Bagian 7

338 6 0
                                    

Hari ini hari libur kantor. Aku hanya bermalas - malasan di kamar. Seminggu sudah capek dengan segala pekerjaan yang ada di kantor. Jika memikirkan kantor, aku kembali teringat dengan kejadian sore di saat aku akan pulang. Mas Willy tiba - tiba memegang tanganku dan memandangku tidak seperti biasanya. Apa sih yang aku pikirkan. mulai ngelantur nih pikiranku.

aku segera beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi. memang lebih baik membersihkan badan agar tidak memikirkan hal - hal yang aneh.

selesai mandi ponselku berbunyi....

di layar tertera nama Vito..

"Ya Halo.."

"Dimana ?" tanya Vito dari seberang telepon.

"Di rumah."

"Udah mandi ?"

"Udah, gimana ? mau ngajak pergi ?"

"Ga. Aku lembur. Ya udah cuma mau tau kabar kamu aja."

"Ooo."

"Ya udah jangan lupa makan aku kerja lagi."

"Hmm.. Iya."

Setelah itu telepon ditutup oleh Vito. Garing, biasa aja, dan yahh cuek. itu lah yang selama ini aku rasakan sejak pacaran dengan Vito. terlebih akhir - akhir ini sejak aku dan dia berencana akan menikah. 

Saat aku sedang berganti pakaian ponselku tiba - tiba berbunyi lagi..

Dia. 

"Gimana Mas ?"

"Eh langsung diangkat."

"Iya kan ponselnya deket sama aku."

"Jalan yuk."

"Ogah, ada istrimu mas."

"Lha emang kita mau ngapain ? kan aku cuma mau ngajak kamu jalan. Apa kamu takut sama pacarmu ?"

"Ga kok. dia kerja. lembur."

"ya udah ayo jalan mau ga ? kita makan aja."

"Hmm aku ga enak mas sama istrimu."

"cuma makan Ai, mau ga ? kalau ga mau ya gpp sih."

Aku sempat terdiam beberapa menit memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang terjadi.

"Ya udah ayo."

"Nah gitu dong. Aku jemput ya ?"

"Eh ga usah kita ketemuan aja."

"Ooo ya udah mau ketemu dimana ?"

"Kita mau makan dimana ? ketemu disana aja mas."

"Ya udah aku chat ya lokasi nya."

"Iya mas."

"Sampai ketemu disana ya."

"Ok"

Aku mematikan ponsel dan bersiap untuk pergi. 

Setelah Mas Willy memberikan lokasi nya aku segera memesan taxi online dan menunggu di teras rumah.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Willy

Dia datang dengan berlari kecil, rambut yang dikuncir kuda bergerak pelan mengikuti arah dia berjalan. tampak natural beda dari hari - hari di kantor. Dia cantik. dia semakin membuat aku ingin menjalin hubungan dengannya. aku mengabaikan statusku yang kini telah memiliki seorang istri. aku ingin mencoba untuk berhubungan dengan Aira. 

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang