Kelulusan di Kumandangkan

139 8 0
                                    

Akhirnya Ujian Nasional telah usai, pengumuman  kelulusan pun dikumandangkan.
  
Seluruh siswa kelas dua belas dikumpulkan pada jam 17.00 menggunakan seragam muslim, hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya aksi corat-coret baju.
  
“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.” Ucap bapak Riadianto.
  
“Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatu.” Jawab semua siswa.
  
“Anak-anak ku sekalian yang sudah mengikuti rangkaian demi rangkaian sebagai penentu lulus tidaknya kalian, kini tiba saatnya bapak akan membacakan siapa saja yang lulus diantara kalian. Tapi berhubung lulus semua, bapak tidak akan menyebutkan semua, bapak capek..” Ucap pak Riadianto sambil ngelawak.
  
“Alhamdulillah....” Kami tersenyum dengan linangan air mata dan serentak mengucap syukur.
  
“Ingat jangan ada yang coret-coret baju atau konfoi-konfoian di jalan.” Tegas pak riadianto kepada kami.
  
“Baik pak.”
  
“Sekarang kalian boleh pulang kerumah masing-masing. Nilai UN kalian akan ditempet di mading sekolah besok pagi, yang mau liat silahkan.”
  
“Baik pak..”
  
“Bapak akhiri wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.”
  
“Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatu.”
  
Aku dan teman-teman bubar dan saling berpelukan karena tiga tahun lamanya kami bersama kemudian tak lama lagi berpisah.
  
Setelah itu aku pulang dan memberitahukan ku kepada papa dan mama, bahwa anaknya telah lulus dan sebentar lagi kuliah.
  
“Assalamualaikum mah, pah..” Ucapku.
  
“Waalaikumussalam nak.” Jawab mereka.
  
“Pah, mah aku lulus..”
  
“Alhamdulillah...” Ucap papa dan mama sambil bersujud..
  
Aku menangis dan memeluk mereka berdua.
  
“Mah pah terimakasih atas doa yang selalu kalian lantunkan untuk Ita ya.”
  
“Itu memang sudah kewajiban papa dan mama nak.” Ucap mama sambil mengusap air matanya.

                               ***
   
Malam pun berganti siang, aku langsung bergegas menuju ke sekolah untuk melihat nilai UN ku.
  
“Alhamdulillah urutan ke 4.” Ucapku dalam hati dengan penuh syukur.
  
“Ita urutan 4 ya?” Tanya Nofi anak kelas dua belas MIPA 1.
  
“Alhamdulillah nof.” Jawabku dengan tersenyum.
  
“Wah hebat-hebat..” Nofi memuji ku
  
“Terimakasih Nof, aku pulang dulu ya”
  
“Oke hati-hati di jalan..”
  
“Oke..”
  
Aku bergegas ke mobil papa karena pak sopir sudah menunggu lama dari tadi.
  
“Nilainya gimana non?” Tanya pak Randy.
  
“Alhamdulillah pak, cukup tinggi.” Jawabku.
  
“Wah non hebat euy..”
  
“Hehehehe...”
  
Sesampainya di rumah, mama dan papa menunggu dengan penuh kebahagiaan.
 
“Papa, mama.... alhamdulillah Ita urutan ke 4..” Ucapku sambil berlari.
  
“Alhamdulillah...” Mama dan papa menangis bahagia melihat anaknya lulus dengan nilai yang baik.

Merried Or Turki (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang