Prolog

3.3K 318 24
                                    

"Aku benci P'Singto.." Teriak Krist tak mempedulikan keadaan sekelilingnya.

"Krist dengarkan P dulu..." sudah beberapa kali Krist bertindak semaunya seperti ini. Berteriak dan bertengkar di depan umum. Terlebih lagi tepat setelah Singto baru menyelesaikan syuting untuk seriesnya yang terbaru. Singto sungguh merasa lelah karena syuting yang terus menerus dan sekarang ia harus berurusan dengan Krist yang ngambek menunggunya untuk bertengkar tepat setelah ia selesai syuting. Sang sutradara, lawan main bahkan para crew masih ada disana menyaksikan pertengkaran mereka.

"P tak pernah mengerti... P selalu sibuk, P selalu punya alasan. Aku. Aku... selalu aku yang salah..." suara Krist makin meninggi.

"Krist, kau salah paham. P punya alasan untuk semua ini." Singto mencoba meredam situasi ini.

"Hahaha... " Krist tertawa sinis. " Benar, hanya aku yang salah paham... hanya aku yang menganggap bahwa kita...." kata-kata Krist terhenti. Bukan, bukan karena dari kemauan Krist yang tidak melanjutkan kata-katanya tapi Singto yang membungkam mulutnya dengan tangannya.

"Diam..." bisik Singto penuh penekanan. Singto marah. Hal itu jelas bagi Krist. Singto menarik tangan Krist keluar dari ruangan itu dan menuju ke parkiran mobil. Singto termakan emosi, ia tak memperdulikan rintihan kesakitan tangan Krist. P'jane dan Mae Yui berlari mengikuti kedua anak didiknya itu. Mereka takut hal ini menjadi gempar di media masa besoknya.

"Masuk..." perintah Singto yang membuka pintu mobilnya. Krist mengeleng, ia takut tapi kali ini ia tak akan tunduk pada Singto. Sudah habis kesabaran Krist.

"Masuk.." Perintah Singto sekali lagi, jelas tak ingin dibantah.

"Aku tak mau..." bantah Krist, walau rasanya ingin menangis tapi ia tahan. Selama ini Singto ada untuknya, bermain game, menonton film bahkan sata Krist sedih, tapi semua itu berubah sejak Singto bermain di series itu.

"Krist... berhenti bertingkah seperti anak kecil." Kata Singto kesal.

"Aku ? Aku seperti anak kecil ?" Krist menatap nyalang walau bersimbah air mata.

"Krist stop. Aku lelah. Please jadilah Nong yang penurut saat ini." Pinta Singto. Ia tak tahan melihat Krist menangis tapi tubuh dan hatinya juga lelah akibat syuting.

"Nong ? Nong ? Apa maksud P ?" Tanya Krist semakin galak.

"Kau adalah Nong P."

Jeglerrr....  bagai petir menyambar dan membelah dua hati Krist. Jadi selama ini Singto hanya menganggap Krist sebagai Nongnya saja ? Tidak lebih dari itu. Jadi selama ini Krist yang salah paham atas perlakukan Singto. Jadi selama ini Krist ???

"Fine P. Aku paham. P tak perlu membujuk aku, aku adalah Nong P." Kata Krist berusaha menahan air matanya menjadi lebih deras. " Aku hanya berharap kau akan selalu sukses." Krist tersenyum getir. Rasanya sungguh sakit di hati Krist, rasa sakit ditusuk pedang pun masih belum melebihi rasa sakit yang ia rasakan sekarang.

"Ayo kita pergi Mae..." ucap Krist berjalan menjauhi Singto dan mendekati Yui.

"Krist...." Yui tak tengah melihat Krist yang sudah dianggap sebagai adik seperti ini.

"Please... ayo kita pergi..." kata Krist  pelan sambil menunduk menyembunyikan tangisannya.

"Baik Krist, ayo kita pergi...." ajak Yui menuntun Krist menuju mobil mereka.

Di dalam mobil, Krist memegang buku novel yang berjudul Sotus. Ia fans berat atas cerita itu. Ia berharap bahwa Singto seperti Kongpop yang begitu mencintai Arthit dan ia seperti Arthit yang dicintai sepenuh hati oleh Kongpop.

Andai aku menjadi Arthit....

Krist tertidur saat mobil hitam yang dikendarai Yui membelah jalanan sepi kota Bangkok.

***

"SINGTOOO... SINGTOOO...." Teriak P'Jane mengetuk pintu kamar Singto dengan panik.

"Kenapa P'Jane ?" Singto menatap bingung wajah pucat P'Jane. Apakah sesuatu terjadi pada ayahnya ? Atau ada masalah series yang di bintanginya atau krist.....

"Krist menghilang......."

9. Krist And Arthit (Bahasa) - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang