Bagian 10

278 3 3
                                    

"Besok aku keluar kota, kamu baik - baik ya."

Setelah mengantarkanku ke kantor Vito pamit denganku.

" Berapa hari ?"

"Belum tau, ada kerjaan yang harus aku selesaiin di kantor cabang."

"Umm ya udah, hati - hati."

"Oke. semangat kerjanya."

Aku tersenyum.

"Cieee... ada yang bahagia nih ?"

"Biasa aja Nda."

saat memasuki kantor aku berpapasan dengan Nanda.

"Tapi beda deh say, kamu tu kayak kebebas gitu," sahut Nanda.

"Hmm.. apa sih Nda, udah yuk ke ruang pertemuan, briefing mau mulai."

"Aira"

Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke belakang.

Aku melihat Mas Willy berlari menuju ke arahku. Dia lagi. Masih teringat saat dia mencium pipiku di ruangan. Rasanya aku ingin menjauh dari dia.

"Gimana mas ?"

Mas Willy diam sejenak.. dia mengatur nafas terlebih dahulu.
"Ntar sore jalan yuk."

Aku menaikan alis. Aku berpikir sejenak. Aku ga ingin berhubungan dengan dia lagi.

"Hmm ga deh mas, aku mau pulang aja."

"Kenapa ? Takut ketauan lagi ?"

"Ai.. buruan briefing mau mulai," Nanda dari jauh meneriakiku untuk cepat ke ruang pertemuan.

"Mas.. aku duluan ya.. sorry aku ga bisa."

Aku berjalan meninggalkan Mas Wily menuju ruang pertemuan.

-----------------------------------------------------------

Willy

Dia berjalan menjauh meninggalkanku. Gagal lagi misiku untuk mengenalnya lebih jauh. Dan sebenarnya aku juga ingin menanyakan perihal nomerku yang dia blocked tapi ya udah lah mungkin dia juga ga ingin membahasnya.

Aku hanya ingin berkenalan dengannya. Kalau memang aku ga bisa memilikinya setidaknya aku bisa menjadi teman dekatnya.

Kedengarannya memang gila. Aku yang sudah memiliki istri menyukai cewek seperti Aira. Dilihat dari manapun banyak yang lebih dewasa lebih bisa aku ajak untuk menjalin hubungan dibanding Aira. Tapi entah kenapa pilihanku jatuh kepada Aira.

Aku menatapnya terus berjalan menjauh hingga dia menghilang masuk ke ruang pertemuan.

Aku dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundakku.

"Cantik ya dia ?"

Aku tersenyum kepadanya. Dia adalah mbak Mella ratu gosip di kantor ini. Segala yang berhubungan dengan kantor pasti dia tau.

"Iya.. Aira cantik.. kenapa mbak ?"

"Inget istri sama anak Wil.. lagipula Aira sudah tunangan bentar lagi dia juga mau menikah."

Aku sedikit terkejut mendengar berita ini. Aira tunangan ? Selama ini aku ga pernah memperhatikan ada cincin di tangan kiri dia.

"Masih tunangan kan mbak.. ga masalah dong.. udah ah mbak aku mau balik ke ruanganku dulu."

"Awas loh kalau sampai kamu deketin Aira."

Aku tak menghiraukan kata - kata Mbak Mela dan berjalan menuju ruanganku.
---------------------------------------------------------

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang