001. DIUSIR

1.3K 75 2
                                    

Sebuah mobil sedan berhenti di depan gerbang rumah yang cukup besar. Di dalam mobil itu terdapat seorang gadis. sambil menekan klakson gadis itu bersiul riah menunggu pintu gerbang terbuka.

Tidak lama kemudian seorang pria paruh baya menghampirinya dan membuka gerbang.

" maaf non kelamaan bukanya" ujarnya seraya selesai membuka gerbang.

Gadis itu menurunkan jendela mobil dan tersenyum ramah.

"Nyantai aja kali pak Tejo, kaya sama siapa aja" ujar gadis itu dan kemudian memasukan mobilnya.

Ketika dirasa sudah pas untuk memarkirkan mobilnya gadis itu turun dan hendak masuk kedalam rumah namun pria yang disebut pak tejo mencegahnya.

"eh non tunggu, mmmh itu..." tukas pak tejo seraya menggaruk tengkuknya, ia bingung harus mengatakan apa.

"itu?, kenapa pak tejo...?"gadis itu hendak saja membuka pintu untuk kedua kalinya. Namun lagi lagi pak tejo mencegahnya.

"kenapa sih pak...?" gadis itu sudah jengah.

"anu non...itu...itu"masih saja pak tejo dengan keraguannya.

Gadis itu sudah mulai kesal.
"ihh... Anu- itu -anu -itu, pak tejo ambigu deh. Yang jelas dong pak. Masuk nih saya buka nih!"

"eh eh jangan non didalam ada..."lagi lagi pak tejo menghentikan perkataannya dan sumpah itu membuat gadis yang bersurai coklat itu sangat gemas.

"Di dalam ada apa pak tejo?, oh bapak mau maen tebak tebakan ya?. Biar Lisa tebak, di dalam ada kodok?!" pak tejo menatap Lisa dengan cengo.

"di dalam ada kadal?!" pak tejo menggeleng.

"di dalam ada komodo?!" lagi lagi pak tejo menggeleng.

"aaah, bukan ya..?" Lisa seakan putus asa. Dia mengetukan jari telunjuk pada dagunya.

"oooh... Yang ini pasti gak salah tebak. Di dalem pasti ada buaya?!!" dengan semangatnya ia menjawab.

"iya non bener!!, eh non lisa jangan bercanda atuh." sempat membenarkan jawaban sang majikan, pak tejo kembali serius. Dia harus mengatakan apa yang dikatakan oleh majikan yang satunya.

Sebenernya apa yang dikatakan oleh lisa itu benar di dalam memang ada buaya. Sebutan yang ditunjukan untuk seseorang itu hanya pak tejo dan Lisa yang tau.

" Jadi bener di dalam ada buaya?" Lisa menurunkan bahunya dengan malas dan memutar bola matanya dengan jengah, ia menghela napas panjang.

"Bilang kek dari tadi..."

Pak tejo hanya menggaruk. Dia ragu untuk mengatakan apa yang harus dikatakannya ia takut melukai hati gadis yang ada didepannya ini.

Sedangkan lisa, seaakan tahu apa yang harus dilakukannya. Ia memutar balik tubuhnya. Namun lagi dan lagi pak tejo mencegahnya.

"eh non ..., non mau kemana?" Lisa berhenti melangkah dan mengerutkan keningnya. Bukankah pak tejo tau kebiasaan Lisa, jika lewat depan dilarang kemana lagi jika tidak lewat belakang.

Lisa memutar tubuhnya sehingga berhadapan dengan pak tejo lagi.

"kaya gak tau aja pak, mau lewat belakang lah. Pak tejo mulai pikun nih" canda Lisa namun dibalas pak tejo dengan raut muka sedih.

Ada yang gak beres disini, Lisa merasa ada yang disembuyiin dari pak tejo.

"kenapa pak?, ada yang mau diomongin?, bapak gak usah ragu. Omongin aja pak" setidaknya itu ditangkap Lisa, ada sesuatu yang disembunyiin dari pak tejo.

Dan perasaan Lisa mulai tidak enak.

"emmh begini non itu..., kata non Jenie kalo hari ini non pulang non gak boleh masuk, gitu non" Aduh pak tejo sangat merasa bersalah melihat ekspresi Lisa yang kian menjadi sedih, tak ada senyum disana.

"Gitu ya pak...., ya udah deh" ada sedikit nada kekecewaan namun Lisa pandai menutupinya dengan senyuman. Ia segera menuju mobil, yang dipikirannya saat ini adalah pergi sejauh mungkin entah itu kemana, yang jelas membuat hati Lisa gembira.

Baru saja Lisa membuka pintu mobil, lagi dan lagi pak tejo mencegahnya.

"non itu..." pak Tejo merasa dirinya orang yang paling jahat karna harus melakukan ini. Dan ini adalah klimaksnya ia tau majikanya tidak akan bisa pergi jauh tanpa mobilnya.

Tapi bagaimana lagi ia hanya seorang security, apalagi yang memerintahkannya adalah orang yang dia takuti.

Lisa menghela napas, kalo kayak begini dia tau yang akan dikatakan pak tejo. Lisa mulai lelah.

"kenapa pak?, jangan bilang saya gak boleh bawa mobil ini" jika Lisa sudah memanggil dirinya dengan kata saya itu tandanya ia sudah mulai marah. Itu yang dipikirkan pak tejo.

Lisa menutup pintu mobil dengan keras seakan menyalurkan kekesalannya.

"Maaf non" hanya itu yang bisa pak tejo ucapakan. Dilihatnya Lisa tidak menjawab permintaan maafnya, gadis itu berlalu dengan raut wajah marah. Pak tejo bisa melihat kekesalan dari punggung gadis itu yang semakin menjauh dari pandangannya.

~~~

"Anjir! Ceritanya gue diusir nih? . Syialan! maunya apa sih tuh cewek. Gue begini salah, gue begitu salah. Lama lama gue gantung diri dah kalo begini mah..." sepanjang jalan Lisa tak henti hentinya merutuk. Ia kesal dan marah pada kakaknya siapa lagi kalo bukan Jenie. Masa gara gara gak pulang dua hari aja dia diusir. Ini pasti Jennie ngadu kemamahnya.

Beginilah hidup Lisa dia hidup sebagai orang kaya namun tak seperti orang kaya. Dia punya keluarga namun tak bisa disebut keluaraga. Setau Lisa definisi keluarga adalah ayah, ibu, dan anak. Sedangakan ini, ia tak tau siapa dan kemana ayahnya, ibunya? Ibu macam apa yang selalu meninggalkanya, alasannya hanya satu yaitu kerja. Dan satu lagi ia mempunyai seorang kakak, kakak kandung? Entah.

Kakaknya sendiri yang bilang dia bukan kakak kandungnya. Jadi sekarang apa?, mungkinkah Lisa adalah anak pungut atau yang lebih parah adalah anak yang di buang.

Sekarang hanya satu tujuan kemana Lisa harus pergi, yaitu ketempat seseorang yang mau menampungnya. Bukan, tapi harus mau menampungnya .

NEXT ....

JUST LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang