Bagian 10

23 3 0
                                    

Pukul 06.15, Rangga sudah ada didepan rumah ku. Aiisshh, dia tampan sekali pagi ini, eh memang dia tampan setiap hari cuman aku baru sadar saja haha. Aku segera memakai helm dan naik ke motornya.

"Sudah sarapan?" tanya Rangga.

"Sudah"

"Pintaarr, setiap hari jangan lupa sarapan dulu ya"

"Siap komandan hahaha", kami pun tertawa bersama. Sepanjang perjalanan tak habis-habis nya kami mengobrol, selalu saja ada topik yang dibicarakan.

Aku dan Rangga sudah sampai disekolah. "Pagi pak Ade" sapa Rangga pada redguard sekolah.

"Pagi Rangga, gimana? Kemarin sukses?", tanya pak Ade sambil mengedipkan matanya, aku hanya bisa berlagak cengo karena tidak mengetahui apa-apa.

"Sukses dong", jawab Rangga sambil meranik pinggangku sehingga tak ada jarak antara tubuhku dengannya, akupun tersenyum kikuk pada pak Ade.

"Hei! Sudah, lepas-lepas nanti kelihatan guru kalian bisa masuk ruangan BK"

"Hehe, yaudah pak. Kita masuk kelas dulu", Rangga menarik tanganku, kami pun berjalan beriringan. Saat tiba dikoridor sekolah, kita berdua langsung jadi pusat perhatian.

Widih mereka jadian.

Iya, kemarin temenku ikut bantuin Rangga nembak Ratu.

Yaahh, potek hatiku.

Huh, harusnya kan Rangga jadian sama aku.

Gimana ceritanya sih itu si Ratu bisa jadian sama Rangga.

Mereka cocok ya, yang cowoknya ganteng yang ceweknya cantik.

Rangga semakin mengeratkan genggamannya ditanganku, dia hanya bersikap datar saat aku dan dia jadi bahan pembicaraan pagi ini. Aku memaklumi nya, Rangga ini salah satu cowok yang banyak dikagumi sama perempuan-perempuan disekolah ini, jadi wajar saja saat mereka mengetahui kita jadian kita jadi tranding topic disekolah ini.

"Rangga!", sontak aku dan Rangga menghentikan langkah dan menoleh ke belakang, itu Firza salah satu teman sekelasnya Rangga.

"Eh elo, ada apa?", tanya Rangga pada Firza.

"Gapapa sih, pengen bareng aja. Tapi gak ganggu kan?"

"Haha lo ini, ayolah. Nggak ganggu ko"

"Ini yang namanya Ratu?", tanya Firza sambil berbisik pada Rangga namun dia tidak pandai dalam berbisik, buktinya ucapan dia bisa aku dengar, aku lihat Rangga hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"Cantik, awas lo jangan disia-siain"

"Haha nggak bakalan", tinggal 3 langkah lagi aku sudah sampai didepan kelas.

"Eh yang, udah nyampe", aku langsung menoleh ke arah nya saat dia memanggil aku dengan sebutan yang.

"Kenapa? Gak salah kan aku manggil kamu yang?"

"Nggak hehe"

"Udah ah sana masuk, belajar yang bener", ucapnya sambil mengacak rambutku pelan.

"Ish, jangan diacak-acak dong. Jadi jelek kan", ucapku tidak terima dengan perlakuan Rangga.

"Haha apaan sih, kamu cantik ko", blush! Wajahku seketika terasa panas karena dapat pernyataan itu dari Rangga.

"Ekhem! Susah ya klo sama orang yang jatuh cinta", seketika aku dan Rangga menoleh ke belakang. Ternyata dari tadi masih ada Firza, aku kira dia sudah duluan masuk kedalam kelas.

Dari SENJA untuk PURNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang