Puncak Bulan Bahasa (BULBAS)

206 10 0
                                    

Inilah yang paling dinanti-nanti yaitu event-event bulan bahasa. Pasti teramat seru. Semalaman ini aku terus membayangkan tentang keseruan bulbas.

Setelah solat tahajud handphone ku berbunyi.

“Seperti ada pesan, ada apa tengah malam begini.” Bisikku di dalam hati sambil melihat handphoneku.

Ku buka pesan whatsApp itu dan ternyata kak Jhon. Isinya

“Assalamualaikum Ta,,.” Katanya dalam pesan, tampak ia sedang online.

“Waalaikumussalam kak, ada apa?” Tanya ku melalu ketikan jemari.

“Gak papa Ta. Gimana bubas besok ta?” (03.15pm)

“Ta gak ikut di hari esok ka, Ta ikutnya di hari kedua.” (03.17pm)

“Lomba apa Ta?” (03.17pm)

“Lomba artikel kependudukan kak.” (03.19)

“Loh kok sama artikel, Cuma kaka temanya lingkungan hidup. Apa kita jodoh ya?” (03.19)

Aku geram karena chatnya dia tu gak bermanfaat banget. Mending dia ngafalin Al-Quran dari tadi kan udah dapet banyak manfaat tu.

Tak sengaja aku menjatuhkan kamus bahasa inggris dan bunyinya terdengar oleh mama.

“Bunyi apa itu, apa anakku belum tidur lagi.”

“Ta tidur besok kesiangan lo solat subuhnya.” Sambung mama.

“Iya mah, Ita tidur sekarang.”

“P” (03.19pm)

“P” (03.20pm)

Kak Jhon kembali mengirim chat ke WhatsApp dan aku segera menjawab..

“Astagfirullah, udah dulu ya kak, Ta mau tidur. Assalamualaikum.”

“Waalaikumussalam dek Ta.” Jawab kak Jhon dengan segera.

Aku langsung tidur dan berniat seusai solat subuh langsung membuat kerangka artikel.

“Ta bangun nak, sudah azan.” Mama berbisik merdu di telingaku.

“hemmm” Kupun membuka satu mataku sambil menguap.
“Ayo nak berjamaah.”

“Iya mah, Ta bangun.”

“Mama dan papa tunggu di bawah ya”

“Oke mah.”

“Cepet lo ya, awas kalo lama, uang jajan mama kurangin ntar.”

“ih mama jangan gitu.”

“Udah get up pleas”

“Siap...”

Kami sekeluarga pun solat subuh berjamaah di rumah karena hari itu hujan cukup lebat.

Selesai solat, aku langsung menjalankan misi yang sudah dirancang. Yaitu membuat kerangka artikel yang akan di lombakan.

“OKE GOOGLE struktur yang ada didalam artikel...” Ucapku kepada handphone.

Setelah muncul, aku mencari referensi baru untuk mengotak-atik artikel ku agar semakin apik untuk dibaca dan mudah di presentasikan.

Tak terasa sudah jam 06.30 WIB, aku kaget dan langsung loncat dari atas kasur dan bergegas ke kamar mandi.

Setelah mandi dan ganti baju aku sarapan bersama keluarga.

“Kesiangan lagi Ta?” Sindir mama kepadaku.

“iiya mah. Tapi tadi gak tidur kok.”

“Gak tidur kok bisa kesiangan.” Jawab mama sambil melirikku.

“Tadi keasyikan bikin artikel mah.”

“Weh anak papa bisa bikin artikel juga rupanya.” Sambar papa yang tadinya asyik menikmati sarapan.

“Iya dong pah...” Jawabku.

“Udah sana berangkat, pak Randi udah nunggu dari tadi tuh.”

“Oke mah, Ta berangkat assalamualaikum.” Aku berangkat sambil memcium tangan mama dan papa.

“Waalaikumussalam,..” Jawab mama dan papa.
          
                             ****
Sesampainya di sekolah, aku melihat keramaian di sana. Ternyata sedang diadakan lomba debat bahasa indonesia.

“Wah subahanallah keren banget debatnya...” Ucapku.

“Iya kak seru banget.” Sahut dedek kelas yang imut di sampingku.

“Kelas berapa ini dek.”

“Kelas sepuluh MIPA 1 lawan sebelas MIPA 2 kak.”

“wah kece ya. Kakak kekelas dulu ya dek, terimakasih.”

“iya kak, sama-sama.”

Aku meninggalkan adik itu dan tidak mengucapkan salam kepadanya karena dia merupakan siswi non muslim disekolah.

                               ****
Akhirnya aku sampai di kelas. hati kecil ku tergerak pada kumpulan temanku yang sedang mendengarkan Muklis membaca pidato.

Aku langsung kesana dan mendengar Muklis berpidato, bak bapak presiden yang sedang berpidato di temgah-tengah masyarakatnya.

Pidatonya sungguh mengelegar dan menggetarkan semesta.

Merinding bulu kudukku di buatnya. Sungguh tak salah kemarin teman-teman sekelas memilik dirinya.

Muklis pun selesai membacakan pidatonya itu.

“Prok.. prok...prok...prok...” Tepuk tangan gemeriuh pun menyertai nya.

“Wah Muklis.. lantunan pidatomu membuat tumbuhan layu menjadi tumbuh subur. Bagus sekali.” Ucapku kepadanya.

“Iya Mu, aku yakin kamu pasti bisa menang.” Sambung Ketrin.

“Makasih lo atas pujian kalian.” Jawab Muklis terharu.

“Iya sama-sama.” Sahut ku bersama ketrin.

                                    *** 
Akhirnya bulan bahasa usai, anak sebelas bahasa berhasil memperoleh kemenangan yang cukup banyak.
   
Dalam penulisan artikel ku aku mendapat juara 2, ya satu langkah lagi untuk mendapat juara utama.
  
Kata juri isi artikel ku sudah bagus, hanya saat mempresentasikannya aku agak gugup hingga harus mengingat materi dan menjeda agak lama. Disitu  saja kelemahanku.
 
Dan kali ini juara umum BULBAS jatuh ditangan kelas sebelas bahasa.
  
“Ini lah saat yang dinanti-nanti, yaitu pengumuman juara umum Bulan Bahasa yang jatuh kepada kelas.... kelas se.... du... kelas sebelas.... IBB...” Ucap panitia.
  
“Alhamdulillah ya Allah...” Secara reflek kami sekelas mengucapkan syukur kepada Allah Swt.
   
Kalau bukan karena doa dan usaha pasti kita tidak bisa mendapat juara umum. Semua itu adalah bonus dari Allah Swt.

Merried Or Turki (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang