chapter 2

34 2 2
                                    


Bukan hanya di sekolah Ali juga sering menghalangiku di depan rumahnya ketika kesekolah, kebetulan jalan ke sekolah lewat depan rumahnya, ketika aku lewat dia menghadang dan akhirnya kami kadang bersama kesekolah dan itu membuat teman-teman heran karena aku dengan Ali selalu bertengkar bahkan secara terang-terangan aku mengatakan depan umum kalau aku sangat membencinya, bagaimana tidak dia selalu mengangguku dari mulai masuk sekolah yang tidak kutau saat itu sampai kapan dia akan terus menggangguku.

Untuk menjahiliku, berbagai cara telah di perbuat Ali padaku, selain mengangguku saat belajar dan menarik jilbabku atau saat aku lewat dia kadang menghalangi jalanku. Dia juga kadang memaksaku untuk memperlihatkan tugasku padanya, itu yang paling aku benci darinya, dia tidak mengerjakan tugas dan selalu mengharap tugas padaku. Setipa pagi dia sudah ada menunggu di mejaku untuk meminjam tugasku. Tanpa rasa malu bahkan bersalah dia langsung meminjam dan bahkan dia kadang mengambil sendiri dalam tasku, setelah dia meminjam dia mengembalikan dan mengejekku kembali. Jujur aku kadang berdoa agar tak dipertemukan laki-laki yang menjengkelkan seperti dia dan yang membuatku jengkel kenapa kau tak pernah melawan saat dia melakukan itu.

Saat Ali menggangguku aku selalu mengadu pada sahabat-sahabatku. Namun, respon mereka diluar dugaanku, mereka malah suka aku diganggu dengan Ali karena hanya dia senang lihat aku dengan Ali bagaikan tom and jerry, sumpah demi apa aku tambah jengkel dengan laki-laki yang berana Ali.

Akhirnya, saat-saat yang kutunggu yaitu penaikan kelas. Bukan penaikan kelasnya yang kutunngu ataupun nilai raporku tapi perpisahan dengan Ali yang menjengkelkan, aku berdoa agar tidak sekelas dengannya, aku rela di kelas manapun asal tidak sekelas dengannya.

Semua siswa kelas satu berbaris rapi di lapangan sesuai kelas masing-masing. Suara Pak Somad guru kami menghentikan keributan kami, beliau menyebutkan satu persatu nama-nama kami sesuai kelas yang kami dapatkan. Saat itu aku memilih kelas IPA dan aku tau kalau Ali juga memilih kelas itu. Sialnya, setelah namanya di sebutkan dan beberapa nama temanku, ternyata ada namaku juga.

Sial sial sial, kenapa harus sama dia lagi sih. Apa sudah jalanku selalu melihat dia. Setelah namaku di sebutkan dia melihatku dengan mukanya yang sengaja dijelekkan kearahku.



Next.......

LOVE TWO WEEKSWhere stories live. Discover now