003.MASAKAN LISA

729 55 3
                                    


"Aduhhh perut gue sakit sumpah, gue kira lu kesambet hahaha..., gak pantes tau lu kayak gitu. Aneh."

Lisa mendengus. Ia meminum minuman yang disajikan oleh hanbin, semenjak ia marah marah tadi.

"Eh btw, nggak ada hujan gak ada angin lu kesini. Mau ngapain?"

Seketika ekpsresi Lisa berubah. Ia menjadi kaku. Matanya berkedip kedip, bola matanya pun ia arahkan kekiri dan kanan. Alasan apa yang harus ia katakan.

"Mau main lah. Emangnya gak boleh?."

Kening Hanbin berkerut.
"ya... Bukannya gak boleh. Gue kira lu udah lupa sama gue."

Mampus. Bener juga ya. Sudah tiga bulan lamanya mereka tidak bertemu dan Lisa lupa akan hal itu. Hilang sudah misinya. Lisa menunduk, menyembunyikan wajah apesnya.

"Lis…"

"iyah...?"Lisa mendongak.

"ini Lisa atau bukan?" Hanbin memandang dengan curiga.

"iiihhh. Kak Hanbin ngeselin!"

"Hahahaha "Hanbin terbahak bahak melihat ekspresi kesal Lisa.

Kruyukkk…

"suara apaan tuh…?" Lisa mencari kesana kemari dan dia mendengarnya lagi, kemudian pandangannya tertuju pada perut Hanbin. Ia menaikan satu alisnyanya.

"laper bang?"

"tuh tau. Hehehe, iya nih neng abang laper. Pengen maem." Hanbin menepuk perutnya.

Lisa geli mendengar nada suara Hanbin. Namun kemudian Ia geleng geleng, menahan untuk tidak tertawa. Ini bukan saatnya.

"Hah..,gue mau pesen makanan nih. Lu mau gak?" hanbin berdiri hendak mengambil ponselnya.

Kebetulan nih Lisa juga laper. Rejeki kagak boleh ditolak kan?.

Belum lima detik ia tersenyum, senyuman itu hilang.

Dipikir pikir kalo dia terus menerus merepotkan hanbin seperti ini, ia akan di tolak mentah mentah.

Lisa memandang Hanbin yang sedang mengetikan sesuatu diHPnya. Hanbin mengangkat benda itu dan ia tempelkan ketelinganya.

Lisa seakan tau apa yang hanbin lakukan, berlari ke arah Hanbin .

"eh eh kak Hanbin ." ia mengambil benda pipih itu.

"kak hanbin mau ngapain?"

"eh apaan si lu. Gue mau pesen makanan lah"

Lisa tersenyum sumringah. Ini adalah kesempatannya.

"hehehe, biar gue aja kak yang masak."

"ha?, ciyus mi apa?. Sejak kapan lu bisa masak."

Lisa mencebik, dia tidak terima jika diremehkan.

"ciyus mi oyeng, enak aja kalo ngomong. Yang namanya cewek harus bisa masak lah"

"siniin HPnya, nanti apartemen gue kebakar kalo lu masak"  Hanbin mencoba mengambil HPnya dari tangan Lisa namun gadis itu menghindar.

Gadis itu malahan berlalu menuju dapur dan mengabaikannya.

"Gue bisa masak keles, mending lo kak, duduk manis aja. Tunggu hasilnya." ujar gadis itu membuat Hanbin cengo, siapa yang tuan rumah siapa pula yang tamu, dasar tutup botol.

Hanbin duduk di sofa sesuai intruksi Lisa. Bisa ia lihat  Lisa sedang memasak sesuatu entah Hanbin tidak tahu, karna Lisa membelakanginya.

Terlintas dipikirannya, mungkin Lisa sudah berubah jadi jago masak. Mengingat mereka tidak bertemu tiga bulan lamanya.

Hanbin mengangkat satu alisnya dan kemudian ia menganggukan kepalanya dengan pelan seolah setuju dengan pemikirannya.

Meskipun satu yang belum terlihat perubahan pada Lisa  yaitu penampilannya, cara berpakaian gadis itu.

Lihat saja sekarang gaya berpakaian gadis itu seperti pria.

Ck, tidak mendefinisikan seorang wanita.

Jika Hanbin sibuk dengan pemikirannya, maka Lisa sibuk dengan masakannya. Tidak, lebih tepatnya dengan apa yang harus ia lakukan dengan bahan masakannya.

Yang Lisa lakukan sekarang hanya merebus air dengan api yang kecil, biar terlihat sedang memasak pikirnya.

Ia tau ia terus diperhatikan oleh Hanbin. Makannya ia hanya memotong sayuran biar terlihat sedang memasak.

"mampus, gue harus ngapain nih. Ya elah,  ngapain juga gue nawarin masak kalo kek gini jadinya" Lisa meringis melihat apa yang ia perbuat.

"woy!, lama bener nih orang, emang masak apaan sih" triak Hanbin diujung sana membuat lisa tergaget.

"Be-bentar, sebentar lagi udah mateng" bohong, Lisa bahkan belum masak apa apa. Ia hanya merebus air.

"ck lama nih, cacing diperut gue udah pada demo tau."

"yeu...makanan enak tuh butuh proses yang lama kak Hanbin...."

Lisa gugup, gimana nih. Ia harus cari cara. Apa ia harus order aja?. Gak, itu gak mungkin. Apa dia masak semua bahan yang dia potong potong kali ya?. Lisa menggelengkan kepalanya. Itu lebih gak mungkin, bukannya Hanbin suka nanti malahan Hanbin murka karna makanannya.

Lisa kira masak segampang yang ia pikir, tapi ternyata tidak ia bingung harus memasukan bumbu apa saja. Yang ia bisa hanyalah memasak air dan mie instan. Lisa menghela nafas.

Lisa memandang sayuran yang ia potong. Memandang dengan wajah muram. Diliriknya Hanbin melalui bahunya, pria itu sibuk dengan gadgetnya.

Tak sengaja Lisa menoleh ke arah kiri dimana terdapat sebuah kardus. Dan itu membuat Lisa tersenyum sumringah. Keberuntungan ada dipihaknya.

~~~

Hanbin yang sedang sibuk dengan ponselnya dikagetkan oleh seorang gadis dihadapannya.

"Anjir!,kaget gue."matanya memincing melihat Lisa membawa sesuatu yang diyakininya adalah hasil masakan gadis itu.

"hehehe sory." Lisa menaruh hasil masakannya di meja.

"itu adalah masakan ala chef Lisa, silahkan dimakan. Eh satu lagi. Selamat makan!" ucap gadis itu dengan ceria.

Hanbin memandang masakan itu dengan tampang datar. Segala pemikiran bahwa Lisa berubah jadi  jago masak harus ia tarik Kembali.

Hanbin bersedekap.
"satu jam lu di dapur, cuma masak ini?"

Lisa tersenyum miris kemudian mengangguk.

"mie instan rebus dicampur sayur... plus telor?"

"hehehe,btw itu...itu masakan kesukaan gue kak."

Mata hanbin melotot kearah Lisa.

Lisa yang tau Hanbin akan meledak, segera duduk disamping pria itu.

"coba dulu kak, sumpah itu enak banget. Gue jamin kak" rayunya dengan mengacungkan dua jari.

Masih dengan tampang datarnya Hanbin mengambil sendok dan akan mencicipinya sedikit. Setidaknya ia juga harus mengharagai jerih paya orang lain kan . Tapi juga ia harus berjaga jaga siapa tau nih tutup botol ngerjain dia.

Satu sendok tersuap. Belum ada rasa.

Dua sendok tersuap. Lumayan.

Tiga sendok tersuap. Enak sih.

Dan seterusnya... Hingga tanpa sadar ia menghabisinya.

Lisa menganga tak percaya. Pria itu memakan lahap masakannya  dia terharu sekali dan lebih tepatnya ia senang seperempat misinya telah tercapai.







..........




















JUST LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang