia melewatinya.

Prraatt

Dan benar saja pengendara itu melewati jalan berlubang yang dipenuhi genangan air.

"WOOY!" vania berteriak dengan kencang. Kali ini dia benar-benar marah.

Si pengendara motor itu mulai menurunkan kecepatan motornya hingga berhenti tepat di depan rumah Vania.

Tak ingin melewati ini semua, Vania langsung berjalan mendekatinya.

"Punya mata gak sih lo? Kalo naik motor liatnya pakai mata jangan pakai dengkul!" murka Vania dengan penuh amarah.
"Siapa nama lo? Anak SMA Sakti kan?" lanjutnya.

Si pengendara motor itu tanpa rasa bersalah langsung membuka helm yang dikenakannya "Gue Alvaro, ketua OSIS di SMA Sakti." ucapnya sambil tersenyum.

A n V || AlvaroVaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang