Chapter 16

1.5K 220 27
                                    

"Kong! Lihat ini ada kerang..." kata Arthit yang kegirangan menemukan cangkang kerang yang cukup besar. Kongpop hanya tersenyum geli melihat tingkah seniornya yang seperti anak-anak itu.

Akhirnya P'Arthit kembali ceria. Semalam mereka sudah bicara banyak hal mengenai kondisi Arthit. Mereka sudah sepakat tak ada lagi pengobatan dan menikmati moment berharga saat ini.

"Dengar ini!" Arthit menempelkan lubang cangkang kerang itu ke telinga Kongpop. Bunyi laut terdengar dari sana.

"Indah P." Kata Kongpop.

"Benar kan suaranya indah. Makanya aku selalu suka tentang laut."

"Kau lebih indah." Kata Kongpop yang menatap dalam ke mata Arthit hingga ia menjadi malu.

"Hentikan itu!"

"Itu benar. Aku tak bohong." Mata Arthit mengerling malas. Ia kembali mengumpulkan kerang demi kerang. Kongpop dengan setia di sampingnya sambil membawa ember kecil, tempat untuk hasil tangkapan Arthit.

Sudah 1 jam mereka melakukan itu. Walau di terpa panas matahari tapi tak menyurutkan semangat Arthit mengekspor pasir-pasir putih.

"P'Arthit, waktunya makan siang." Kata Kongpop memperingatkan. Tubuh Arthit sudah kurus, pipi chubbynya sudah tirus. Ia tak ingin Arthit bertambah kurus lagi.

"Sebentar Kong." Kata Arthit masih berkutat dengan sekop dan pasirnya.

"Nanti dilanjutkan. Ayo makan!"

"Kau duluan saja."

"Tak mau. Aku mau meyuapimu." Sebuah sikutan mendarat di perut Kongpop. Sang pelaku penyikutan itu malah berlari tertawa senang menuju restaurant yang tak jauh dari sana.

***

Kongpop meminta Arthit untuk memesan apa saja yang ia mau, tak peduli berapa banyak atau semahal apa makanan itu. Arthit yang terbiasa irit tak mau menbuang uang untuk hal yang tak penting menurutnya. Ia hanya memesan mie kaldu tomyam dengan udang dan Kongpop memesan mie kaldu ayam dengan bakso ikan. Minuman mereka seperti biasa, pink milk dan ice coffee.

"Habis ini kita kemana Kong ?" Kata Arthit masih bersemangat.

"Terserah P'Arthit."

"Aku ingin menemui orang tuaku." Kata Arthit yang sedih mengingat ia sudah lama tak pulang ke rumah orangtuanya.

"Boleh. 2 hari lagi kita kesana. Tapi sebelum itu, apa aku boleh mampir kerumahku dulu ?" Tanya Kongpop.

"Oi... bagaimana kuliahmu ?" Besok hari Senin, sudah waktunya kuliah.

"Aku ijin sementara, aku sudah bilang Em untuk memberitahu pihak universitas."

"Kenapa ?" Tanya Arthit.

"Untuk menemanimu."

"Kong, kau tahu kau tak usah melakukan itu.

"Tapi aku mau P. Ini keinginanku."

"Baiklah. Terserah kau saja." Kata Arthit. Toh kenyataannya dia juga akan membolos kuliah. Ia ingin tinggal di rumah orang tuanya sampai tiba saatnya nanti.

"Kerumah ku dulu ya P."

"Kenapa ?"

"Aku ingin memgambil barang. Lagipula aku harus pamit untuk pergi bersamamu." Arthit mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ok. Ok."

***

Tok... tok...

Krist turun dari tempat tidur dengan malas, siapa yang mengusik tidurnya itu. P'Arthit dan P'Kongpop baru akan pulang nanti malam.

9. Krist And Arthit (Bahasa) - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang