Stepmother

13.8K 590 246
                                    

"Nilai macam apa ini, Daniel! Kamu ini calon penerus perusahaan! Sampai kapan kamu mau bermain-main terus?! Papa tidak mau tahu, kamu harus meningkatkan nilaimu, atau semua fasilitasmu papa cabut, dan kamu akan tinggal dengan nenek di Jeju!" Papa Kang melempar kertas laporan hasil belajar Daniel ke meja, setelah beliau murka terhadap nilai Daniel yang selalu dibawah rata-rata. Beliau lalu pergi meninggalkan Daniel yang menampakkan raut lelahnya.

Padahal Daniel sudah belajar dengan keras. Tetapi ia juga tidak mengerti mengapa nilainya masih saja dibawah rata-rata.

Mungkin memang dia bodoh. Mempermalukan gen keluarga Kang yang seharusnya sangat unggul. Apalagi hanya masalah akademik.

Daniel melangkah gontai ke kamarnya. Menutup pintu lalu berbaring di atas ranjang dengan pikiran yang campur aduk.

Sungguh ia tak pernah ingin mengecewakan papanya. Tetapi apa daya? Daniel memang tidak bisa mengerti apa yang diajarkan oleh guru-gurunya di sekolah.

Mungkin Daniel butuh guru lain. Hmm... tetapi siapa yang bisa dijadikan guru? Yang bisa mengajarinya dengan baik. Yang tidak membodoh-bodohkannya seperti yang Minhyun si juara kelas lakukan ketika mengajarinya dulu.

Dan juga tidak sama bodohnya sepertinya. Jaehwan dan Hyunbin bukan jawaban. Mereka sama menyedihkannya seperti dirinya.

Tok tok tok...

Saat sedang berpikir keras, pintu kamar Daniel diketuk. Membuat Daniel sadar dari lamunannya dan beranjak membuka pintu. Didapatinya mama tirinya, Seongwoo di depan pintu kamarnya.

"Oh, mama. Ada apa?" tanya Daniel.

"Kamu sudah makan? Apa tadi papa memarahimu lagi?" tanya sang mama penuh perhatian.

Daniel menunduk menggaruk tengkuknya. Merasa malu akan perhatian mama tirinya yang masih muda dan cantik itu.

"Iya tadi papa marah karena nilai Daniel jelek lagi. Daniel putus asa, ma. Tidak tahu harus bagaimana. Mencari tutor juga sulit. Apalagi musim ujian begini."

Seongwoo tersenyum mendengar keluhan putra tirinya. Hubungan mereka berdua bisa dibilang lumayan dekat. Jarak usia yang tak terlalu jauh, juga pribadi Daniel yang mudah berbaur menyingkirkan semua kecanggungan yang ada.

Awalnya Seongwoo merasa takut Daniel tidak bisa menerima kehadirannya. Seperti kisah-kisah keluarga sambung pada umumnya yang berakhir dengan kegagalan, Seongwoo pun merasa takut saat memutuskan menerima lamaran papa Kang. Tetapi ketakutannya tidak terbukti. Daniel menerima dengan baik kehadirannya. Bahkan lebih dulu mengakrabkan diri dengannya. Dan memanggilnya dengan sebutan mama. Seongwoo sangat bersyukur memiliki anak tiri seperti Daniel.

"Kamu lupa mama juga guru SMA, Daniel. Mengapa tidak meminta bantuan mama?"

Daniel mengangkat wajahnya. Menampilkan wajah yang seakan baru tersadar akan sesuatu. Ya, ia lupa jika mama tirinya ini adalah seorang guru sekolah menengah. Sungguh, ia memang sangat bodoh.

"Daniel lupa..." Daniel menganga saat menyadari hal itu. Bagaimana ia bisa lupa kalau mama tirinya ini adalah guru SMA? Astaga... betapa dunia begitu sempit. Sesempit lubang anal. Astaga.

"Mama, mama bantu Daniel, ya? Daniel tidak mau diusir ke Jeju, meskipun Daniel sangat sayang pada nenek. Daniel juga tidak mau kehilangan semua fasilitas Daniel. Mama bantu Daniel ya, ma? Mau kan?" seketika Daniel langsung mengeluarkan jurus memohonnya pada sang mama. Dengan gemasnya bahkan ia menggenggam tangan sang mama dan menampilkan wajah serupa anak anjing yang kelaparan.

Seongwoo tertawa geli melihat ekspresi Daniel. Anak tirinya ini, badannya besar dan kekar, tetapi wajahnya sangat menggemaskan. Apalagi saat tengah memohon seperti ini.

OngNiel Mature CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang