Bagian 8

289 3 0
                                    

"sebenernya kemana sih kamu ?"

sepulang kerja Vito mengajakku ke taman dekat kantor.

"Kan aku udah bilang kalau aku makan."

"Trus ? kenapa ga bawa hp ? makan sama cowok ?"

Aku terdiam sambil memandang Vito. 

"Kok ga jawab Ai ? Bener kamu makan sama cowok ?"

"Vito denger ya aku kemarin kan udah bilang kalau handphone aku ketinggalan, kapan sih kamu bisa percaya sama aku ?"

"Selamanya juga aku bakal curiga sama kamu kalau kamu aneh gini."

"Ooo gitu jadi udah ga mau percaya sama aku ? Ya udah kalau gitu ga usah sama aku aja, percuma kali nantinya kalau menikah pun aku kamu curigain terus. Aku itu punya kehidupan, kehidupanku ga cuma kamu aja."

"Kok kamu marah ? Aku kan sayang sama kamu. aku cuma mau jaga kamu."

"Jaga ? kamu pikir dengan kelakuanmu yang sekarang itu kamu jaga aku ? Itu namanya Mengekang bukan jaga."

"Aku ga suka ya kamu selalu marah kalau aku bilangin, kamu harusnya nurut kalau aku ngomong apapun, besok itu kamu aku yang atur."

"Ya udah ga usah nikah sama aku sekalian, aku ga suka dikekang, ditentang, diatur - atur, aku bukan robot yang bisa kamu atur semaumu. aku pulang sendiri aja."

aku beranjak dari tempat duduk dan berusaha menjauh dari Vito. sambil mencari aplikasi taksi online di handphoneku. 

aku menunggu di depan taman dan Vito menghampiriku.

"Aku ga suka sikap kamu yang kayak gini Ai."

"Bodo."

"Ai dengerin aku."

Vito memegang tanganku dan kebetulan taksi online ku udah datang. aku segera melepaskan tangan Vito dan masuk ke taksi online.

-----------------------------------------------------------------------------------

sampai di rumah aku langsung menuju kamarku. aku merebahkan badanku ke tempat tidur. pulang kantor capek ini malah ditambahin masalah. kapan sih dia bisa mengerti ? setiap saat hubungan selalu dengan berantem. 

baru saja aku menutup mataku untuk mengistirahatkan semua handphoneku berdering. tanpa liat layar  siapa yang telepon aku langsung mengangkat dan marah - marah.

"Apa lagi ? Aku capek, kalau mau berantem besok lagi aja."

"Ai ?"

Aku langsung bangun dari tidurku, salah orang. aku liat handphoneku sekilas ternyata Mas Willy.

"Maaf mas, salah. kirain..."

"Abis berantem ya ? Waduh aku salah dong malah telepon kamu ?"

"Ga kok gpp. gimana mas ? Mau tanya kerjaan atau apa ?"

"Mau tanya kamu. kamu baik - baik aja kan ?"

"Ooo aku. baik kok mas gimana ?"

"Kok tadi marah - marah kenapa ?"

"Gpp mas biasa lah."

"Jalan yuk ?"

"Udah malem mas, besok kapan - kapan aja ya mas."

"Ya udah kamu istirahat, jangan marah - marah terus nanti manisnya ilang loh."

Aku tersenyum membayangkan Mas Willy disaat menggodaku.

"Iya aku bobo dulu ya mas capek."

"Oke Ai."

Setelah telepon aku tutup aku kembali merebahkan badan dan tertidur.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang