Minimarket

16.3K 728 224
                                    

Tengah malam, kota ini sepi. Hampir tak ada orang yang akan datang ke minimarket di ujung jalan ini. Tetapi entah mengapa, tetap saja minimarket itu dibuka 24jam. Dan sialnya, Daniel harus kebagian menjaga malam ini.

Ia tidak mengantuk. Hanya bosan. Sejak pukul sepuluh tadi, tidak ada satupun pelanggan yang datang. Sudah dua jam ia hanya berdiri bosan di meja kasir. Terkadang ia bergerak menyuplai barang-barang yang kosong.

Tetapi setelahnya, ia kembali bosan. Tak ada pekerjaan lagi. Huh...

Tak lama kemudian, suara pintu dibuka memenuhi pendengaran Daniel. Ada sosok lelaki kurus yang masuk ke dalam minimarket. Ia tersenyum menyapa Daniel dengan senyuman lebar.

Dan sejenak, Daniel terpesona dengan senyuman itu.

Lelaki itu berjalan menuju lemari pendingin. Mengambil beberapa bir kalengan dan memasukannya kedalam keranjang yang ia bawa. Lalu ia beralih ke rak makanan ringan. Ia mengambil beberapa keripik dan kemudian berjalan ke kasir.

Sosok manis itu kini ada di hadapan Daniel. Tersenyum manis, eh, lebih tepatnya tersenyum menggoda.

Lelaki itu bergeser ke meja kasir bagian kanan. Dimana terdapat rak kecil yang berisi alat kontrasepsi disana. Ya. Kondom.

Daniel yang sedari tadi mengamati gerak-gerik sang pelanggan, mendadak tersedak ludahnya sendiri.

Lelaki manis itu terkekeh pelan sembari memilih-milih rasa kondom yang ia inginkan. Dan pilihannya jatuh pada rasa cokelat. Hm... mungkin akan nikmat saat mengoral penis dengan rasa cokelat, begitu batinnya.

"Ehm... sebentar. Aku kelupaan satu barang lagi." Si pelanggan manis dengan suara indahnya beranjak dari meja kasir menuju rak yang berisi roti dan selai. Disana ia mengambil satu jar nutella. Tersenyum miring, ia membawanya ke kasir.

"A-apakah sudah selesai? Apa ada yang ingin ditambahkan lagi?" tanya Daniel dengan terbata. Suaranya serak entah mengapa. Tetapi melihat senyuman si lelaki manis, mendadak ia berpikiran yang iya-iya.

Lelaki manis itu tersenyum makin lebar. Matanya menyipit sejenak. Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Daniel. Dekat. Lalu ia berbisik,

"Jika boleh..."

"Aku ingin menambahkanmu dalam daftar belanjaanku juga... Daniel."















"Nggghhhh.... ahhhh... hmmhh..." suara desahan terus terdengar dari minimarket itu.

Dua sosok lelaki kini tengah saling cumbu. Dengan posisi Seongwoo yang duduk di atas meja kasir. Lengannya terkalung di leher Daniel. Kakinya melingkar di pinggang Daniel.

Mulut Seongwoo terbuka. Lidah Daniel sedang menginvasi mulutnya. Menelusuri setiap bagian mulutnya. Bahkan hampir membuat Seongwoo tersedak kala lidah itu ingin menelusup ke tenggorokan Seongwoo.

Pagutan mereka terlepas saat Seongwoo benar-benar sudah tak bisa bernapas dengan lancar. Saliva membasahi leher Seongwoo, karena sedari tadi mulutnya terbuka. Astaga... leher putih itu nampak berkilauan karena saliva. Indah.

Entah bagaimana ceritanya, Seongwoo yang sedari tadi telah melepas celananya, hingga ia hanya berbalut sweater putihnya yang oversize itu, kini bisa duduk di atas meja kasir. Tiba-tiba saja tubuhnya diangkat Daniel dan setelahnya yang ia ingat hanya rasa nikmat saat bercumbu dengan sosok kasir dihadapannya ini.

"Daniel, I want to taste your cock..." bisik Seongwoo dengan napas yang terengah-engah. Jemarinya merambat menuju bagian bawah Daniel. Penis tegang itu masih tertutupi celana lengkap. Dan Seongwoo ingin celana itu segera enyah dari tubuh si kasir sexy.

OngNiel Mature CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang