Episode 04

268 26 0
                                    

"Nah, kita sudah sampai." Ujar Kinal.

Allisa melihat ke arah markas yang dibilang oleh Kinal dan dia cukup kagum dengan markas tersebut.

"Tidak usah kagum begitu." Ledek Kinal tersenyum.

"Siapa pula yang kagum." Balas Allisa ngeles.

Masih dengan senyumnya, Kinal pun melangkah masuk diikuti oleh Allisa dan pasukannya.

***

Sementara itu...

Cinhap dan Jinan baru saja selamat dari kejaran Violet yang berusaha membunuh mereka.

"Akhirnya. Kita berhasil keluar dari kampus." Ujar Cinhap.

Jinan melihat tetesan keringat yang keluar membasahi wajah manis Cinhap.

"Turunkan Ibu, Cindy. Ibu yakin kamu sudah begitu capek kan." Ucap Jinan.

Cinhap melirik Jinan yang ada di punggungnya sekilas kemudian menurukan dosennya tersebut.

"Ibu tidak menyangka bahwa kamu ini ternyata kuat sekali." Lanjut Jinan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Cinhap tersipu saat Jinan memujinya. Jantungnya berdegup kencang saat Jinan mulai mengelap keringatnya menggunakan sapu tangan yang diambil dari tasnya.

"Kenapa? Kok kayak takut gitu ngeliat Ibu?" Tanya Jinan.

Cinhap tidak menjawab. Perlahan tangannya terangkat meraih tangan Jinan yang sedang mengelap keringatnya.

"Bu, Ibu terlalu baik padaku. Aku ini tidak apa-apa capek asalkan Ibu bisa selamat." Ucap Cinhap kemudian.

"Cindy, Ibu menghargai usahamu itu. Tapi, ingat kamu harus menyimpan tenagamu agar kita bisa terus lari dan menyelamatkan diri dari kota ini." Balas Jinan mengusap pelan rambut Cinhap.

Perbuatan Jinan tentu saja membuat Cinhap semakin tersipu.

"Tahan, Cindy! Tahan! Kamu bisa. Ayolah! Lagian dia sudah menjadi calon istri orang lain." Batin Cinhap.

Cinhap merasakan dekapan hangat pada tubuhnya. Dia tahu bahwa itu adalah Jinan. Tapi, kenapa Jinan memeluknya?

Sekilas Cinhap melihat Violet berdiri memegang pistol yang mengeluarkan asap. Cinhap yang mengerti dengan keadaan tersebut pun hanya bisa terkejut dan menopang tubuh Jinan di pelukannya.

"Sudah kubilang kan kalau kalian tidak bisa lari dari kejaranku." Ujar Violet dengan senyum sinisnya.

"Sial! Takkan kubiarkan kau melukaiku ataupun Bu Jinan!"

"Tapi, dia sudah terlanjur terluka oleh peluruku. Dan sekarang, giliran kamu!"

Violet mengokang pistolnya dan kembali mengarahkan pistol tersebut ke arah wajah dari Cinhap.

Cinhap yang memang pada dasarnya tidak memiliki rasa takut pun menatap tajam pada tangan kanan dari Professor V tersebut.

"Nekat juga kau rupanya."

"Aku tidak pernah takut!"

"Baiklah! Kau yang meminta ini."

Violet hampir menarik pelatuknya jika saja seekor zombie tidak menerkamnya.

"Ukh! Makhluk menjijikkan!"

DOR!!

Sebuah tembakan diarahkan Violet tepat di kepala zombie tersebut.

Saat itulah, Cinhap mengambil kesempatan untuk lari dari Violet. Tidak lupa, dia kembali membawa Jinan di punggungnya.

"Bertahanlah, Bu. Aku akan mengobati Ibu." Gumam Cinhap.

City of Dead(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang