DEF 5 ~ I believe on you

9.2K 956 11
                                    

Sorry for typos!!!

DEFENDER

By Dallas_93
©2019

Safaa menatap dirinya melalui cermim dengan senyum yang merekah. Sesekali, tangannya memainkan rambut panjang yang hari ini ia ikat kuda. Sebenarnya Safaa tidak terlalu jelek, ia memiliki hidung yang lumayan mancung, alisnya juga tebal dengan bibir merah tipis dan terdapat kumis tipis di atas bibirnya.

"Pake parfum," gumam Safaa sambil mengambil botol parfum berwarna biru. Ia teridam sejenak, saat ia semprotkan parfum itu, tapi tak kunjung ada cairan yang keluar dari dalam. Safaa kembali berpikir, mungkin ia harus mengocoknya terlebih dahulu, dan hasilnya masih tak ada yang keluar dari dalam sana. Safaa mendengus pasrah menyadari kenyataan yang ada, ayolah rupanya parfum ia telah habis. Pasti karena Ashifa yang diam-diam selalu memakai parfumnya.

Ih, Safaa kesal.

"Bagi parfum dong Kak."

Safaa menoleh dan mendapati Ashifa yang sedang berjalan ke arahnya. Nah kan, pasti anak ini yang selalu mencuri parfum miliknya.

"Habis," dengus Safaa sambil menatap kesal pada Ashifa.

Ashifa mengerutkam keningnya. "Masa sih? Orang kemarin aku pakai masih banyak kok," ucapnya sambil menyemprotkan minyak yang tadi Safaa kocok-kocok itu. Anak itu, kemudian menatap Safaa sambil memanyunkan bibirnya. "Habis," gumamnya.

Safaa mendengus. "Dibilangin, ngeyel," desisnya.

Ashifa menatap Safaa secara intens, membuat Safaa mengerutkan dahinya tak mengerti. Lama mereka saling terdiam satu sama lain, sampai akhirnya Safaa menghentakkan kakinya kesal. "Nggak usah liatin gitu, bisa nggak sih?" tanya Safaa tak suka.

Ashifa diam sejenak, ia menatap jam yang ada di dinding kamar yang merupakan kamar ia dan kamar kakaknya dengan saksama. "Baru juga setengah enam, rajin amat Mbak udah mau berangkat sepagi ini," kata Ashifa heran.

"Mending kepagian, daripada kesiangan."

Ashifa mendengus. "Ish, keras amat nyindirnya," gumam Ashifa, kemudian ia menatap Kakaknya. "Kakak-kakak yang kemarin itu, Kakak beneran nggak kenal sama mereka?" tanya Ashifa sambil mengayunkan kakinya, ia duduk di kasur rupanya.

Sejenak, Safaa terdiam. Ia mengenal mereka, tapi hanya sebatas mengenal saja, tidak lebih. Tapi itu sebelum kejadian semalam, mengetahui satu diantara mereka berkenalan langsung dengan Safaa, ia jadi bingung harus menjawab apa. "Enggak kenal," jawab Safaa pada akhirnya.

"Beneran?" tanya Ashifa lagi.

Safaa mengangguk saja. "Iya," ucapnya, "Anak-anak kayak mereka mana mau kenalan sama orang cupu," lanjut Safaa sambil terkekeh sendiri. Kecuali Davian, mungkin.

Ashifa kembali menatap Safaa dalam. "Kak Safaa itu sebenarnya cantik," ucapnya, "Nggak harus pake make up, kalau sekali aja Kakak mau lepas ikat rambut Kakak dan seenggaknya ganti itu kacamata sama yang lebih keren, atau kalo enggak Kakak pake lensa buat mata minus aja," kata Ashifa.

Mendengar itu, Safaa terkekeh. "Males banget, gini juga udah lumayan keren," gumam Safaa, kemudian ia kembali menatap tubuhnya lewat kaca. "Walaupun enggak terlalu keren juga," lanjut Safaa sambil berbalik ke arah Ashifa.

DEFENDER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang