Episode 06

233 23 1
                                    

Kinal dan pasukannya telah kembali ke markas dengan membawa serta gadis kecil yang mereka tolong.

"Dia masih syok, Jenderal. Apa yang harus kita lakukan?"

Kinal berpikir sejenak kemudian tersenyum dan mendekati gadis kecil tersebut.

"Kamu laper?" Tanya Kinal.

Gadis kecil itu hanya mengangguk sambil terisak. Kinal kembali tersenyum dan menyuruh salah satu prajuritnya untuk mengambil stok makanan mereka.

"Sekarang, kamu tenang ya. Jangan nangis. Nanti kamu nggak cantik lagi." Kinal mencoba menghibur gadis kecil tersebut.

Gadis kecil tersebut kembali menganggukkan kepalanya dan mulai menghentikan tangisnya.

"Ini, kakak ada bubur instan. Kamu laper kan? Kakak masakin buat kamu ya."

Kinal berlalu ke dapur mini markas mereka dan mulai memasak bubur instan tersebut.

"Jenderal kita, punya sisi lembut juga ternyata." Ucap Lina.

Seluruh prajurit hanya terkekeh mendengar ucapan dari Lina.

***

Sementara itu....

Hujan yang turun belum juga berhenti membuat bau amis darah tercium dimana-mana. Para zombie tersebut masih saja sibuk mencari mangsa mereka.

Teriakan pilu terus terdengar kala orang yang selamat berhasil diterkam dan dimangsa oleh zombie-zombie tersebut.

"Hiro, aku takut."

"Jangan takut. Aku disini, Erni."

Kedua suami istri tersebut tampak bersembunyi di balik sebuah pusat pertokoan untuk melindungi diri mereka.

"Aku lelah dan.... Lapar."

Pria yang bernama Hiro tersebut melihat ke kiri dan kanan memastikan semuanya aman.

"Kamu tunggu disini ya. Aku akan mencarikan makanan untukmu."

Hiro pun berjalan perlahan meninggalkan sang istri yang bersandar lemas pada sebuah rak barang.

Dia mengambil beberapa makanan instan seperti kerupuk. Tak lupa, dia juga mengambil beberapa botol minuman untuk dijadikan cadangan.

Setelah itu, dia bergegas kembali ke sisi istrinya.

"Erni, maaf sudah membuatmu menunggu lama." Ucapnya berbisik.

Sang istri tersenyum lemah kepada Hiro yang memberinya sebotol air minum.

"Jangan takut. Kita pasti bisa bertemu dengan anak kita. Anak kita bukanlah seorang penakut." Hiro berusaha menenangkan sang istri.

***

Di tempat lain, Jinan dan Cinhap baru saja menyelesaikan tetesan terakhir dari kopi mereka.

"Ibu bisa jalan? Punggung Ibu masih terluka." Ucap Cinhap.

"Cindy, Ibu tidak kenapa-kenapa. Nggak usah khawatir." Jawab Jinan tersenyum.

Cinhap tentu saja khawatir apalagi melihat Jinan yang sedang bersusah payah untuk berdiri dari kursinya sekarang.

"Sini Bu, biar aku bantu."

Cinhap mengambil inisiatif membantu Jinan berdiri dan memapahnya.

"Sampai kapan kamu akan membantu Ibu kayak gini, hmm?"

"Sampai kita menemukan klinik yang bisa menyembuhkan luka Ibu. Peluru yang digunakan wanita gila itu bukan peluru sembarangan. Ada racun yang terkandung di dalam pelurunya." Jawab Cinhap.

City of Dead(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang