Pendidikan di SMA

627 18 0
                                    

Pagi ini aku sedang melukis impian di atas kasurku, impian sedang berada dihamparan salju yang indah. Tetapi mamaku tanpa izin masuk kedalam mimpi dan menarikku  dari alam bawah sadar itu.

"Ita bangun nak, pagi ini kamu kan ada ulangan harian bersama.” Mamaku memanggil dari lantai bawah.

“Masya allah!!!!! Iya mah, Ta segera mandi...” Sahutku dengan panik.

“Ealah bocah ini, kebiasaan. Kalok gak dibangunin gak mau bangun.”Gumam mamaku sambil menyiapkan sarapan.

Selesai mandi dan memakai seragam sekolah, aku langsung turun ke lantai 1 untuk sarapan.

“Gimana Ta udah siap buat ulangan bersama?” Tanya papa kepada ku.

“Insyaallah pah, Ta pasti bisa. Ta kan mau keluar negri.”

“Heleh apa bisa? Dibangunin aja ngebangkong, gimana caranya bisa ke luar negri?” Mama menyambar bak petir di siang bolong.

“Iiihh mama ni, emang ya...”

“La kan nyata to??” Mama melirik papa sambil tersenyum simpul.

Aku pun melihat mereka sambil senyum senyum sendiri, mereka pasangan tua yang tetap mesra.

“Udah-udah lanjutin sarapannya! Ntar kamu terlambat lo Ta, papa juga ada kerjaan lebih ni di kantor.”

“Oke pah, bareng yaa...”

“Hu’um..”

Seusai sarapan, aku dan papa pamit kepada mama, kali ini aku berangkat bareng papa.

“Hati-hati ya kalian, papa jangan ngebut ntar nabrak angin...”

“Hahahahahahah.... mama ada-ada aja” aku dan ayah kompak mengucapkan rangkaian kata itu.

“Superhero dan baby superhero mama kompak deh, udah sana berangkat.”

“daaa mama.... emuah” sapa perpisahan ku kepada mama

“daaaaa....”

Papa pun menginjak pedal gas secara perlahan dan meninggalkan rumah, sembari mengajakku mengobrol.

“Ta besok mau lanjut ke mana?”

“Pokoknya Ta mau ke Turki pah, Ta pengen liat salju di sana. Pasti seru....”
“Serius???”

“Ya seriuslah pah.”

Papa pun langsung terdiam dan seketika suasana di mobil berubah menjadi hening tanpa untaian kata sedikit pun.

Tak lama kemudian mobil berhenti di depan gerbang sekolahku. Akupun turun dan mengucapkan salam kemudian memberi instrusi kepada papa agar selalu berhati-hati dalam berkendara.

Di sini lah ceritaku dimulai. Aku adalah Junita Rahma, mereka biasa memanggilku Ita atau Ta. Papa ku seorang pegawai Bank dan mama ku seorang Ibu Rumah Tangga. Aku selalu bersyukur karena terlahir dari keluarga yang ceria dan taat kepada Allah dan Rasul.

Aku bersekolah di SMA Negri 2 Tebo, yang merupakan sekolah favorit. Aku mengambil jurusan Ilmu Bahasa dan Budaya atau sering dikenal dengan jurusan IBB. Di sekolah aku terkenal pendiam saat ujian dan periang saat belajar.

Hari ini adalah hari pertamaku menjalankan Ulangan Harian Bersama (UHB) di kelas sebelas, setibanya di teras kelas aku melihat teman-teman ku sedang ramai belajar.

Salah satu temanku memanggil

“Ta sini belajar bareng!” Seru Yolla kepadaku, dikelas ia di panggil dengan sebutan dedek Ola.

“Iya dedek, Ta kesitu ya.”

“Ita belajar bab 1 dan 2 kan Ta?”

“Iya dek.”

Kami pun bercerita-cerita bersama teman-teman yang lain. Tak lama kemudian bel berbunyi pertanda ulangan akan dimulai. Pengawas pun masuk dan membagikan soal ujian masih hangat-hangatnya untuk dikupas jawabannya.

Ulangan pun usai satu mata pelajaran, aku segera bergegas ke Masjid Nurul Fikri. Ya itu nama masjid di sekolah ku, aku langsung mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat  dhuha. Mama pernah bilang solat itu dapat melancarkan rezeki dan memiliki banyak manfaat.

Setelah selesai aku bertemu dengan kakak kelas ku yang lokalnya berdekatan denganku.

“Eh Ita ngapain?”

“Habis solat kak.”

“Em sama dong.”

Ngapain sih ini orang gak jelas banget, tinggalin aja apa ya.

“Eh mau kemana?”

“Maaf kak, Ta mau belajar.”

Aku langsung ke kelas dan berkumpul bersama temanku.

“Cie kamu ngapain tadi sama kak Jhon?” Ledek Pitri kepadaku.

“Apa sih Pit,,, Ta cuma salat.”

“Tapi digodaiin kak Jhon.”

“Dia Cuma tanya, udah ah Ta mau belajar.”

Ku hiraukan ucapan Pitri yang kurang memiliki makna itu.

Ujian mata pelajaran kedua dilaksanakan dan sesudah itu kami pulang kerumah masing-masing.

Di gerbang aku menunggu sopir pribadi yang biasa menjemputku. Baru kali ini dia tidak tepat waktu.

“Pak Randy mana ya, semoga aja gak terjadi sesuatu.”

“Ita nunggu siapa, pulang bareng aja yuk” ajak kak Jhon dari atas motor secara tiba-tiba.

“Enggak usah kak, bukan mahrom.”
   Lima detik kemudian pak Randi datang.

“Udah dulu ya kak, Ta udah di jemput.”

“Oke Ita.” Dia pergi meninggalkanku.

Sesampainya di rumah, aku langsung bergegas ke kamar dan memainkan WhatsApp dan Instagram untuk stalking seputar universitas yang tersebar di seluruh Turki. Bahkan ada beberapa universitas yang membuka pendaftarannya dibulan ini.

“Ta turun nak, ayo solat dulu,,, udah masuk waktu dzuhur ni.”

“Iya ma bentar lagi Ta melunjur....”

“Eh jangan meluncur kamu kan berat tangganya gak akan kuat, ntar patah.” Ledek mama kepada ku.

“Mama suka banget dek ngeledekin, Ita kan gak gendut.” Teriakku dari atas.

Aku dan mama solat berjamaah di rumah, dan papa solat di masjid dekat kantornya.

Mama dan papa tidak pernah melarangku bergaul dengan siapapun, asalkan tau batasannya. Mereka semua sangat menyayangi ku.

Merried Or Turki (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang