Kinal dan pasukannya masih berusaha menembaki makhluk besar menyebalkan tersebut. Sudah banyak pasukan Kinal yang gugur akibat serangan mematikan dari makhluk tersebut.
"Jenderal, kita tidak akan bisa bertahan! Mendingan kita mundur saja!" Ucap Lina.
"Tidak! Kita harus terus berjuang! Jangan sampai makhluk besar yang menyebalkan ini masuk ke pusat kota!" Kinal menentang permintaan Marsekalnya.
Lina hanya mampu berdecak kesal dan kembali menembaki makhluk tersebut.
***
Sementara itu....
Allisa terus berdoa dan berharap agar Kinal dan pasukannya kembali dengan selamat meskipun dia tahu, kemungkinan itu hanyalah 10%.
"Ibu, jangan khawatir. Jika nasib mereka lagi baik, mereka pasti bisa menyelamatkan diri mereka." Allisa menghela napasnya saat mendengar ucapan Cinhap.
"Ibu hanya khawatir saja. Makhluk itu, susah sekali untuk dikalahkan." Lirih Allisa pelan.
Cinhap menghela napasnya dan berjalan mendekati Allisa. Tangannya terangkat untuk mengusap pundak salah satu dosennya itu.
"Sudahlah Bu. Aku yakin, mereka pasti bisa membunuh makhluk besar sialan itu." Ucap Cinhap.
Allisa melihat Cinhap dan memberikan senyuman tipisnya. Entah mengapa, dirinya menjadi tenang saat Cinhap berkata demikian.
***
Kinal dan pasukannya bersorak saat makhluk itu berhasil mereka jatuhkan meskipun banyak pasukannya yang harus dikorbankan.
"Akhirnya! Kita berhasil, Jenderal!" Ujar salah seorang pasukannya.
Kinal hanya tersenyum dan mengangguk. Dia senang dengan kerja keras dan semangat pasukannya.
"Sudah lihat kan, Lina! Usaha tidak akan mengkhianati hasil." Lirih Kinal memandang jasad Lina yang telah tergeletak tak bernyawa.
Kinal membuka langkahnya ke arah jasad Marsekalnya tersebut dan berlutut disana.
"Beristirahatlah dengan tenang, Lina. Kamu akan selalu menjadi Marsekal terbaikku." Kinal memberikan penghormatan terakhirnya terhadap Lina sebelum memerintahkan pasukannya untuk kembali ke markas.
"Umm... Terima kasih!" Kinal menoleh ke arah suara tersebut.
"Tidak perlu berterima kasih." Ucap Kinal. "Ikutlah bersama kami ke markas. Kalian aman disana."
Hiro dan Erni yang memang telah ditolong oleh Kinal pun mengangguk dan mengikuti langkah Kinal dan pasukannya menuju markas Kinal.
***
Allisa POV
Aku tersenyum lega saat melihat Kinal dan pasukannya akhirnya dapat menjatuhkan makhluk tersebut. Aku mematikan monitor di depanku dan bersiap untuk menyambut mereka.
Senyumku semakin mengembang saat melihat wajah Kinal yang juga tersenyum padaku. Tapi, senyumku langsung luntur saat melihat banyaknya pasukan Kinal yang terluka oleh gigitan zombie.
"Jangan khawatir. Mereka sudah disuntik kok tadi sebelum virusnya menyebar." Ucap Kinal yang seaakan tahu dengan isi pikiranku.
"Tapi Nal, tetap saja itu berbahaya."
Kulihat Kinal kembali tersenyum dan menarikku ke dalam pelukannya. Dia berusaha menenangkanku dan menghilangkan ketakutanku.
"Kalau kamu takut, aku bisa mengunci pasukanku yang tergigit di ruang karantina bawah tanah." Ucap Kinal pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
City of Dead(Completed)
Misterio / SuspensoKota dalam bahaya! Pasukan mayat hidup menyerang siapapun yang masih hidup dan memakan mereka. Apa yang harus dilakukan? Lantas bagaimana cara Jinan dan Cinhap selamat dari teror mayat hidup yang menguasai kota?