Menikah Dengan Pilihan Papa

204 11 0
                                    

Tak terasa dua hari yang dijanjikan oleh kak Jhon tiba. Dia dan rombongannya datang untuk melamar diriku.
  
Jantungku serasa mau copot, calon imamku ternyata dulunya adalah kakak kelas ku.
  
Kemarin aku bilang pada kak Jhon, kalau aku tidak ingin mahar yang mahal aku hanya ingin Ar-Rahman darinya.
  
“Assalamualaikum..” Ucap orang dari luar rumah.
  
“Waalaikumussalam,” Ucap mama, papa, aku dan saudara-saudara yang berkumpul di rumah.
  
Papa langsung membukakan pintu.
  
“Silahkan masuk..” Seru papa dengan ramah.
  
“Baik lah, terimakasih.” Ucap papa dari kak Jhon.
  
Semua tamu duduk, serangkaian demi serangkaian acara telah di lewati. Kini tiba acara khitbah dimulai.
  
Jantung ku berdebar cukup kencang, menyaksikan calon imam ku menjabat tangan papa dan mengucapkan saya trima nikahnya.
 
Setelah itu aku dituntun ibu untuk mendekat disamping calon suami yang kini sudah sah menjadi suamiku itu.
  
“Sini nak dekat suami mu, dia akan melafalkan surah Ar-Rohman untuk mu.” Ucap mama.
  
“Baik mah.” Jawabku,
  
Aku begitu merinding mendengar lantunan ayat itu. Setelah selesai, pemandu memerintahkan aku dan kak Jhon untuk memasang cincin.
  
“Silahkan kepada mempelai untuk memasang cincin dan mempelai wanita mencium tangan mempelai pria.” Ucap pemandu.
 
Acara dihari ini bak vidio diinstagram yang membuat baper siapa saja yang melihatnya.
  
Setelah acara selesai, aku dan kak Jhon pun resmi menjadi suami istri. Meskipun acara yang tak begitu megah tapi aku tetap bahagia, karena Allah SWT,selalu menyertai. Acara pernikahan ku terletak di dalam ruangan.
    
                              ***
  
“Alhamdulillah ya dek kita sudah sah.” Ucap kak Jhon.
  
“I..i..iya kak, alhamdulillah.” Jawab ku.
  
“Jangan grogi gitu dong, hahahaha.” Kak Jhon terus saja meledekku.
  
“Kakak ni....gak grogilah.” Pipiku langsung merah jambu.
  
“Gak nyangka ya dek, kita bisa berjodoh, padahal keliatannya kamu dulu gak suka sama aku.”
  
Aku tersenyum geli dan menceritakan semuanya.
  
“Taukah kakak, dulu aku juga suka padamu, tapi aku hanya bisa berdoa dalam diam, karena islam tidak pernah mengajarkan untuk pacaran.” Jawabku dengan jelas.
  
“Ha?? Masak iya dek?” Kak Jhon kaget bukan kepalang mendengar semuanya.
  
“Iya kak...” Jawabku.
  
“Berarti Allah telah medengar doa kita ya dek, aku berhijrah juga karena kamu.”
  
“Hus gak boleh gitu kak, niat kan hijah kakak karena Allah.”
  
“Iya maksud kakak gitu.”
  
“Ayo siap-siap solat kak, aku mau kamu yang menjadi imamnya.”
  
“Siap dek..” Tegas kak Jhon.

Kak Jhon pun menjadi imam saat solat, sungguh aku masih tak menyangka kalau dia adalah suamiku.

Merried Or Turki (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang