Chapter 4

29 3 2
                                    


Karena Ali selalu melarangku mendekati laki-laki yang tidak benar menurutnya dan menyuruhku agar fokus belajar saja dan memperhatikan dia, aku jadi tidak dekat lebih dari teman dengan laki-laki lain, aku tidak tau kenapa aku mendengarkannya mungkin karena menurutku itu benar aku harus fokus dengan sekolahku. Tapi, kenapa aku hanya harus memperhatikan dia dan aku juga turut akan itu, padahal kami sering bertengkar. Tapi benar, itu yang membuat kami semakin dekat.

Aku merasa ada yang beda aku dengan dia, aku merasa bukan kau yang dulu yang sangat membencinya, ada yang berubah dalam diriku. Ada apa denganku?, kenapa dengan Ali?, hati dan pikiranku bertanya.

Yahhhh........aku suka dia yang apa adanya, aku terbiasa dengan kejahilannya, aku senang dia menggangguku, aku senang dia memperhatikanku, aku senang dia selalu menghadangku depan rumahnya, aku senang dia selalu mengajakku kekantin, aku mulai senang dengannya.

Begitu banyak kisah yang kami lalui bersama yang berbeda dari yang lainnya, kami selalu bertengkar, saling mengejek, dan saling sayang bahkan sesekali kami kadang saling mengungkapkan perasaan lewat canda dan kalian tau kami saat ini tanpa status yang jelas, kami senang dengan status kami yang tanpa ikatan karena kami bahagia saling melengkapi satu sama lainnya.

Saat-saat yang kuhindari akhirnya tiba, aku menangis karenanya, aku bukan menangis terharu, aku menangis sedih, aku menydari aku bodoh kenapa aku menangis mendengar dia menjalin kasih dengan salah satu teman sekolahku, aku sadar aku bukan siapa-siapa baginya, aku hanya selingan yang selama ini mengisi hari-harinya. Sungguh sakit tuhan, tapi aku tak punya hak untuk marah, tapi air mata ini tak tertahankan mengalir keluar membasahi pipiku menjadi penanda kalau hatiku sakit.


Next.........

LOVE TWO WEEKSWhere stories live. Discover now