002. KESAMBET

878 70 1
                                    

Ting... nong...

Ting...nong...

"set dah...mana sih, ni orang kok gak respon respon. Gue dobrak baru tau rasa!" Lisa terus menerus menekan bel sebuah apartemen dengan kesal.

Mulai lelah ia pun berhenti menekannya.

"oke fix, pasti orangnya gak ada nih. Ah sebel Ah! udah jauh jauh kesini juga, malah batre HP abis. Duit habis. Kartu ATM gak kebawa. Sial!" Lisa kesal setengah mati. Dia menghentakan kakinya dan Terus menerus mencaci. Bahkan ia tak menghiraukan apabila ada orang yang menatapnya aneh.

Lisa sudah mulai resah, kemana lagi dia harus pergi, apa dia harus pergi kerumah temannya?, yah.. paling tidak temannya yang bernama Rose ada dirumahnya, tidak seperti orang yang ada didalam apartemen ini, entah kemana perginya.

Tapi Lisa harus mencari alasan yang tepat untuk temannya, karna temannya itu bagaikan petugas polisi yang sedang mengintrogasi seorang tersangkah, apabila ia datang hanya beralasan untuk menginap.

Saat lisa berniat untuk melangkah. Lisa teringat sesuatu.

Uang....

yah Lisa lupa akan hal itu.

"Anjir! Gue lupa. Uang sialan!,ini semua gara gara taksi syialan itu nih, ah nyebelin." Lisa kembali menatap pintu apartemen dengan putus asa.

"Kenapa juga kata sandinya harus diganti. Oooh... gue tau!, sengaja nih ceritanya?. Udah bosen hidup rupanya."
Lisa berbicara sendiri seperti orang gila, ditatapnya lagi pintu itu. Kira kira apa kata sandinya.

Lisa termenung mencoba memikirkan apa kata sandinya.

Beberapa detik kemudian senyum di wajahnya terbit seakan ia menemukan sesuatu.

Lisa mengetikan beberapa angka, berharap kata sandi yang ia ketikan benar.

Ceklek!

Pintu apartemen terbuka seketika.

"yess!, mantap bosque..." serunya memuji diri sendiri.

Lisa kemudian masuk dan melihat sekelilingnya, apartemen yang cukup luas itu hanya ditempati satu orang dan satu orang itu sedang tertidur diatas sofa yang panjang.

Lisa kesal seketika, ia berkacak pinggang dan memandang kesal orang yang tengah tidur di hadapannya ini.

"Anjir!, dari tadi gue pencet bel si idung kagak ngerespon, ternyata dia lagi molor. Pantes." gerutu Lisa memandang orang yang dihadapannya.

Kening lisa mengerut seketika, ia posisikan kepalanya menjadi miring, ia melihat orang yang ada dihadapannya ini dengan keheranan.

Orang yang ada di hadapannya berpeluh keringat, dan apa yang Lisa dengar?, Ah? . Lisa tidak mungkin salah dengar kan?. Orang yang sedang tidur ini tadi mendesah.

Sumpah Lisa gak mungkin salah denger soalnya seratus persen ia sudah korek kupingnya ini dengan bersih dua hari yang lalu. Seketika Lisa merinding.

"kak Hanbin.." panggil Lisa dengan pelan.

"kak...kak Hanbin, Hanbiiin" Lisa menaikan satu oktaf suaranya.

"Hanbiiiina" tak ada respon. Lisa mulai kesal, ia seperti berbicara pada orang mati saja.

Ia menunduk mendekatkan wajahnya disisi kuping kanan orang yang sedang tidur itu.

Ia mengambil nafas. Dan....

"KYA! KIM HANBIIIN!!" Triaknya menggelora. Dan see, ia berhasil membangunkan orang yang bernama Hanbin itu.

Hanbin membuka mata dan napas terengah engah.

"hah, mimpi."lirihnya, dia tak menyadari ada orang yang sedari tadi memerhatikannya.

Merasa ada yang aneh, ia pun menoleh kekanan.

Glek!

Ia menelan ludah dengan susah. Sedangkan Lisa yang dipandang seperti itu menaikan kedua alisnya dan kemudian tersenyum.

"selamat sore kak Hanbin..."sapa gadis itu dengan senyuman yang lebar.

Hanbin duduk dengan tergesa gesa. Ia alihkan pandangannya dari Lisa.

"kak..."Lisa beralih duduk disamping hanbin. Mencoba menarik perhatian cowok itu, Lisa menarik ujung baju cowok itu.

"Kak Hanbin tadi mimpi apa?, kok keringetan sih. Tuh ampe banjir" tanya Lisa sambil menunjuk wajah Hanbin.

Masih dengan kebungkamannya, Hanbin berdiri dari duduknya kemudian ia menuju dapur. Dibukanya lemari es dan mengambil minuman.

Setelah dirasa sudah hilang dahaganya ia kembali kesofa dan mendapati Lisa yang sedang tersenyum manis saking manisnya sampai membuat Hanbin bertanya tanya.

"napa nih bocah. Kesambet apa gimana?."

Semenjak Hanbin mengabaikannya. Sebenernya Lisa sangat kesal amat sangat. Dalam hati dia merutuk. Tapi apalah daya, Lisa harus sabar, yah sabar. Ini demi misinya. Ia mencoba tersenyum sangat lebar saat Hanbin kembali dari dapur.

"ekhem...!" Hanbin berdehem. Ia duduk agak jauhan dari Lisa.

"eh kancut. Kok lu bisa masuk sih" hardik Hanbin sambil tangannya ia lipat ke dada.

"16-01-96"

Hanbin sedikit terkejut, ia memincingkan matanya.

pinter juga nih bocah

Lisa kira Hanbin sudah mup on dari kakaknya ternyata belum. Angka yang ia sebutkan itu adalah tanggal lahir jenie, kakaknya.Ia tau Hanbin sangat terobsesi dengan Jennie jadi mudah untuknya menebak kata sandinya.

"mmmm kak Hanbin ?" Lisa kembali bersuara, dengan nada yang sangat lembut disertai senyum indahnya.

Alis hanbin terangkat satu.
"Apaan?". Hanbin ngeri sendiri dengan nada Lisa yang biasanya bicara kasar dan sekarang dengan lembutnya gadis itu bersuara. Fix ini sih Lisa kesambet.

"kak Hanbin udah makan belum?" tuh kan apa yang Hanbin duga ternyata bener. Kesambet nih bocah.

Hanbin hanya diam.

"iiiih kak Hanbin!. kok kamu nyuekin aku sih!" Lisa sebel karna pertanyaannya tak dijawab, ia mengerucutkan bibirnya.

Sedangkan Hanbin, ia semakin merinding.Aku dan kamu adalah kata yang belum pernah Lisa ucapkan. Dan ekspresi apa yg ditunjukan gadis itu?.

"Siapa lu?"

"Hah?"

"gua tanya siapa lu?, main masuk masuk ke raga orang. Keluar lu"

"kak Hanbin ngomong apa sih,Lisa gak ngerti tau kak."

"alah...lu bukan Lisa kan?, masa sih Lisa jadi kemayu gitu. Keluar gak lu, kalo gak gua panggilin pak ustad nih"

Syialan, itu Satu kata untuk pria dihadapannya ini. Dikira Lisa itu kesurupan setan?, pake panggilin pak ustad segala. Lisa kan hanya bersikap lembut agar Hanbin mau menampungnya.

Sabar, ia harus sabar.

"woy!, malah senyum senyum lagi. Gak mempan sama gua mah, gak mempan. Gua kasih tawaran nih. Mau gue bacain ayat kursi supaya lu keluar atau lu keluar sendiri" pongahnya Hanbin sambil menunjuk Lisa dengan dagunya.

Lisa mengretakan rahangnya. Senyumnya lenyap seketika. Wajah Lisa memerah. Pertahanan Lisa sudah mulai goyah.

"HANBIN SYIALAN!,GUE LALISA. LI-SA. Gue bukan setan, kampret!" teriak Lisa penuh emosi.

Hanbin terngangah. Sedetik kemudian ia tertawa.

"nah, kalo kayak gini kan baru gua percaya. Hahaaha".

Next yukk

JUST LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang