Episode 13

189 18 0
                                    

DOR!!

Suara tembakan nyaring terdengar dari salah satu gedung. Bersamaan dengan itu, dua tubuh dari zombie yang berkeliaran pun ambruk.

"Dua rubuh!"

"Bagus! Bereskan sisanya!"

Setelah mendapat perintah, kedua sniper tersebut kembali ke posisinya.

***

Laboratorium Professor. V

BRAK!

Terdengar bantingan pada meja Professor V. Dia membanting meja tanpa sebab yang jelas.

Tampak di wajahnya sangat emosi sekali. Entah alasan apa dia emosi. Yang jelas, dia pasti membanting semua yang ada di depannya saat emosi.

"Mereka membunuh makhluk terkuatku!" Geram Professor V.

"Kenapa kita tidak mengerahkan semua pasukan zombie kita, Prof?" Tanya Violet.

"Tidak semudah itu, Violet!" Professor V menatap Violet, "Mereka punya pasukan yang kuat."

"Mereka tidak akan berdaya melawan seluruh pasukan zombie kita, Prof." Ucap Violet. "Mereka pasti akan runtuh."

Professor V terdiam dan berpikir sejenak, "Hmm... Masuk akal!" Kemudian, Professor V pun berdiri dan mencopot baju laboratoriumnya, "Tapi kali ini, kita yang akan turun tangan secara langsung."

Violet tersenyum miring mendengar ucapan sang Professor. Tangannya pun mengokang senjatanya dan dimasukkan ke dalam sarungnya.

"Persiapkan dirimu, Violet! Kita akan membantai mereka semua." Ucap Professor V disertai seringainya.

***

Jinan menghempaskan tubuhnya di ranjang. Tubuhnya merasakan lelah yang amat sangat. Senyum terpatri di wajahnya saat merasakan sentuhan lembut di pundaknya. Dia tahu bahwa itu adalah Cinhap.

"Ibu capek banget ya?" Tanya Cinhap.

Jinan mengangguk, "Iya. Entah kenapa, akhir-akhir ini Ibu merasa capek banget."

Cinhap tersenyum manis. Sentuhan di bahu Jinan berubah menjadi pijatan lembut. Jinan memejamkan matanya saat merasakan pijatan lembut Cinhap di pundaknya.

"Cindy, kamu pinter mijit juga ya ternyata." Ucap Jinan.

"Ibu aku dulu pernah ngajarin aku cara memijat yang benar, Bu." Cinhap mengubah pijatannya menjadi pukulan lembut, "Karena Ibu aku dulu seorang tukang pijat."

Jinan mengangguk paham, "Pantes kamu jago banget mijitnya."

Cinhap tersenyum atas pujian Jinan padanya. Tangannya terus bergerak memijat dan memukul pelan pundak Jinan.

***

Cinhap POV

Sesekali aku harus meneguk ludahku saat mendengar suara desahan nikmat dari mulut Bu Jinan saat menikmati pijatanku. Kuakui, pijatanku emang enak. Tapi, kalau sudah begini mau dibilang apa?

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan gejolak dalam tubuhku yang meminta untuk disalurkan.

"Gila kamu, Cindy! Dia itu dosen kamu!" Begitulah kalimat yang aku katakan pada diriku sendiri.

"Sekalian pijitin punggung Ibu ya, Cindy." Aku hanya mengangguk dan menurukan pijatanku di punggung Bu Jinan.

Aku terus memijat punggung Bu Jinan hingga terdengar sebuah suara mengerikan. Aku menghentikan pijatanku kemudian mengintip sebentar wajah Bu Jinan yang ternyata sudah tertidur dengan posisi duduk.

City of Dead(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang