Walaupun pacaran dengan Ani, Ali selalu mengusikku dari mulai bantu kerja tugas sampai kekantinpun, lama kelamaan aku merasa tidak enak dengan Ani, karena kadang aku melihat Ani menatapku dengan tatapan sinis saat aku berdua dengan Ali. Aku sadar wajar Ani marah karena dia pacarnya Ali, tapi Ali melarangku untuk mempermasalahkan itu, katanya itu urusannya dengan Ani, aku cukup selalu bersamanya. Aku tak tau kenapa dia selalu ingin bersamaku, diapun tak pernah menyatakan perasaanya padaku, jadi pikirku dia memnag tak punya perasaan apa-apa, mungkin dia nyaman denganku sebagai temannya.
Tidak lama kemudian, kudengar kabar kalau mereka putus. Seperti biasa Ali akan curhat padaku, yang kutau mungkin Ani sudah lelah menerima kalau Ali selalu selingkuh darinya. Aku cukup tau sampai disitu aku tidak ingin cari tau lagi, biarkan masalah mereka jadi urusan mereka berdua.
Ujian Nasional Tingkat SMA telah selesai, kami mulai berbondong-bondong mendaftar di Universitas keinginan kami. Takdir tidak menyatukan aku dengan Ali saat itu, Universitas kami berbeda.
Hari-hari kulewati dengan wajah yang baru tanpa ada wajah menjengkelkannya yang selalu hadir di pagi hingga soreku. Walaupun begitu Ali masih selalu menghubungiku lewat telefon dan soisal media. Bahkan, kami tetap selalu bertengkar lewat telefon, saling mengingatkan satu sama lain, salin cerita kehidupan kampus kami masing-masing, sampai semua perempuan-perempuan yang jadi korban pacaran sesaatnya dan dia masih tetap memanggilku si jomblo karena dia tau aku tak pernah pacaran dan tak pernah bahas laki-laki seoranga pun depannya. Biarpun Ali playboy atau semacamnya yang pacarnya dimana-mana dia tetap mengutamakanku, memperhatikanku dan aku suka itu.
Walapun kami masih menjalin silaturhami, namun pertemuan kami sudah jarang terjadi bahkan sangat tidak pernah lagi. Bagaimana tidak, aku sibuk dengan tugas kuliah dan kegiatan lainnya begitu juga dengannya. Kami kadang saling mengeluh karena ada rindu diantara kami yang ingin di tebus, namun keadaan yang tidak memungkinkan sehingga kami hanya pasrah. Ali selalu berniat mendatangiku tapi aku selalu menolak walaupun aku juga mau tapi dia sangat jauh dan aku tidak ingin menyusahkannya.
Hingga suatu saat dia menelfonku dan mengatakan ingin menjadi bagian dari hidupku seperti seorang kekasih bukan lagi sekedar teman dan ingin menjagaku. Jujur aku syok mendengarnya, entah bagaimana perasaanku saat itu aku bahagia ataukah aku juga sedih, aku takut dia tidak betul-betul menyukaiku, tapi disisi lain aku juga ingin bersamanya lebih dari teman.
"kenapa diam, jawab dong, kamu mau nggak jadi pacar aku?"
"apaan sih Li, jangan bercanda deh, aku lagi sibuk kerja tugas". Ketusku padanya, walaupun sebenarnya aku tidaks edang sibuk."
"kerja tugasnya nanti aja, kan tinggal kamu jawab ia atau tidak. Yahh....mungkin berat bagimu karena pasti kamu nganggap aku banyak pacar dimana-mana, jujur mereka bukan siapa-siapa, aku tidak serius dengan mereka, aku maunya kamu, kita tuh sudah dekat banget dan aku mau kita ada status, aku mau jagain kamu, aku udah capek jadi teman terus dan menyembunyikan rasa ini sejak kita masih SMA dulu."
"kamu bisa jagain aku tanpa kita harus pacaran Li. Sebaiknya fokus aja dulu kuliah, kalau pacaran mah gampang"
"tapi aku maunya kita jelas, aku tanya kamu maukan?" tanyanya kembali padaku dengan nada suaranya yang sedikit membujuk.
Aku tak tau harus jawab apa, aku senang namun aku takut, ya Tuhan aku menyukainya tapi aku belum yakin sepenuhnya. Karena aku bingung sampai mau nangis sampai akhirnya aku tutup telefonnya dengan cepat.
"udah ya Li, aku ngantuk. Wassalam"
Tiba-tiba hpku berdering. Itu pesan singkat dari Ali.
"aku menganggap kamu sudah terima aku dan kita pacaran karena kamu tidak menjawab, diam berarti ia."
Kesimpulan Ali membuatku tercengan dan bertanya-tanya apa maksudnya ini. daripada pusing aku tidur semoga besok harinya akan baik-baik saja.
Next......
YOU ARE READING
LOVE TWO WEEKS
Short Storysatu hal yang harus kulakukan adalah memberinya selamat atas kebahagiaan dan kehidupan barunya. jangan cuma dibaca ya tapi di follow juga, mungkin kita bisa berteman baik. selamat membaca, semoga bermanfaat. -Rasa dalam balutan rahasia part 2- Say N...