Heart Beat

905 4 0
                                    

“Aku akan bertunangan. Aku mengenal gadis itu selama dua tahun terakhir”. Ucap Hyuk Jae dengan penuh senyuman yang terlihat di wajahnya. Aku hanya terpaku dengan seulas senyumku yang sangat ku paksakan. Dada ini terasa begitu sesak saat aku mendengar hal itu langsung darinya. Andaikan ada seorang super power melintas di depanku, aku ingin meminta sedikit kekuatan supernya hanya untuk meyakinkan bahwa aku masih kuat berdiri sampai dia menghilang di hadapanku.

“Yaaaak,,kenapa kau hanya diam seperti itu. Apakah kau tidak senang?” Tanyanya bingung melihat reaksiku. Setelah sadar aku segera menggelengkan kepalaku dengan cepat.

“Aniooo,, tentu saja aku senang sekali.” Jawabku dengan genangan air mata dan berusaha dengan kuat agar tidak jatuh. Setidaknya bukan dihadapannya.

“Tentu saja, kau harus senang mendengarnya.” Ucapnya kepadaku kemudian membawaku ke dalam pelukannya. Seketika itu juga air mataku turun dengan derasnya. Aku lemah dalam dekapannya, yang aku rasakan hanya tidak ingin melepaskan pelukan ini. Tak peduli dengan reaksinya aku eratkan pelukanku, dia pun membalas pelukanku tak kalah hangatnya. Hyuk Jae~ah tidak bisakah kau memelukku untuk selamanya dan bukan orang lain. Setidaknya aku ingin menghabiskan sisa hidupku hanya bersamamu dan bahagia denganmu.

*****

Hyewon’s POV

Sudah sejak dua jam aku membereskan semua pakaian-pakaianku yang kumasukkan dalam koper. Aku berhenti sejenak, dan menyetarakan nafasku setelah kurasakan organ sebelah kiri atasku berdetak lebih cepat dan terasa begitu nyeri. Setelah kurasakan aku sudah lebih baik, kemudian aku berjalan menuju nakas sebelah ranjangku. Sebelum membuka isi nakas, mataku tertuju pada sebuah gambar berbingkai. Aku menemukan sebuah pigura kecil dan foto kami disana. Aku mencoba mengingat, foto ini di ambil saat aku datang di acara kelulusannya waktu SMA. Sebuah senyum lepas terlihat disana, kami berdua terlihat sangat manis. Lee Hyuk Jae satu-satunya namja yang mengisi hatiku waktu itu. Aku mengambil pigura kecil itu kemudian memasukkannya dalam koperku.

“Kapan kau akan berangkat? Sepertinya kau sudah menyiapkan semuanya.” Kulihat Sunhee melangkah memasuki kamarku. Aku mengangguk pelan kepadanya.

“Dua hari lagi aku akan berangkat. Hari ini aku akan bertemu dengan Hyuk Jae dan ingin berpamitan dengannya. Agaknya dia sangat sibuk mempersiapkan acara pertunangannya jadi sepertinya aku yang harus menemuinya.” Ucapku kepada Sunhee yang disambut senyumannya kepadaku.

“Tidak bisakah kau menunggu sampai dia bertunangan dan kau bisa pergi ke Jepang?” Gadis itu  berjalan dan duduk di sebelahku.

“Sayang sekali aku tidak bisa. Ayahku sudah menyiapkan semuanya. Lagipula tidak semua orang beruntung dapat berobat kesana. Aku berharap semuanya akan baik-baik saja.” Kulihat Sunhee mengangguk pasti.

 “SunHee~ya, kau akan berjanji kepadaku untuk tidak menceritakan hal ini kepada Hyuk Jae kan?.” Aku memohon kepadanya karena aku percaya dia akan merahasiakan hal ini.

“Tentu saja”. Ucap Sunhee kemudian memelukku. Sahabatku sejak SMP ini datang jauh-jauh dari Busan saat mendengar kabar dariku bahwa aku ingin tinggal sementara di Jepang.

“Sudahlah, aku harus pergi menemui Hyuk Jae.” Aku melepaskan pelukanku.

“Ne,, hati-hati.” Ucapnya kepadaku, aku membalasnya dengan senyuman yang mengisyaratkan bahwa  aku akan baik-baik saja.

*****

Hyuk Jae’s POV

“Apakah anda benar-benar yakin dengan keputusan anda tuan Lee Hyuk Jae?” Tanya seorang pria setengah baya di depanku.

“Tentu saja dokter”. Jawabku dengan yakin.

“Anda perlu memerlukan beberapa tes sekali lagi, dan hasilnya akan segera saya kabarkan pada anda.” Ucapnya sambil menulis di beberapa lembar kertas.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang