Paman Daniel

14.8K 689 178
                                    

Seongwoo tidak ingat kapan terakhir ia bertemu kedua orang tuanya. Sejak kecil, ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya di Incheon bersama paman Daniel juga. Dan setelah paman Daniel bekerja, barulah Seongwoo ikut tinggal bersama pamannya di Seoul.

Seongwoo juga tidak tahu apa yang ia rasakan saat ini. Yang ia tahu, saat ini ia sudah berusia dua puluh dua tahun. Dan pamannya sering membuatnya merasa frustasi karena sering menyentuh tubuhnya di bagian-bagian sensitif. Dan anehnya, Seongwoo tak pernah bisa marah.

Paman Daniel usianya dua puluh enam tahun. Masih muda. Ia adik kandung ibu Seongwoo. Wajahnya tampan khas lelaki dewasa yang sering Seongwoo lihat di majalah-majalah dewasa yang ia sembunyikan di kolong tempat tidurnya. Tubuh tinggi dan atletis, dada bidang dan bahu lebar. Sungguh, paman Daniel adalah sosok yang menjadi idaman para wanita ataupun lelaki.

Dan Seongwoo pun memujanya.

Tak jarang ia bermimpi sedang melakukan hal yang tidak senonoh dengan pamannya itu. Dan berakhir ia yang harus mencuci selimut dan celananya yang belepotan sperma. Ya, ia mimpi basah. Mimpi disetubuhi pamannya sendiri. Astaga, Seongwoo sungguh berdosa.

Tapi Seongwoo tak bisa menghentikannya. Apalagi dengan tangan iseng paman Daniel yang sering meremas pantatnya. Atau mengecup bibirnya. Seongwoo merasa frustasi karena tak bisa melakukan apa-apa selain melampiaskannya dengan bermasturbasi. Membayangkan jika pamannya tengah melakukan hal yang menyenangkan terhadap tubuh Seongwoo.

Pagi ini seperti biasa, Daniel memasakkan sarapan untuk keponakan tersayangnya; Ong Seongwoo. Keponakan yang diam-diam dia jadikan bahan onani setiap malam. Dan keponakan yang sering dia lecehkan setiap harinya. Entah dengan meremas pantat montok nan sekal itu, atau mengecup bibir tipis serupa kucing itu. Juga memelintir putingnya ketika Seongwoo hanya memakai pakaian tipis yang mencetak tubuhnya dengan menggiurkan.

Sebenarnya antara Daniel dan Seongwoo, keduanya senang sekali menggoda satu sama lain. Jika Daniel menggoda dengan sentuhan, maka Seongwoo akan menggoda dengan pakaiannya yang benar-benar mengundang nafsu. 

Terkadang lelaki manis itu akan memakai kemeja kebesaran berwarna putih yang tipis dan hampir transparan, tanpa menggunakan dalaman apapun. Atau terkadang, Seongwoo akan memakai kaos tanpa lengan yang ketat dan membentuk tubuh rampingnya. Atau Seongwoo akan memakai celana yang benar-benar pendek, hingga pipi pantatnya hampir terekspos, dan dibalik celana itu, ia tak memakai celana dalam. 

Sungguh, sebuah permainan yang menyenangkan.

"Paman..." kali ini Seongwoo bangun saat Daniel masih memasak. Biasanya lelaki manis itu akan bangun saat sarapan sudah siap, atau tidak bangun sama sekali sampai Daniel yang membangunkannya.

Seongwoo memeluk tubuh kekar pamannya dari belakang. Menyandarkan kepalanya ke bahu lebar sang paman yang sangat-sangat ia puja. Ia suka menonton acara TV bersama pamannya sembari bersandar pada tubuh kekar itu. Saat hujan deras disertai petir yang menggelegar, Seongwoo akan menyusul pamannya ke kamar, dan tidur beralaskan lengan Daniel yang terlihat kuat itu. Ah, bukan hanya kelihatan kuat, lengan itu memang benar-benar kuat. Seongwoo sudah pernah merasakan bergelantungan di lengan besar itu.

Seongwoo mengusak-usakan pipinya ke bahu sang paman. Menghasilkan kekehan dari Daniel. Keponakannya adalah kucing pemalas saat bangun tidur. Ia akan mencari kenyamanan dengan mengusakkan wajahnya pada tubuh Daniel. Atau bergelung dengan nyaman diatas pangkuan Daniel. Menggemaskan sekali.

"Selamat pagi, Matahariku." Daniel berbalik setelah mematikan kompornya. Ia mendekap tubuh kurus keponakannya dan mencium sekilas bibir tipis Seongwoo yang selalu menggoda. 

OngNiel Mature CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang