05

120 15 1
                                    

"Untuk poin yang terakhir ini, saya mohon kesediaannya untuk Nn. Muda Kim Sohyun untuk naik ke atas podium. Begitu pula dengan Tn. Min Yoongi untuk ikut menaiki podium"

Hampir semua yang ada diaula tampak bingung, mengapa Nn. Sohyun dan Tn. Yoongi harus naik ke atas. Tapi tampaknya sekretaris Kim dan juga keluarga sohyun nampak tak bingung akan hal tersebut, mereka hanya memperhatikan sambil tersenyum teduh ke arah sohyun.

Sohyun yang memang tak mengerti mengapa ia harus keatas, ia melirik sekretaris kim dengan mimik wajah seakan akan berkata "apa aku harus naik?" Sepertinya sekretaris kim memahami mimik wajah itu ia hanya mengatakan " tak apa nona naiklah" dengan senyum memberikan keyakinan kepada sohyun

Sohyun akhirnya hanya mengikuti saja. Bahkan ia juga tidak mengenal Tn. Min Yoongi. Akhirnya ia mulai berjalan menuju aula, tapi ketika ia berbalik ternyata..

"Kenapa ia ikut naik? Apakah ia Tn. Min Yoongi? Apa yang terjadi?" Batinnya. Kini ekspresinya seperti terkejut melihat siapa pria yang ikut dipanggil namanya untuk naik bergabung dengan dirinya. Sedangkan pria itu hanya memberikan senyuman kepada sohyun. Lalu berdiri tepat disamping sohyun.

Saat ini baik sohyun maupun min yoongi sedang berdiri menghadap para tamu. Sohyun yang mulanya memasang ekspresi terkejut kini mulai merubahnya menjadi ekspresi seoalah olah biasa saja, meski pun sebenarnya hati nya terus bertanya tanya.

"Baiklah karna Nn. Muda Kim dan Tn. Min Yoongi sudah berada diatas sini. Maka saya akan membacakan point terakhir ini

Disurat ini tertulis bahwa 'saya yang bertanda tangan Kim Songhae tanpa paksaan pihak mana pun telah memutuskan bahwa anak saya yang bernama Kim Sohyun akan menikah dengan putra dari Tn. Min Yoosi. Dan pernikahan tersebut harus terlaksana dengan tempo paling lama 2 minggu dari sejak surat ini dibacakan' " baca Pengacara Jung dengan lantang.

Seketika suara gemuruh tepuk tangan menggema diruangan besar tersebut. Semua tamu undangan, keluarga, serta karyawan berdiri sambil bertepuk tangan. Tak sedikit pula dari mereka yang memuji pasangan baru tersebut.

Tapi.. tidak dengan sohyun. Ia tertegun setelah mendengar point terakhir itu. Pikirannya kembali mengingat kejadian malam sebelum insiden itu.
"Apakah ini yang appa dan eomma bicarakan waktu itu?" Batinnya

Jika saja ini tidak dihadiri banyak orang. Mungkin detik ini juga ia akan jatuh kelantai dan menangisi nasibnya.

"Baiklah karena point terakhir telah di bacakan oleh pengacara Tn. Jung Haesok. Maka berakhirlah acara kita pada siang hari ini. Terima kasih atas waktunya" tutup MC tersebut

Semua undangan satu persatu naik ke podium menajabat tangan Min yoongi dan juga kim sohyun, semua memberikan kata selamat atas keduanya, bahkan tak jarang ada yang menggoda mereka. Sohyun berusaha untuk tersenyum menanggapi hal tersebut. Tetapi yoongi ia seakan akan tidak terkejut. Sifat nya terkesan biasa saja

"Yunniee.. cukhae" kini sepupunya taehyung dan seokjin yang mendatangi nya.

"Wah kau akan segera menikah. Gadis kecil kami akan membangun keluarganya" seokjin mencoba menggoda sohyun. Sohyun hanya memasang wajah seperti senyum yang dipaksakan

Mereka juga memberi selamat pada yoongi.

Acara salam salaman telah selesai, ruangan ini kembali sepi. Hanya ada beberapa orang yang sedang mengobrol sambil berjalan akan keluar ruangan.

"Bisa kita bicara?" Tanya yoongi. Ya mereka masih berdiri di podium tersebut. Sohyun yang sedari tadi masih memikirkan apa yang terjadi, langsung menoleh ketika seseorang berbicara padanya.

"Sekretaris Kim, apa aku punya jadwal?"riri bertanya tersebut dengan wajah yang memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong. Ia rasa masalah ini memang perlu dibicarakan.

"3 jam lagi kau ada rapat pertemuan untuk menyambung rapat minggu lalu yang tertunda Nona" jawab sekretaris kim sopan

"Ah ne. Baiklah" jawabnya dan langsung jalan meninggalkan sekretaris kim dan yoongi.

**********

Sepanjang perjalanan tak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan. Terutama sohyun, ia benar benar merasa tidak nyaman berada dimobil orang lain.

Awal sebelun mereka berangkat sohyun sudah menolak untuk semobil dengan yoongi. Tapi yoongi ia terus menerus meyakinkan, dan disinilah mereka sekarang didalam satu mobil.

Yoongi sesekali melirik sohyun yang sedang duduk diam menatap lurus jalanan.

"Sudah sampai, tunggu sebentar"
Kini mereka sudah sampai di cafe yang tidak terlalu jauh dari kantor sohyun.
Kemudian yoongi turun dan segera membukakan pintu untuk sohyun

"Silahkan" yoongi
"Terima kasih" sohyun

Cafe ini tidak terlalu ramai mungkin karna memang jam makan siang sudah lewat. Hanya ada beberapa orang saja.

Kini mereka sudah duduk dibangku yang posisinya ada dibelakang tetapi dipinggir tepat bersampingan dengan dinding kaca yang menghadap kejalan.

Makanan juga sudah dipesan, kini mereka sedang menunggu makanan tersebut.

"Ekhem" yoongi berdehem seperti pertanda bahwa ia ingin memulai topik obrolan.

Sohyun yang awalnya hanya tertunduk sambil memainkan jarinya, kini menatap yoongi seakan tau bahwa yoongi ingin mengatakan sesuatu.

"Hmm ten-" ucapan yoongi dipotong oleh pelayan yang mengantarkan minuman untuk mereka

"Permisi tuan dan nona. Ini minumannya" seru pelayan, kemudian pergi.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" Sohyun mengerti apa yang akan dikatakan yoongi. Tapi ia hanya bertingkah seolah olah tidak mengerti.

"Tentang perjodohan itu, sebenarnya aku sudah mengetahuinya dari dulu" ntah apa penyebabnya, yoongi saat ini sedang gugup, tapi ia berusaha keras untuk menutupinya dari sohuyun.

"Cih, sudah kutebak. Pantas saja kau tidak terkejut saat point terakhir itu dibacakan" ucap sohyun sinis. Karena memang ia curiga saat point itu dibacakan. Karena hanya dia yang terkejut, bahkan keluarganya pun tampak tersenyum bahagia ketika poin itu dibacakan.

"Jika kau memberiku kesempatan. Aku akan menceritakan semuanya dari awal. Dan aku tebak kau juga pasti ingin mengetahuinya langsung, bukan?"

Sohyun hanya diam. Karena memang sebenarnya ia ingin mengetahuinya secara langsung. Tapi entah apa yang terjadi, lidahnya seperti keluh untuk sekedar mengiyakan pernyataan yoongi tersebut.

Seakan mengerti maksud dari ekspresi sohyun yoongi pun berkata

"Diam, ku anggap sebagai iya"

Yoongi menarik napasnya dalam sebelum mulai mengatakan

"Waktu itu adalah hari kelulusan ku di SMA, dan saat itu juga kau sedang fokus dengan ujian nasionalmu di SMP...
.
.
.
.
.
.
.
.

Next

WASIAT || MIN YOONGI X KIM SOHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang