Episode 14

169 19 1
                                    

"Jangan bawa dia!" Ujar Allisa yang berusaha menahan tubuh Professor V.

"Diam kau!" Professor V berusaha melepaskan cengkraman Allisa di baju laboratoriumnya.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan kau membawa Jinan!" Sekali lagi, Allisa mencoba menghentikan Professor V.

Karena merasa risih, Professor V pun mengeluarkan pistol dan mengarahkannya tepat ke wajah Allisa. Cindy yang tadinya ketakutan, langsung berlari menghampiri Allisa untuk menyelamatkannya.

DOR!!

Terlambat. Professor V telah menarik pelatuknya dan tubuh Allisa pun ambruk seketika. Tubuh Cindy mendadak menjadi lemas dan tidak berdaya melihat kejadian yang begitu cepat di hadapannya.

"Allisa!" Ujar Kinal begitu sampai di markasnya.

Kinal langsung bergegas mendekati tubuh Allisa yang telah tergeletak tak bernyawa. Emosinya benar-benar telah mencapai puncaknya. Dia mengalihkan pandangannya pada Professor V yang tersenyum sinis pada mereka semua.

"Bajingan!" Kinal berdiri dan hendak melancarkan tinjunya ke wajah Professor V.

Namun, tinjunya tertahan akibat Professor V menggunakan tubuh Jinan yang lemah itu sebagai perisai. Dia tertawa sinis saat mengetahui Kinal yang menghentikan tinjunya.

"Ada apa?!" Jeda Professor V. "Kenapa tak kau teruskan pukulanmu itu?"

Kinal menggeram, "Bacot!"

Kinal menundukkan badannya kemudian melancarkan tinjunya ke pinggang Professor V dan berhasil. Tubuh Professor V terhuyung ke samping akibat pukulan keras tersebut.

"Lepaskan dia, pengecut!" Bentak Kinal.

"Hahaha! Lepaskan dia?!" Professor V menatap Jinan, "Jangan harap!"

Professor V tertawa sinis, kemudian menjilat pipi Jinan yang berada dalam genggamannya.

"Lepaskan dia, Professor laknat!" Bentak Cindy yang sedari tadi diam, "Atau kupatahkan leher kau!"

"Uuh!" Professor V menatap Cindy, "Aku takut!"

Sang Professor kembali tertawa, kemudian melanjutkan ucapannya, "Kalian semua, tidak akan menang melawan aku!"

Setelah berkata demikian, Professor V mengambil granat asap dari baju laboratoriumnya dan melemparkannya menyebabkan asap dari granat tersebut segera memenuhi ruangan dari markas tersebut.

Professor V memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kabur dan kembali ke laboratoriumnya.

***

Kinal POV

Suasana telah kondusif. Para mayat hidup tersebut kembali tenang, untuk sekarang. Seluruh prajuritku pun telah kembali ke markas. Mereka yang terluka menyembuhkan diri mereka sendiri. Sementara yang tidak terluka, terus mengawasi para mayat hidup tersebut melalui layar yang tersambung dengan kamera pengintai.

"Anda tidak apa-apa, Jenderal?" Aku berbalik menatap pemilik suara tersebut dan menggelengkan kepalaku seraya tersenyum tipis padanya.

Kulihat gadis tersebut berjalan mendekatiku. Semangkuk kuah panas berada di tangannya. Dia menyerahkan kuah tersebuh padaku.

"Buat saya?" Tanyaku padanya.

"Iya. Ini buat anda." Jawabnya sedikit gugup.

Aku tersenyum dan menerima kuah tersebut dari tangannya. Tapi, aku tidak meminumnya. Aku hanya meletakkan kuah tersebut di sampingku.

Terdengar helaan napas saat dia duduk di sebelahku. Kutatap wajahnya sejenak. Tampak ada kebencian dan aura balas dendam di wajahnya. Dan aku tahu, dia bukanlah gadis biasa.

City of Dead(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang