Chapter 14

1.4K 229 47
                                    

Krist menemani Arthit untuk check up lagi ke dokter karena Kongpop harus mengikuti pertandingan basket antar jurusan dan malamnya ia harus berkompetisi dalam pemilihan moon dan star 2018.

Arthit masih menjalani perawatan kemoterapinya walau dengan terpaksa. Karena Kongpop itu keras kepala, tak mau dibantah.

"Aku sungguh tak mengerti!!" Kata Dokter Porsche yang menangani Arthit.

"Kenapa dok ?" Tanya Arthit.

"Perkembang biak sel kankernya terlalu cepat. 10x lebih cepat dari biasanya. Tak pernah ada kejadian ini sebelumnya. Apa yang salah ?" Kata dokter Porsche kesal. Ia sudah menangani banyak pasien tapi tak pernah ada kasus seperti Arthit. Semua berkembang dengan cepat. Badan Arthit juga sudah turun terus menerus.

"Jadi berapa lama lagi ?" Tanya Arthit.

"Apa maksudnya itu P ?" Tanya Krist berharap agar bukan dugaannya yang dimaksud oleh Arthit.

"Berapa lama lagi aku bisa hidup ?"

"Ngak!! P'Arthit pasti bisa sembuh. P'Arthit jangan putus asa. Tak boleh. Aku tak akan memaafkan kalau P'Arthit menyerah." Kata Krist berteriak sambil menangis.

"Krist..." Arthit membelai sayang. Walau cuma sebentar bertemu Krist tapi Arthit sudah menganggap Krist sebagai adiknya karena ia anak tunggal.

"Jika takdir mengatakan demikian. Kita harus ikhlas." Krist tetap menangis di pelukan Arthit.

"2 minggu. Paling lama 1 bulan." Kata dokter Porsche yang ingin sekali merobek kertas hasil lab di depannya. "Maafkan aku Arthit."

"Tak apa dok. Dokter sudah berusaha semaksimal mungkin. Aku hanya bisa menerima dan merelakan semua. Terima kasih." Kata Arthit pamit dan menarik Krist keluar dari ruangan dokter.

***

Krist, Arthit dan teman-temannya datang menyaksikan kompetisi final moon dan star 2018. Para peserta menunjukkan bakatnya masing-masing, ada yang menari, ada yang bermain musik, ada yang meperlihatkan gaya bertarung dan masih banyak lagi.

Kongpop dan Praepeline membawa 3 buah lagu yang jenaka dan menyentuh hati. Lagu pertama kisah dimana seseorang yang menemui cinta remaja. Yang kedua adalah cinta pertama dan yang ketiga adalah cinta yang belum terbalas.

Arthit hampir saja menitikkan airmata saat lagu ketiga mengalun. Lagu itu seperti membawa pisau yang mengiris tipis hatinya lapis demi lapis. Rasa cinta yang ia miliki, tak akan pernah akan dia ungkapkan demi kebaikan Kongpop. Rasa gengsi dan malu membuat ia harus menghapus cepat air mata yang mengalir di pipinya.

"Dan Pemenangnya adalah Kongpop Suthiluck!! Nong Kongpop adalah moon kita tahun ini. Silahkan maju ke depan nong." Kata sang Mc sambil mempersilahkan Kongpop maju kedepan.

Krist dan yang lain bertepuk tangan dengan semangat. Menyorakkan nama Kongpop dengan lantang berkali-kali.

Selamat Kongpop. Kata Arthit dalam hatinya.

Krist menarik Arthit menemui Kongpop di belakang panggung. Kongpop dan Praepeline sedang berfoto dengan para pengemar mereka.

"Krist jangan ganggu dia, ayo kita pergi dari sini." Ajak Arthit. Tapi Krist tetap kekeh gak mau pergi. Arthit berjalan menjauh meninggalkan Krist.

"P'KONG!! P'ARTHIT PERGI NIH!!" Teriak Krist. Kongpop yang meminta pamit dan segera berlari menyusul Arthit.

"Tunggu P'Arthit." Kata Kongpop menahan lengan Arthit.

"Ada apa ?" Jawab Arthit jutek.

"Bagaimana lagu yang ku nyanyikan ?"

"Membosankan." Jawab Arthit sambil memanyunkan bibirnya. Malu donk kalau ketahuan tadi ia nangis gara-gara lagu yang dibawakan Kongpop.

"Aku menang P'Arthit."

"Aku tahu. So ?"

"Boleh aku minta hadiah ?"

"Kau sudah dapat hadiah." Penyelenggara memberikan 100.000 bath per couple untuk juara 1.

"Bukan itu. Itu tak penting."

"50.000 baht tak penting?? Apa kau orang kaya hah!!" Belagu kali si Kongpop menganggap 50.000 baht tak penting. Itu uang saku Arthit selama 10 bulan. Kongpop hanya tersenyum menanggapi ocehan Arthit.

"Jika P'Arthit mau akan kuberikan hadiah itu untukmu. Tapi sebagai gantinya tolong berikan aku hadiahmu."

"Aku tak punya uang Kong." Kenapa sih banyak banget yang mau memalak dirinya. Arthit itu miskin. Biaya rumah sakit saja ia masih berhutang sama Kongpop.

"Hahaha... bukan uang. Tapi sesuatu yang lain."

"Apa maumu ?"

"Boleh aku meminta membuat kenangan indah dengan P'Arthit ?"

"Maksudnya ?"

"Ayo kita pergi tamasya."

"Boleh. Aku akan bilang mereka."

"No.. hanya kita berdua P. Apa P'Arthit setuju ?"

Mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku bersamanya.

"Oke. Aku setuju."

"Kita pergi sabtu ini."

***

"Krist ini apartemen Knot." Kata Arthit menunjukkan gedung yang bertingkat itu. Hari ini Krist dibawa keliling oleh Arthit, entah untuk apa tapi Krist tak protes.

Setelah dari apartemen Knot, Krist dibawa Arthit menuju rumah Toota, Prem dan Bright.

"P'Arthit..." panggil Krist. Ada perasaan yang tak enak di hati Krist setelah mereka pulang dari rumah Bright. Apalagi P'Arthit berbohong bilang mau pergi belanja makan malam dengan Krist.

"Ya.." jawab Arthit.

"P'Arthit tak merencanakan sesuatu kan!!" Kata Krist memastikan.

"Rencana apa ?"

"Aku tak tahu makanya aku bertanya pada P'Arthit."

"Jika sudah saatnya, kau pasti akan mengetahuinya." Kata Arthit pelan dan menatap lurus ke jalanan. Supir taxi membawa mereka sampai tiba di dorm Arthit.

9. Krist And Arthit (Bahasa) - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang